Notice: Bahasanya aku rubah menjadi sedikit baku soalnya kan mereka dalam fase dewasa bukan remaja labil lagi...
Happy Membaca😘!!
Disinilah Dina disebuah kafe milik sahabatnya, Sasa. Dan bersama Mimin juga tentunya yang sudah mengerjai sahabatnya habis-habisan.
"Kau tahu Sa? Gila dia mewek depan rumahku kenceng pula" Mimin dan Sasa tertawa dengan kerasnya menenggelamkan wajah Dina yang merah kayak tomat rebus.
"Kalian jahat banget tahu gak?" Dina menutupi wajahnya dengan buku menu yang tersedia di meja. Malu!!
"Kita? Terus apa kabar yang menghilang selama lima tahun ini?" Sindir Mimin telak.
"Tauk!! Temen sendiri nikah gak dateng" dan lagi sindiran pedas terluncur dari bibir Sasa.
"Iya maaf" Dina memandangi kedua sahabatnya dengan tatapan penuh penyesalan.
"Lahiya. Suami aku katanya mau kesini kok belum datang ya?!" Keluh Mimin sambil mengibas rambut kerlinya.
"Iya Mas Alfian juga belum datang, padahal hari ini giliran chek up" sambung Sasa yang mengelus perut buncitnya.
Dina hanya terbengong melihat keduanya sambil menyeruput jusnya khidmat.
"Fst.. ada yang jombs kasian" Sasa mengkode kearah Dina.
Kampret.
Dina mengerutkan hidungnya, jengkel. "Tapi aku kan ngasih kado buat kalian" belanya.
"Iya iya makasih sahabatku yang baik dan cantik. Kita becanda kok! Yekan Sa?" Sikut Mimin kearah buncitnya Sasa.
"Sakit ogeb" maki Sasa kencang taklupa menggeplak jidat Mimin.
Tak terasa percakapan mereka harus segera berakhir, kini Dina mengendarai mobilnya memasuki kawasan perkantoran elit. Hari ini ia akan melamar pekerjaan sesuai dengan pendidikannya yaitu manajemen. Ia melangkah dengan percaya diri memasuki perusahaan tersebut.
"Selamat pagi" sapaan ramah terdengar dari seorang perempuan yang bekerja sebagai resepsionis.
"Pagi" Dina balas menyapa.
"Ada yang bisa kami bantu?"
Dina mengeluarkan sebuah map coklat di dalam tasnya. "Dua bulan yang lalu saya sudah memberikan lamaran lewat email Mbak. Kemarin pihak HRD menghubungi saya dan meminta lamarannya langsung" terang Dina langsung tanpa basa-basi.
"Baik kalo begitu Ibu bisa menitipkankannya disini dan kebetulan pihak kami sekarang sedang sibuk-sibuknya. Dan kami akan menghubungi Ibu lagi.Terimakasih" Dina mengangguk dan berjalan keluar.
***
Hari ini begitu membosankan jika dulu saat di Alaska momen ini ia pergunakan untuk merancang gaun walaupun kuliahnya jurusan manajemen tapi bisa dibilang cukup lumayan untuk hasil rancangannya.
Dina memandang bosan kolam renang milik omnya yang tidak ada satupun makhluk spesies manusia yang mengisinya. Terdengar bunyi beberapa mobil mulai memenuhi halaman hunian tersebut. Mungkin itu si sulung yang baru pulang dari studinya?! Pikirnya.
Namun pemikiran itu tak semuanya lengkap saat tiba-tiba tangan kanan omanya menelfon rumahnya untuk segera datang kehunian pertama.
Membosankan!!
Padahal ia belum melihat sosok omanya selama ini, jika omanya datang ia selalu menghindar terkecuali hari ini, saat melihat muka memohon dari bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCHED PAIR (SELESAI)
أدب المراهقين⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛ MATCHED PAIR adalah PASANGAN SERASI macam terasi wanginya khas gurih-gurih nikmat.. Begitulah kisah cinta mereka berdua. ⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜ Dina Seorang siswi sekolahan yang terbilang jutek serta pemarah tanpa rasa mal...