Hari ke-15

1.4K 199 40
                                    

Mereka hanyalah anak kecil yang ingin menjadi terkenal dengan bakat yang mereka punya. Bukan menjadi boneka agensi. Ataupun, pajangan agensi.

=Hari ke-15=

07:30 A.M

Setelah kejadian gila di rumah Wendy kemarin. Eunwoo dan Bin menjaga jarak. Sekalipun, mereka tidur sekamar. Tetap saja wajah kesal Bin masih terpasang.

Lihatlah, Bin bahkan melirik Eunwoo dengan sinis. Niat Eunwoo yang ingin memarahi Bin yang seenaknya mengacak lemari pakaiannya pun ia tahan. Bisa-bisa akan ada perang dunia ketiga jika Eunwoo memarahi Bin saat ini juga.

"Kau masih marah padaku?"

Bin melempar ponsel Eunwoo yang langsung diterima dengan baik oleh pemiliknya. Mata Bin menyipit tajam seolah mampu mengiris tubuh Eunwoo kecil-kecil.

Oh ayolah, apa aku harus menceritakan apa yang terjadi saat di rumah Wendy?

Strike.

Mereka berdua hanya berciuman saja. Tidak lebih. Walaupun, Eunwoo menginginkan lebih. Oh ayolah, Eunwoo itu seorang pria. Wajar saja ketika ia benar-benar menginginkan lebih, bukan? Tapi, Eunwoo mampu menahan hasratnya. Terlebih, saat ia sudah tahu masa lalu Bin.

"Orang gila mana yang tidak marah huh?! Kau menciumku di depan kekasihku!" Bin menaruh telunjuknya tepat di dahi Eunwoo. "Dan, pertegas jika aku tidak menikmati ciuman gilamu itu, Cha pervert Eunwoo!"

Eunwoo menyeringai kecil. Dalam ingatannya, Bin benar-benar menikmati permainan lidahnya. Bahkan, desahan tertahan Bin terdengar jelas di telinga Eunwoo saat itu.

Apa itu yang dinamakan tidak menikmati?

"Aku pergi! Terimakasih tumpangannya"

Eunwoo tersenyum kecil saat bahunya bertabrakan dengan bahu Bin. Ia menatap punggung tegap Bin yang yang berjalan menjauh.

Deg.

Eunwoo memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Ia masih menatap punggung Bin yang kian menjauh.

Tap.

Entah ada dorongan apa. Eunwoo berlari ke arah Bin dan memeluk erat Bin seolah Bin akan pergi meninggalkan Eunwoo. Heol, kenapa Eunwoo malah membuat drama dipagi hari yang cerah ini?

"Hari ini aku akan mempromosikan album pertamaku. Dan, aku harap kau datang"

=3=

"Di mana dia?"

Joonmyeon tersenyum kecil walaupun dalam kepalanya Joonmyeon mengatakan banyak kata-kata kasar. Namun, sikap profesional Joonmyeon sebagai ketua tertinggi di agensi harus tetap ia perlihatkan. Sekalipun, terhadap mahluk sialan seperti Sowon.

Joonmyeon memberikan secangkir teh kepada Sowon yang tiba-tiba sudah duduk tenang tanpa beban di sofa single yang seharusnya termasuk tempat duduk kebesarannya. Tolong dicatat itu!

Demi apa?! Joonmyeon benar-benar harus membuang Sowon supaya tidak seenaknya masuk ke ruangan pribadi Joonmyeon yang sialnya, Sowon memiliki kunci ruangannya. Harus berapa kali Joonmyeon mengganti kunci pintu ruangannya, jika Sowon selalu berhasil membuat duplikat atau bahkan membobol pintunya.

"Album barunya rilis hari ini jika perlu kuingatkan"

Sowon menaikkan sebelah alisnya. Sebelah tangannya mengibaskan helaian rambutnya seolah hal sederhana itu sebuah kode. Gadis berambut lurus dengan poni rata yang setia berdiri di samping Sowon pun mulai meninggalkan ruangan Joonmyeon.

30 Days [Soap Couple || BinWoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang