#27

34 4 0
                                    

Hari ini Dina resmi menjadi CEO di perusahaan pertambangan dan juga properti milik Omanya.

Sasero Corp!!

Setelah masa perkenalan dan juga acara berkeliling usai tibalah Dina dikantornya yang sangat luas itu apalagi dengan mengusung tema gold and white yang membuat matanya seketika sakit.

"Bu hari ini meeting perdana anda dengan AJ grup. Dan Nyonya besar sangat mengharapkan anda memenangkan tander ini" terang sekertarisnya, Alex.

"Baiklah" Dina mengikuti langkah Alex memasuki ruangan meeting.

Dan di sana terlihat sosok yang Dina rindukan, Jayden. Jayden melirik Dina sekilas lalu beralih lagi kearah sekertaris cantiknya.

Kesel.

"Ehem. Perkenalkan ini CEO baru kami peganti dari Ibu Sandra Vina. Ibu Sandrina Vinny" Alex mengenalkan yang disambut dengan anggukan kepala dan juga tepuk tangan meriah dari semuanya.

Rapat perusahaan telah berlalu dan tander tersebut dimenangkan oleh perusahaan Jayden. Yang di dapat Dina hanya ocehan dari omanya lewat telfon tapi mau gimana lagi Sandra pun memaklumi cucunya yang telah gagal itu karena dari segi kemampuan dan lainnya ia masih dibawah Jayden.

"Nona waktunya istirahat" seru Alex di pintu tapi tak ditanggapi Dina, ia masih kesal dengan sekertarisnya itu.

Tanpa bersuara lagi Alex undur diri ke mejanya. Dari arah lift terlihat sosok Jayden menghampiri.

"Selamat sore Pak Zelvin!! Ada yang bisa saya bantu? " Sapa Alex ramah.

Di dunia bisnis Jayden terkenal dengan nama Alzelvin Akmar jadi jangan heran kalau lebih banyak memanggilnya dengan nama tersebut.

Jayden mengangguk "Nona Sandrina ada?"

"Bu Sandrina di dalam Pak" jawab Alex formal.

Klek.

Terlihat Dina sedang membolak-balikkan kertasnya setelah diteliti ia menorehkan tinta emasnya diatas materai ciri khas seorang Sasero.

Tuk tuk

Terdengar suara sepatu pantofel menggema diatas keramik menghampirinya.

"Saya malas istirahat Pak Alex. Kalo Nyonya besar menanyakan saya, segera jawab saya sedang sibuk" kicau Dina tanpa melihat orangnya.

Jayden melihat Dina persis didepan mukanya, Dina terkesiap terkejut. Tiga puluh senti lagi wajah mereka hampir menempel.

"Anda siapa?" Tanya Dina refleks.

"Tunanganmu" jawab Jayden singkat.

Dina menatap Jayden serius "saya tidak merasa punya tunangan seperti anda!!"

Jayden berpangku tangan di meja berhadapan dengan Dina. "Kau marah?"

"Menurutmu?" Tanya Dina balik.

Jayden tersenyum "maafin aku yah!"

"Aku janji gak akan seperti kemarin lagi" ucap Jayden lembut.

Namun tak ada tanggapan dari Dina ia hanya acuh lalu sibuk dengan berkasnya yang menumpuk. Tak tinggal diam Jayden menarik tangan Dina lalu menciumnya bertubi-tubi.

"Maafin ya!!" Melas Jayden dengan muka di imut-imutkan. Bukannya geli tapi Dina merasa jijik.

"Malu tauk sama brewok. Yaudahlah aku maafin tapi janji kalo mau jadi Bang Toyib koling dulu"
Ucap Dina dengan jengah.

Jayden menggandeng tangan Dina keluar kantor berhubung jam kantor selesai lebih awal karena di hari sabtu hanya setengah hari saja, tak ada larangan baginya untuk menculik bosnya dalam waktu lama.

"Mau Kemana?" Kesekian kalinya Dina bertanya kearah Jayden namun hanya lirikan ringan yang didapati Dina dari lawan bicaranya itu.

"Dasar tembok" cicit Dina pelan.

Ternyata Jayden membawa Dina kerumahnya. Oh waw!! Dengan cepat Dina merapikan penampilan serta mukanya siapa tahu ada belek nyasar atau maskara yang meluberkan malu jika ada yang melihatnya. Mereka telah tiba didepan sebuah rumah megah bak istana yang berlantai tiga bukan rumah yang ditempati Jayden dulu melainkan sebuah hunian baru keluarga Akmar.

Jayden menggandeng mesra Dina melewati ruang tamu tepat saat mereka ingin melewati meja makan mamihnya memberhentikannya.

"Jay kamu sudah pulang nak. Wah ada Dina juga kebetulan hari ini Mamih masak banyak, ayok makan bersama-sama" ajak Hanum.

Hanum membawa mereka ke meja makan yang terdapat Pram papihnya Jayden dengan seorang wanita seusia dengan Jayden.

Dina mengernyit heran, kenapa bisa manusia satu ini berada dirumah calon mertuanya?!

"Eh iya ada Winny juga dia mampir kesini dan bantuin Mamih masak jadinya" terang Hanum melihat Winny sayang.

Hati Dina tercubit pelan rasanya seperti ada yang kurang atau sedikit berasa ganjel dihatinya namun ia sembunyikan dengan rona cerah diwajahnya.

"Oh hai Om, hai Kak!!" Sapa Dina hangat.

Pram tersenyum menanggapi dan mengkode supaya mereka cepat duduk sedangkan Winny dengan terang-terangan menatap tidak suka kearah Dina.

Dina sedang menggosok piringnya dengan semangat walaupun kegiatannya sekarang dilarang keras oleh Jayden dan keluarganya namun didukung penuh oleh Winny, katanya tidak apa-apa toh Dina tidak membantu masak maka dengan senang hati Dina akan mencuci piring bekas mereka makan tadi.

Kan bangsuy!! Tolong ingatkan Dina untuk membalas budi pada Winny suatu saat nanti.

Dina menggosok piring tersebut dengan gemas sesekali memencet spons tersebut sampai kering dan jangan lupakan satu makhluk lagi yang sedang membantunya menyabuni piring tersebut dengan sangat banyak.

"Ih Mas Jay jangan dituang terus nanti licinnya lama hilangnya" omel Dina kesekian kalinya.

Jayden hanya mengusap dahinya dengan lembut, kalian tahu menghadapi perempuan pms itu lebih ganas dari ibu-ibu komplek!

Dina memijit tengkuknya, gila kerasa banget pegelnya mungkin calon mertuanya kalo sedang masak mengeluarkan semua perabotannya untuk ia pakai. Banyaknya Dina cuma bisa elus dada pantesan gak ada yang bolehin Dina nyuci piring ternyata satu truk cuciannya namun Dina merasa tenang saat melihat pembantu rumah ini yang berterima kasih lewat matanya dengan terpejam sambil mengelus dadanya pertanda 'selamaaatt' ia dari pekerjaan ternumpuknya itu.

Dina melirik Jayden disampingnya seraya mencebikkan bibirnya kesal. Ia melihat Jayden sedang terduduk santai tapi tidak dengan jarinya ia terus mengetikkan EYD dengan cepat bahkan Dinapun ia buat pusing, Dina menegakkan badannya saat melihat Winny berjalan kearahnya dengan membawa dua gelas jus berwarna oranye mungkin jeruk atau mangga yang terpenting enak, itulah gumaman hati Dina. Tepat saat dihadapan Dina, winny menyodorkan segelas jus tadi di depan Jayden. Dan tanpa basa-basi Jayden menerimanya lantas meminumnya sedikit membuat rona kemenangan diwajah Winny dan menyebabkan rona asem diwajah Dina.

Winny duduk disebelah kiri Jayden dan Dina memang disebelah kanan Jayden, mereka menduduki kursi khas kolam renang yang memanjang. Dina semakin cemberut jika dulu ia tak sealay ini maka sekarang ia sealay teman-temannya dulu.

Jayden memberi jus tadi kearah bibir Dina persis tempat ia meminumnya tadi tanpa basa-basi lagi Dina meminumnya hingga setengah tandas.

Aus coy dari tadi menebar aura mencekam itu banyak menguras cairan juga ternyata!!

Winny memandang Dina tajam yang hanya dibalasnya dengan senyuman miring andalannya. Rasain!!

Jayden meremas jemari Dina "ke kamar aku dulu yuk!"

Tanpa rasa iba Jayden menggandeng Dina di depan Winny yang matanya sudah berkaca-kaca itu namun Dina tidak bisa menolak selain ia tunangannya dan mungkin Jayden ingin ia melihat sesuatu. Mereka berdua telah sampai dilantai tiga dan khusus kamar Jayden seorang, benar-benar anaknya sultan.

Ada yang aneh dipenglihatan Dina ia serasa mengenali siapa orang dibalik figura besar dekat tempat tidur Jayden.

"Mas Jay bukankah dia...."

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang