#26

37 4 0
                                    

Jakarta.

Dina membolak-balikkan majalahnya dengan kesal sesekali meremasnya. Bosan yang ia rasakan hampir membuatnya setres bukan main. Berbeda dengan orang yang berbeda tempat dengannya, ia sedang sibuk-sibuknya menandatangani berkas yang menumpuk di mejanya.

"Khoirul" panggilan kepada sang sekertaris melalui interkom.

"Saya Pak" Khoirul datang dengan tergesa.

"Selesaikan, saya ada urusan mendadak"

"Baik Pak"

***

Tok tok..

"Hmm" gumam Dina membukakan pintu.

"Nyonya menyuruh anda turun" ucap seorang perempuan muda sebagai asistennya.

"Hmm baiklah."

Pakaiannya sudah rapih dan cantik, ia mengambil ponsel dan mendial nomor seseorang.

Terdengar bunyi bising bukan nada panggil lagi yang berarti sudah diangkat.

"Hallooooo" Dina menyapa dengan geram.

"Ya sayang...

"Sayang sayang mata lo peyang"

"Ngomongnya...

"Maksud kamu apa haa? Kemarin Adji bilang kalo aku sudah resaign dari kantornya. Aku kan masih betah kerja disana." Dina menggigit bibirnya menahan kesal.

"Oh maaf tapi aku ingin kamu fokus dulu sama acara resmi tunangan kita...

"Bodoamat biarin aja para tetua yang urus"

Kok suaranya agak beda!! Bisik Dina dalam hati.

"Kalo tetua yang urus nanti tidak sesuai selera kita. Kamu dan aku!!" Terdengar suara disamping Dina.

"Eh... lho kok kamu disini?" Dina kaget dengan kedatangan Jayden yang tiba-tiba.

"Hum mau jemput calon istriku feeting baju".

"Dari kemarin feeting feeting mulu tapi gak jadi jadi" keluh Dina.

"Mungkin bajunya belum jadi. Tapi hari ini Tante Monica udah telfon katanya sudah jadi tinggal ngepas body doang".

Dina mangut sambil menarik Jayden keruang tengah mansion menghampiri nyonya Sandra yang terhormat.

"Tumben Oma berkunjung?" Tanya Dina basa-basi.

"Emangnya tidak boleh?" Tanya Sandra balik.

"Boleh kok. Yakan Bun?" Rina hanya mengangguk mengiyakan.

"Oma tidak ingin berbasa-basi"

Dina duduk disamping Jayden.

"Maksudnya?" Tanya Dina bingung.

"Setelah bertunangan resmi kamu akan memegang kursi CEO di perusahaan"

Dina tersenyum ringan. "Tapi maaf Oma. Dina tidak bisa".

"Kenapa?" Sandra heran dengan jawaban cucunya.

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang