27. Kekasih Bayangan?

314 18 54
                                    

Sementara itu....

"Hey, Ryan, bagaimana sekarang?" tanya Kory melalui layar monitor dekat dashboard. Saat ini, ia, Ryan, Dylan, Suho, dan Nathan sedang berada di samping sekolah, tepat dimana mobil ven kuning tadi berhenti.

"Aku tidak bisa melacak dimana Norman berada. Bisa jadi karena sekarang ini dia berada di luar kota, sementara GPS kita hanya mampu menjangkau seluruh area Kota Daedo saja, atau...."

"Adanya alat serupa drone untuk menghalau sinyal sehingga GPS kita tidak bisa melacak keberadaan Norman?" tebak Nathan dan dijawab anggukan Ryan.

"Hanya ada satu cara," ucap Dylan.

"Apa?" tanya Kory.

"Z, pindai jejak ban di titik ini."
"Baiklah."

Mobil Tobot Z segera memindai jejak ban lalu memilahnya dan itu memerlukan beberapa waktu. Sembari menunggu Mobil Tobot Z memberi kabar, Kory kembali membuka suara.

"Entah mengapa aku merasakan seperti dejavu."

"Apa?" ucap Nathan terkejut.

"Kalian masih ingat dengan kejadian lima tahun silam saat Norman dibawa pergi Chun dan anak buahnya?"

"Ya."

"Walau pelakunya berbeda, tetapi, entah mengapa kejadian saat ini sedikit mirip dengan kejadian lima tahun silam."

"Itu karena kejadiannya sama antara dulu dan sekarang, yaitu tentang Norman yang diculik."

"Kau benar."

"...."

"Kuharap tidak ada lagi kejadian-kejadian yang serupa dengan kejadian di masa lalu. Aku tidak ingin masa lalu terulang kembali. Cukup sampai di sini."

"Kory...."

"Semoga saja," ucap Suho dan Kory tersenyum miris mendengarnya. Ia menunduk dengan kedua tangan mengepal erat.

Tiba-tiba, Kory merasakan hatinya linu dan sesak. Ia menduga perasaannya yang demikian menandakan ia sedang merasakan firasat buruk, yang artinya mungkin telah terjadi sesuatu kepada Norman. Ia menghela nafas dan menoleh ke arah sekitar.

"Tenanglah, Kory. Kita pasti menemukannya. Kita akan menyelamatkannya dan yakinlah dia baik-baik saja," ucap Dylan.

"Semoga saja. Karena...."

"...."

"Aku merasakan firasat buruk."

Mendengar ucapan Kory membuat Ryan, Dylan, Suho, dan Nathan diam membisu. Itu karena kini mereka merasakan hal yang sama yang dirasakan Kory. Hal itu membuat Dylan gusar lalu ia memukul setirnya.

"Sial!"

"Haruskah kita memberitahu Dolly akan hal ini?" tanya Ryan.

"Jangan!" cegah Kory.

"Kenapa?"

"Atau dia akan jadi cemas dan konsentrasinya terhadap pekerjaannya akan buyar."

"Tetapi dia Ibunya," ucap Nathan.

"Justru karena dia ibunya."

"Apa maksudmu?" tanya Suho tidak paham.

"Dulu, saat Norman diculik, keadaan Dilly sangat memprihatinkan. Dia sakit dan dia...."

"...."

"Aku tidak mau karena Norman diculik, lalu Dolly...."

"Kory, dengarkan aku!" ucap Suho mengangkat suara.

Six Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang