#35

25 5 0
                                    

"Gila aku gak nyangka si Zezen zengkol jadi cakep begitu?!" Takjub Sasa seraya menyeruput jus kemasannya.

"Huum" timpal Mimin.

"Kalian kenapa sih? Baru lihat yang ganteng dikit aja udah lupa sama yang lagi kerja" Dina menatap jengah sahabatnya.

"Sekali-kali lihat yang bening ya Min. Si Dina mah enak tiap hari lihat yang bening lah kita. Tiap hari yang dilihat pantat bayi mulu!" Seru Sasa.

Acara-acara pun sudah terlewati dimulai dengan penyambutan, perkenalan, hiburan tinggal pesan-pesan dari Alumni untuk sang adik adik yang masih menuntut ilmu.

"Assalamualaikum wr, wb.Perkenalkan saya Sandrina Vinny mantan ketos disini *(adik kelas semuanya bertepuk tangan meriah tidak menyangka bahwa dulu ketosnya perempuan yang sangat cantik nan manis) terima kasih. Saya tidak pernah menyangka bisa berdiri lagi disini untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat saya, guru-guru saya yang sangat saya cintai. Saya sedikitpun tidak pernah bermimpi saya bisa melihat dengan mata terbuka dan berdiri disini lagi dengan sekolahan kita yang sangat kita banggakan bisa sesukses sekarang" Dina menghapus airmatanya. Dina tidak mampu berucap lagi semua yang hadirpun menangis. Ya mereka tahu perjuangan Dina selama sekolah dulu yang selalu mendapat hinaan dan cemoohan orang-orang yang sangat menyakitinya namun malah ia jadikan motivasi untuknya melangkah satu arah yaitu hanya kedepan. Para perempuan menaiki panggung diikuti para lelaki mereka berpelukan memeluk Dina yang berada ditengah-tengah.

"Sudah sudah sudah, engap!!" Erang Dina ditengah-tengah. Mereka semua tertawa dan balik ke kursinya masing-masing.

"Teruntuk adik adikku yang manis bagaikan gula, asek. Belajarlah yang giat supaya kalian bisa menggapai apa yang kalian cita-citakan dan semoga kelak kalian menjadi orang-orang sukses serta membanggakan. Terimakasih dan sekian dari saya Wassalamualaikum wr, wb."

"Wa'alaikumsalam wr, wb!!" Koor adik kelas.
"Acara terakhir akan disampaikan ketua yayasan kita. Silahkan untuk Pak Alzelvin Akmar" koar sang Mc.

Semuanya menoleh kearah datangnya Jayden termasuk Dina ia menutup mulutnya syok. Tidak menyadari bahwa usul reuni dari sang tunangannya sendiri. Jayden dengan gagahnya berdiri di atas panggung membuat sebagian penguni menjerit tertahan terutama untuk para dede gemes yang berada diluar pagar.

"Kyaa ganteng banget".....

"OMG beneran itu ketua yayasan kita?!"......

"Haduh udah taken belum yak?!"......

Kuping Dina berdengung. Sasa dan Mimin saling berbisik namun masih terdengar ditelinganya ia pikir ia tuli berbisik didekatnya begitu.

"Uhum" Dina berdeham dikuping keduanya.

"Din. Kamu gak takut ditikung dedek
gemes?" tanya Mimin serius.

"Kalian kenapa sih?" Dina keheranan sekalian jengah juga dengan keduanya.

"Secara dedek gemes sekarang lebih bohay dari kamu Din" ledek Sasa sambil terkekeh.

"Terimakasih untuk tunangan saya berkatnya saya bisa membangun sekolahan ini dan memenuhi infrastrukturnya" semuanya bertepuk tangan.

"Ada yang mau menambahkan tentang sekolahan ini?" Tanya Jayden.

Ada satu siswi yang mengangkat tangannya "Pak saya ingin bertanya. Bapak sudah should out belum?"setelah bertanya gadis tersebut bersembunyi dibelakang kawan-kawannya.

Jayden tersenyum manis semuanya terpukau melihatnya, Dina melirik Jayden tajam gaada yang boleh melihat senyuman itu kecuali dirinya.

"Saya *(Jayden mengangkat cincin ditangan kirinya) sudah should out" disambut yaaaahh dari para dedek gemes. Dina bersedekap dada mengangkat dagunya pongah seraya tersenyum malu.

"Pstt bucin" kode Mimin ke Sasa.

"Alay" dengus Sasa.

"Biarin, wlek" ledek Dina balik.

Acara selesai.

"Kak Dina!" Cowok tampan yang tidak dikenali Dina menghampirinya.

"Saya Bagas ketos (ketua OSIS) disini. Ada yang nyuruh Kakak datang sebentar ke kantor yayasan"

Dina meneliti anak tersebut sepertinya bukan tipikal jahil. "Yaudah. SaMin (Dina terkekeh sendiri memanggil Sasa dan Mimin) aku kesana dulu, kalian pulang duluan aja"

"Tapikan Din mobilmu masa kita yang bawa?" Tanya Sasa ya memang mereka berangkatnya barengan.

"Gapapa deh entar aku jemput kerumahmu. Pulangnya biar aku naik taksi aja. Daaahh!!" Dina melenggang bersamaan dengan cowok tadi.

Ternyata ruangan yayasan berada dilantai teratas dan menyusuri lorong, Dina mengernyitkan dahinya apa ia dibohongi?! Entahlah. Anak itu membawanya ke kiri dan sampailah disebuah pintu yang bertuliskan Rg. Yayasan. Dina mengetuk pintu namun sayangnya tidak ada yang menyahuti dari dalam dengan pelan ia membuka knop pintu dan menelitinya kedalam tak ada siapapun ia masuk seraya menelisik isinya ternyata cukup luas tersedia sofa bad dan single bad, meja kaca luas dan meja kantor.

"Yuhu ada orang. Assalamualaikum!!" Dina bergumam sendiri.

Dina membalikkan badannya ia terkesima dengan foto di dinding itu. "Rusanya keren!!" Pujinya pada satu sosok rusa dan satu sosok pria tampan.

Cklek.

Pintu terbuka menampilkan sesosok pria tampan "Aaaa Bang Toyib" Dina berlari mendekap erat tunangannya.

"Kangen hum?" Tanyanya.

"Enggak juga" dengan memberengut Dina melepaskan dekapannya.

"Ngambek!!" Jayden mendekap Dina kembali.

"Mas ngapain nyuruh aku kesini?"

"Mau memberikan ini" Jayden memberikan sebuah undangan pernikahan.

"Siapa yang nikahan?" Dina meneliti warna dari undangan tersebut.

"Baca donk!" Titah Jayden seraya duduk disofa diikuti Dina.

"Jayden Alzelvin Akmar dan Sandrina Vinny Willie" Dina syok ia lemas lantas duduk dipangkuan Jayden.

"Ini serius?" Tanyanya belum seutuhnya percaya.

"Maafin aku sayang (seraya mengelus puncak rambut Dina) berbulan-bulan aku sibuk demi menghandel semua pekerjaanku supaya dihari pernikahan kita aku tidak lagi mengurusi pekerjaanku yang menumpuk itu. Jadi aku bisa memonopolimu sepuasnya" Jayden terkekeh.

"Tapi ini serius kan Mas?" Dina benar-benar tidak percaya.

"Aku tidak pernah main-main sayang. Memangnya aku tidak tahu bahwa tunanganku ini sering menangis di malam hari karena tunangannya jauh dan selalu sibuk bahkan sering diledek teman-temannya" Dina menangis kencang.

"Kau jahat!" Dina mencubiti lengan Jayden.

"Bahkan lima ribu undangan sudah tersebar!" Tambah Jayden.

"Apa?" Teriak Dina.

"Iya" Jayden menganggukkan kepalanya polos.

Dina membongkar isi undangan tersebut dan semakin syok saat melihat tanggal yang tertera disana persis lima hari lagi. Dina memeluk Jayden erat serta tangisan kebahagiaannya ia tahu Jayden bukan tipe romantis akut ia hanya sesosok pria cuek namun lebih memperhatikan kebahagiaan Dina.

"Terimakasih. Kamu malaikat dan bidadara syurga yang Tuhan kirimkan untukku" Jayden tersenyum mengecup kening Dina sayang.

"Terimakasih kembali sayang" Jayden mengelus punggung Dina.

MATCHED PAIR (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang