Semalaman kau tak bisa tidur karena mengingat perlakuan Wonwoo padamu. Yahh meski hanya kecupan singkat di dahimu, tapi kau masih tak mengerti kenapa ia melakukan hal itu.
Pagi ini kau kembali bersekolah. Hal itu tentu saja membuatmu berangkat bersama Wonwoo dan jadilah dirimu yang canggung berada di sebelahnya.
"Cuacanya..."
Wonwoo menoleh ke arahmu
"Indah ya?" Lanjutmu
Dan kau masih mengalihkan pandanganmu sampai Wonwoo tiba-tiba memegang tanganmu, kau sontak menatapnya bingung sembari menahan detak jantungmu.
"Iya indah sekali" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya darimu.
Hal itu tentu saja membuat keadaan hatimu tak menentu. Entah ia bermaksud membalas pertanyaanmu tadi atau memang tersirat maksud lain dari perkataannya saat ia menatap kedua matamu sembari menggumamkan kata indah.
Kau segera mengalihkan pandanganmu sebelum semakin terperangkat di kedua matanya. Kau juga segera menjauhkan tanganmu dari genggamannya.
"Hm aku-"
Beruntungnya bis telah sampai di halte depan sekolah sehingga perkataan Wonwoo terhenti.
Entah mengapa kau merasa bahwa Wonwoo akan mengungkapkan sesuatu yang akan membuat kerja jantungmu dua kali lebih cepat nantinya.
"Hm... aku lupa mengerjakan tugas dari Kim Saem, aku duluan ya Wonwoo." Balasmu yang kemudian meninggalkan dia yang masih mematung di tempatnya karena tak berhasil mengungkapkan apa yang ia ingin katakan padamu.
Dan kau juga segera berlarian menuju toilet wanita untuk mendinginkan pipimu yang kau rasa sudah sangat panas.
Pertama kecupan di dahi, kedua mata kelam dan ucapannya di bis. Wahh... hatimu bahkan sebentar lagi akan meledak jika kau tak segera pergi darinya.
Setelah sampai di toilet kau segera membasuh wajahmu dengan air untuk mentralkan perasaan panas yang bukan hanya menjalar di pipimu tetapi juga ke seluruh tubuhmu.
"Wahhh aku rasa aku tak boleh berdekatan lagi dengannya. Aku harus menanyakan ibu password apartementku" gumammu.
Setelah berhasil mengembalikan suasana hatimu ke keadaan semula. Kau segera pergi ke kelasmu dan kau langsung mendapat tatapan tajam dari Wonwoo.
Yah mungkin dia tau kau telah membohonginya.
"Kenapa kau berbohong? Kim saem bahkan tak memberikan tugas apapun. Dan kau pergi kemana? Kenapa meninggalkanku?" Tanyanya
Kau baru saja duduk di sebelahnya karena memang dia adalah teman dudukmu.
Kau menghela napas dan sebisa mungkin tak menatap matanya.
"Maaf. Tadi aku pergi ke toilet karna sudah tidak tahan. Kau mengerti kan?" Balasmu
Wonwoo masih terus memandangimu lekat.
"Benarkah?"
"Kalau kau tak percaya kau bisa liat cctv di depan toilet wanita. Lagipula aku butuh ketenangan untuk-"
Hampir saja kau membocorkan hal memalukan itu. Tapi kau sadar, perkataanmu yang terpotong justru membuat Wonwoo semakin penasaran.
"Ketenangan untuk apa?" Tanya Wonwoo
Kau menoleh kemudian menatapnya jahil.
"Privasi" ucapmu
Hal itu sukses membuat Wonwoo berdecak sebal.
"Selalu saja beralasan privasi. Menyebalkan" gumamnya
Kau terkekeh pelan mendengarnya menggerutu kesal. Tapi sedetik kemudian kau sadar, bahwa Wonwoo sangat ingin dekat dan mengetaui semua tentangmu. Bahkan kau baru mengerti mengapa ia sangat tidak suka ketika kau tidak meminta pertolongannya. Ia sangat ingin kau menganggap kehadirannya penting bagimu.
Melihat Wonwoo yang terus menggerutu, kau langsung menggenggam tangannya agar ia menoleh ke arahmu.
"Wonwoo-ya, sudahkah aku mengatakannya hari ini?" Tanyamu
Wonwoo menatapmu bingung namun ia masih menunggu kelanjutan perkataanmu.
"Terimakasih, karena telah berada di sisiku saat aku sedang kesusahan. Kehadiranmu benar-benar berharga" ucapmu
Dan entah apa yang baru saja kau lihat, tapi ia langsung mengalihkan wajahnya dengan tangan yang menutupi setengah wajahnya.
Tapi jika kau tak salah lihat, pipinya baru saja memerah saat kau menyelesaikan kalimatmu tadi.
"Omo, apa yang baru saja aku lihat?" Gumamu tak percaya dan juga ingin menjahilinya.
Hal seperti ini sangat jarang terjadi, jadi kau benar-benar penasaran dengan Wonwoo ini.
"Pipimu memerah? Astagaaa lucunyaa" ucapmu gemas
"Aihss..." keluhnya saat kau mencoba melepaskan tangan dari wajahnya.
"Hahaha ternyata seorang Jeon Wonwoo bisa merona juga ya?" Tawamu
Ia yang merasa di tertawakan kemudian membalasnya dengan perkataan yang langsung membuat tawamu berhenti.
"Ini semua karena wanita yang kusukai baru saja menyadari kehadiranku sebagai lelaki"
Kau terdiam.
Kau memastikan agar telingamu tidak salah dengar tapi kau baru saja mendengar kata...
'Wanita yang kusukai'
Sialan, kali ini pipimu yang justru berubah merah.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Situation [JWW] END
Short Story2nd bonus from SVT imagine Bermula dari pertolongan seorang wanita pada laki-laki yang sudah menyerah pada hidupnya sendiri.