#8

45 5 0
                                    

Mimin dan Sasa makan dengan suasana ceria lantas saja di pandang sinis Dina yang masih menunggu tawaran makan dari mulut mereka.

"Ekhemm" Dina berdehem dengan pelan.

"Nih" Mimin menyodorkan botol air putih ke arah Dina.

Dina merampas botol tersebut dan ikut makan dengan mereka.

"Oh iya!! Kak Jay gak ikut makan bareng sama kita-kita?" Tawar Sasa.

Geblek!! Orang yang mau makan nggak di tawarin, orang yang lagi sariwawan di tawarin. Sahabat gue bukan sih? Dina memakan nasi Sasa denga nafsu siapa suruh beli nasi cuma empat bungkus doang!!

"Enggak, makasih. Saya pergi dulu" pamit Jayden.

"Ya udah sono" usir Dina yang dapat pelototan dari sahabatnya lantas Dina memutar matanya malas.

"Dek emangnya kamu di buang sama siapa?" Tanya Dina penasaran.

"Sama Om kami Kak" jawab si gadis kecil.

"Oh iya kita kan belum kenalan, kenalan dong!" sela Mimin.

"Oiya lupa halo Kak nama saya Brian Kak salken" mereka bertiga cengo seketika.

"Brian?" kor ketiganya.

"Saya Grace Kak" si gadis kecil itu mengenalkan dirinya sendiri

Yang menambah kadar cengo maksimal dari muka mereka bertiga.

"Kakkaaallliian bule?" Gagap Sasa.

"Iya Kak Daddy kami orang Francis" jawab si Brian

"Gembel elit nih gengs" cicit Mimin yang diangguki Dina dan Sasa.

"Terus orang tua kalian kemana?" Tanya Dina

"Orang tua kami sudah meninggal seminggu yang lalu Kak karena kecelakaan mobil" jawab Grace sambil terisak.

"Sabar yak adek-adek manis.

"Gak bisa di biarin nih guys kita harus menolong mereka. kita harus menegakan keadilan pokoknya. Kita benyek-benyek Omnya kek cucian" koar Mimin dengan kesal menggebu-gebu.

"Betul juga, ayo Dek kita gerebek rumah Om kamu" ajak Sasa tak kalah menggebunya dengan Mimin.

Busyet dech ini ceritanya mau tawuran apa mau unjuk masa? Ya udah deh makan yang banyak aja nanti suara gue pasti di butuhkan!! Dina makan dengan lahapnya.

"Lo yakin ini rumahnya?" Tanya Sasa, rumahnya gede bangeutt nget nget pokoknya mah!!.

"Meneketehe" jawab Mimin spontan.

"Dek bener ini rumahnya?" Tanya Dina kearah dua bocah itu yang diangguki mereka.

"Ajib bener songongnya. Yang punya rumah dibuang yang numpang jadi si orang rumah" gumam Mimin geram.

"Betul tuh" timpal Sasa.

"Ehh itu siapa Dek?" Tanya Mimin saat ada seorang pria dewasa keluar dari sana dengan membawa tas kerjanya.

"Kak, Kak, itu Pak Will Kak, pengecara Daddy" pekik Brian tak sabaran.

"Cegat woy cegat" Dina berlari cepat kearah tengah gerbang yang sudah terbuka mempersilahkan mobil mercedes hitam itu keluar dari dalam.

Tin tiinn tiinn, cekiitttt suara klakson dan rem mendadak memekakan telinga yg membuat Dina seketika linglung.

Dina masih hidupkan ya Allah?

"Din lo gapapa?" Cemas Sasa dengan membolak-balik badan Dina.

"Ah Din lo kek superhero aja punya nyawa cadangan" geram Mimin.

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang