#25

38 4 0
                                    

Dina Pov.

   Tapi ini selingkuh yang lumrah, apanya yang bisa dikatakan selingkuh jika orangnya sama. Ya dia, Jayden Alzelvin Akmar tunanganku yang sangat mengagumkan dan diidam-idamkan banyak wanita tentu saja aku. Haha!! Aku tak semunafik itu tsay.

Tak terasa kesepakatan kami berlangsung secara singkat dan kedua belah pihak sudah menandatangani kontrak. Sepi, hampa. Apalagi saat sang netra seorang Jayden tidak memandangku sama sekali dari tadi, nyess.

Ingin aku teriak di depan mukanya bahwa, hey aku di sini didepanmu dan wajahku tidak menempel dikertas kerjasama itu. Tapi naas itu hanyalah sebuah khayalan yang sayangnya tidak nyata. Mana berani diriku yang cantik dan kalem tentunya, uhuk! Meneriaki orang batu tersebut, tidak hanya membuat malu malahan membuat image seorang Sandrina yang kalem ini ternoda.

Huachimm..

Aku berdiri mengikuti bos Jintomang di depanku dengan gaya angkuhku, siapa suruh dia mencampakkan diriku ini!! Rasakan pembalasanku.

Dengan sepatu hak tinggi aku bisa melangkah dengan cepat dan elegan tentunya. Aku melihat ia berdiri disampingku dengan melangkah bersisian aku kira ia akan menggandengku tapi nyatanya hanya berbasa-basi.

"Kamu kerja dengan Adji?" Tanyanya.

Yang tentu saja ku jawab "Yes".

Aku terkejut serasa ada tangan yang meraba pinggangku taklama ditariknya lembut. "Apaan sih?"

Tentu saja aku belum terbiasa, hei aku ini gadis polos mana pernah diraba-raba cowok. Memikirkannya saja aku ingin tertawa mana ada sih cowok yang berani melecehkanku, kalo saja ada mungkin ingin terbaring dikasur dalam tubuh terbabat perban.

"Din cepet" teriak Pak Jinto as Adji Wiranto as Jintomang temenku waktu SMA dan aku tuh sampe sekarang masih merasa speechles dengan perubahan bodynya yang packnya itu kelihatan kayak tahu kotak wadidaw pokoknya.

Saat aku ingin menghampiri bosku itu tiba-tiba pinggangku ditarik menjauh. "Dina ikut saya feeting baju" seru Jayden tajam ke arah Adji. Adji hanya mengangkat bahu acuh.

"Tapi ia sekertaris saya Boss" sela Adji.

"Sekertaris anda yang baru sudah tiba di ruangan anda. Terimakasih sudah menerima tunangan saya sebagai sekertaris anda, selamat berjumpa lagi".

Wagila apa maksudnya? Aku yang cantik ini berhenti bekerja mendadak gitu?...

Aku ingin bertanya namun aku urungkan kembali saat melihat raut mukanya yang tidak bersahabat itu. Seperti menahan sesuatu tapi aku juga tak tau apa itu.

Haih...

"Ehem" ia berdehem pelan mungkin merasa kering di tenggorokannya. Mana aku tau!!

"Din..?!" ia bertanya

"Hum?"

"Kita ke hotel yuk"

Astajim.. aku mau diapain?

"Jangan negatif dulu" ia menoyor jidatku.

Lah emang kenapa kalo mikirnya iya iya? Haha, secara aku kan masih suci belum ngerti apa itu iya iya.

"Temenin aku tidur, semalam gak sempet tidur" terangnya.

"Oke" aku pun cuma mangut aja. "
Lah terus itu kerjaan gimana?" Aku lupa secara inikan masih jamnya ngantor.

"Sekertaris aku yang handle"

"Oh".

Hotel bintang 8 yang kami tuju, udah maenstream gak pake 1234567 lagi. Ini kawasannya hijau dan luas alias perhutanan pinus sejauh mata memandang maka yang terlihat remang-remang. Pantesan pantatku ini serasa gak ada dagingnya ternyata ia membawaku ke wilayah Puncak-Bandung yang lumayan 1-2 jam diperjalanan. Dengan kamar yang hotable ingin segera aku rebahan disana itu di atas kasur yang sayangnya berisi seorang pria tampan, tapi bukan itu masalahnya toh kita sudah bertunangan sah aja kalo berbagi kasur untuk tidur tapi yang membuat rese itu, si kaku boboknya ditengah. Mana muat aku yang bohay ini dipinggiran kasur, nasib. Sofa? Ada tentu saja tapi berada diluar di dekat balkon yang tak bertralis jika saja aku tidur disana dan tidurku belingsatan tamat sudah riwayatku jatuh ke hutan dan kalian ingin tahu ini lantai berapa? Ini lantai 3, lantai terakhir.

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang