"My eyes want to see you. I'm stuck by your charm. My heart is stuck on you."
A Song by
Twice - StuckBTS Jimin X Twice Mina
🎶
Gemuruh hujan mulai terdengar. Angin berhembus kian kencang, menerbangkan rintik-rintik hujan yang kian lama kian menderas. Suara hati kecilku berteriak, inginku melepaskan semua yang ada dalam angan namunku tak punya keberanian untuk itu.Dari kejauhan, aku dapat melihatnya yang sedang bermain basket. Tak peduli dengan hujan yang mengguyurnya kian deras. Aku di atas sini hanya bisa memandanginya.
Sambil tersenyum, aku menggambar 'hati' di permukaan kaca yang berembun. Kutopang dagu, melihat wajahnya yang tertawa dengan bingkai hati yang baru saja kubuat membuat hatiku tiba-tiba berdebar, bertanya-tanya, kapan aku bisa memiliki malaikat sepertinya.
Caranya tersenyum, caranya tertawa, caranya berbicara, dan semua yang ia lakukan terlihat sangat mempesona bagiku. Ia adalah satu dari segala keindahan yang pernah kulihat di dunia.
Tapi aku bisa berharap apa? bahkan untuk dapat bertatap muka langsung dengannya, rasanya sangat sulit. Dia itu begitu populer, sedangkan aku hanya murid biasa.
Setiap hari, dengan harapan ia akan membalas suratku, aku selalu menyelipkan surat ke dalam lokernya. Aku tahu, suratku pasti tenggelam oleh barang-barang dari siswi perempuan lain yang menyukainya, jadi aku tidak berharap banyak.
Saat aku sedang berjalan ke perpustakaan, aku melihatnya, dia sedang berbicara dengan seorang perempuan. Dia Rose, teman sekelasku, tentu saja ia lebih tinggi dan cantik dariku. Aku tersenyum kecut, kapan aku bisa berada di posisinya.
Saat itu juga, Jimin tiba-tiba melirik ke arahku, membuatku langsung mengalihkan perhatian dengan masuk ke dalam perpustakaan.
Aku menangkup kedua pipiku yang memerah. Astaga, aku ini hanya diliriknya saja, itupun hanya sedetik! tapi ia berhasil memberikan efek yang sangat besar pada tubuhku.
Mataku tanpa sadar mengintipnya lagi lewat celah jendela, tapi aku tidak dapat melihatnya. Badanku terus condong ke depan, mencari-cari sosoknya yang ingin terus ku lihat.
Seseorang mendorong tubuhku dari belakang, membuat kepalaku terantuk kaca jendela cukup keras. "Aww!"
"Kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak-" Aku terdiam, mematung dan melotot saat melihatnya-Jimin-yang menatap penuh kekhawatiran kepadaku.
"Ya! Jidatmu berdarah!" Tanpa aba-aba, Jimin meraih tanganku, menarikku menuju ruang kesehatan.
Bodohnya, aku malah terus melihat bagaimana tangan kami saling mengenggam bukannya khawatir dengan jidatku yang terus mengeluarkan darah.
Kedua sudut bibirku terangkat, membentuk sebuah senyuman manis yang belum pernah aku perlihatkan pada siapapun kecuali saat memandangnya.
Begitu sampai di ruang kesehatan, ia mengobati jidatku. Katanya, jidatku sedikit tergores pinggiran jendela tapi siapa peduli, yang aku pedulikan saat ini adalah bagaimana caraku untuk dapat mengabadikan momen ini. Oh, aku sudah jatuh terlalu dalam padanya.
"Yang selalu menyimpan surat di dalam lokerku, itu kau, kan?" tanyanya setelah membalut lukaku dengan perban kecil.
Aku tergagap. "Ba-banyak siswi yang menyukaimu sunbae, itu pasti bukan milikku."
"Look! Darimana kau bisa tau semua itu jika kau tidak pernah memasukan sesuatu kedalam lokerku?" Ia menyeringai. "Kau sudah ketahuan, Myoui Mina."
"Darimana kau tahu namaku?"
"Tentu saja, karena kau selalu menuliskan nama itu di ujung kanan suratmu."
"Su-sunbae membacanya?" mataku membola, ia mengangguk.
"Kau selalu menyimpannya sebelum bel masuk berbunyi, tepat pukul tujuh, saat aku masih ada di lapang basket, benar?"
Heol, dia bahkan tahu dengan tepat kapan aku menaruh surat itu di lokernya.
"Tapi beberapa hari ini kau tidak menyimpan surat di lokerku lagi, jadi aku bertanya pada temanmu, apa kau sudah punya pacar-"
"Aniyo! "
"Mwo? "
"A-aku ... Aku hanya menyukaimu," ucapku pelan. Aku menggigit bibir dan menunduk malu, apa yang sudah kau lakukan Mina, kau mempermalukan dirimu sendiri.
Tanpa diduga, Jimin malah meraih kedua tanganku, mendekatkannya ke bibirnya dan mengecupnya. "Terima kasih, kupikir aku akan ditolak sebelum menembakmu."
Oh astaga, lihatlah bagaimana caranya meluluhkan hatiku. Aku merasa jadi orang yang paling beruntung. Tapi tunggu-itu artinya ia ... Menyukaiku?
Ia tersenyum, seolah bisa membaca pikiranku. Tanganya terangkat membelai rbutku lembut. "Aku menyukaimu, bahkan sebelum kau menyimpan surat di dalam lokerku, aku sudah menyukaimu."
"Ta-tapi bagaimana bisa?"
"Aku akan menceritakannya nanti, jadi ini hari pertama kita?" tanyanya dengan suara lembutnya. Tanpa harus berpikir lagi, kepalaku mengangguk senang. Ia terkekeh, mengacak rambutku gemas sebelum kembali menggenggam tanganku dan keluar dari ruang kesehatan.
Aku terjebak, aku terjebak pada pesonanya yang seolah menghipnotisku. Aku ingin menghentikan waktu, supaya kami dapat menghabiskan waktu lebih lama lagi.
🎼This is like a dream. I don't want to wake up now. you don't know me. I think it's okay. I like you now, again and again.
#Twice - Stuck
Semoga feelnya terasa.
What do you think?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtwice Song Fiction
FanfictionBerisi kumpulan fanfic yang terinspirasi dari lagu Bangtan dan Twice. Its all about BangTwice! Hope you enjoy read it! ;') [#4. Mixtape] [#6. KookNay] [#9. SaKook] [#10. Sarang] [#11. Namjung] Cover by, @suvinism Cr. Filter :: @/suvinism By, kima...