#15

43 5 0
                                    

Dina gelagapan. Dina melotot kearah Jinto Lo sih!!

Jinto nyengir pertanda peace.

Dina menoleh saat ada sepasang kaki mendekat kearahnya. "Lo seruduk dia yang keras kalo lo mau tetep idup".

Jinto mengangguk dengan hitungan ketiga orang tersebut di seruduk Jinto yang pas dekat posisi mereka bersembunyi.

Duakkk..

Orang tersebut ternyata cowok keriting terpental jauh dekat balkon.

Wii boleh juga tuh si Jinto!!

Dina takjub dengan Jinto. Tapi ketakjubannya hanya sampai disitu saat Amar orang yang menyuruh si rambut keriting untuk mencelakai Jayden menghampiri Jinto.

"Oh jadi ada penguping ya disini?" Amar menarik kerah Jinto dengan tatapan tajamnya. "Lo mau gue bunuh juga?".

"Eng gakk" cicit Jinto dengan takut.

"Siniin hp lo" dengan cepat Amar merampas hp tersebut lalu membongkar kartu memorinya dan mematahkannya.

Jinto melihatnya dengan mata berkaca-kaca.

Hilang sudah bukti untuk membantu temannya. Amar tersenyum sinis. Saat hp Jinto akan di buang Amar ada salah satu tangan perempuan yang lumayan kasar menggenggam tangannya erat.

Amar melihat tangan itu dan langsung tersenyum. "Oh ada apa sayang? Mau hp ini?" Tanya Amar dengan senyum nakalnya.

Dina tersenyum sinis. Jangan menamainya Bukesis galak kalo hal semacam ini ia tak bisa atasi.

"Lo kasih balik sama yang punya" Dina melepaskan genggamannya "gue baru tau seorang mahasiswa merampas milik siswa SMA. Katanya orang kaya?" Sindir Dina telak.

Amar merasa terhina lantas memberikan hp itu kepada Jinto dengan cara melemparnya dan pergi dari sana. Tinggal si Kriting yang masih berdiam diri disana.

Dina langsung membawa Jinto dari sana.

"Maaf ya Din. Gue gak bisa nolong lo".

Dina melihat kearah Jinto. "Hmm. Gpp kok justru gue berterima kasih banget sama lo karena mau membantu gue. Dan gue gak mau lo nolong gue lagi sudah cukup sampai di sini".

Taklama bel masuk berdering.

Dina masih kepikiran tentang kejadian tadi pagi.

"Sa, kenapa tuh si Dina gak biasanya dia ngelamun kek gitu?" Heran Mimin.

"Heem tumben banget. Tapi biarin dulu deh gue takutnya kalo suasana hatinya itu sedang gak bagus" yang di angguki Mimin.

Mereka kembali menulis materi yang telah tertulis di papan putih.

Dina sudah sampai di depan rumah Jayden. Dina melangkah ke dapur dan meminum segelas air pelepas dahaganya setelah seharian tak memakan apapun.

Segarr....

"Ehem" suara deheman seseorang mengintrupsi Dina dari arah belakang. Dina menoleh hati-hati.

Dan terkesiap saat ada lelaki parubaya menatapnya aneh.

"Ma maaf Pak. Dina haus" cicit Dina pelan dengan menundukkan wajahnya.

Orang itu terkekeh. "Gak salah istri saya bilang kalo kamu ini sopan dan juga asik"

Dina bersemu seketika.

Haihh mana karung. Buat ngarungin Dina ke kali!!

"Hoi Dina?" Kaget seseorang di belakangnya yg ternyata Hanum.

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang