#9

49 7 0
                                    

Dihari senin pagi keadaan lorong kampus yang rame itu seakan sepi. Membuat Dina mengeryitkan dahinya.

Sepi bener kek di WC?

Dina tengok sana-sini..

Gak nemu orang sepotong-potong acan'opps Sunda. Naha kamarana ieu teh?

Dikarenakan lapangannya belum jadi menurut Dina, Dina melenggang santai ke arah kelas di sayap selatan.

"Dek kok baru dateng?" Tanya salah satu mahasiswa saat berpapasan dengan Dina di lorong tengah-tengah di lantai dua.

Ohya lupah,,deskripsi di lantai dasar tempatnya kantin dan lahan parkir yang disekat tembok dan juga tiang penyangga dari beton, lahan yang lumayan luas dan berdindingkan kaca tebal anti segalanya.

"Iya Kak" jawab Dina lempeng.

"Gak ikut upacara?"

Dina hanya bengong. Upacara dimana? Diloteng? Gak yakin ah!!

"Dimana?"

"Di lapangan belakang"

"Hah kan belum jadi?" Pekiknya pelan.

"Liat aja, Kakak duluan yak Dek ada kelas soalnya"

"Iya makasih Kak"

Gak nanya juga!!

Dina membalikan badannya ke arah tangga dan berjalan cepat. Dia kepo sangat, ingin melihat lapangan ops bukan tapi lahan yang masih ancur itu.

Saat Dina sampai, dia cengo abis.

Ini seriusan lapangan yang gue cukur hari sabtu? keren banget!!

Di depannya tergeletak sebuah lapangan multiguna. Untuk upacara bendera? Tiangnya ada dipinggir kanan lengkap dengan tiga undak anak tangga. Untuk voli? tiang netnya berdiri kokoh di kedua sisi tengah lapangan dan untuk basket? tiang ringnya berada di ujung saling bersebrangan satu lagi untuk bola sepertinya ini cocok untuk futsal! gawangnya yang bisa dilipet itu lho.. (ngayal mungkin aja ada)

Mereka sedang melaksanakan upacara bendera yang membuat mata Dina melotot gede.

Wahahaha alamat gue di caci Pak Iput!!

"Upacara telah selesai, masing-masing pasukan membubarkan pasukannya" ucap protokol menggelegar berasal dari sound disebelahnya yang melalui sambungan mikrofon.

"Kecuali ketua OSIS kita. Saya persilahkan untuk memasuki lapangan dan untuk murid yang lainnya selamat beristirahat 15menitnya" intruksi pak Iput dari suara sound disampingnya.

Semua murid berhamburan kearah kantin tinggal Dina seorang bersama pak Iput sementara para guru dan para staf sudah keluar dari area lapangan.

"Ekhem.

"Sandrina Vinny ketua OSIS yang sangat membanggakan dan juga sangat amat saya banggakan. Kenapa ndok dengan hari senin ini? Apakah kamu melupakan dengan perjuangan orang-orang terdahulu kita? Apakah kamu lupa tanpa mereka kita tidak akan seperti sekarang ini? HAaaaH?" Pak Iput berbicara dengan nada pelan nan dalam.

"Maaf Pak" cicit Dina ngeri.

"Di maafkan tapi dengan satu syarat.

"Kamu, harus hormat ke bendera kita sambil nyanyiin Indonesia Raya sampai sepuluh menit kedepan dengan kaki kanan di angkat. Mengerti?"

"Mengerti Pak"

"Bagus laksanakan" pak Iput melenggang pergi.

Dina menuruti semua hukumannya kalo bukan hukuman terus apalagi? Hadiah gitu? HALU!!

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang