Semenjak mengetahui hal yang sesungguhnya, kau lebih banyak melamun. Tak usah tanyakan mengapa karena fakta yang baru saja kau ketahui tadi membuatmu cukup terpukul dan merasa kecewa.
"Hei, kau mau pulang atau tetap di tempatmu?" Tanya seseorang yang langsung mengalihkan perhatianmu.
Wonwoo.
"Hm... aku ada les. Jadi kau bisa pulang duluan" balasmu
"Tempat les mu searah kan? Ayo kita-"
"Aku ingin pergi ke suatu tempat dulu. Jadi kau lebih baik langsung pulang saja" balasmu dengan sedikit canggung.
Wonwoo terdiam.
"Baiklah" balasnya setelah ia terdiam cukup lama
Setelah itu Wonwoo pergi meninggalkanmu yang kebetulan sendirian di kelas.
Kau terdiam untuk sesaat sebelum akhirnya kau juga pergi dari kelas. Sebenarnya kau tak berniat untuk menghindari Wonwoo, tapi setelah mendengar ada wanita lain yang menyukainya, terlebih wanita itu nantinya akan menikah dengan Wonwoo, kau merasa seperti orang ketiga yang kehadirannya akan sangat menganggu.
Setelah cukup lama berjalan-jalan, kau memutuskan untuk kembali ke apartement. Ya, kau berbohong pada Wonwoo dengan mengatakan bahwa kau ada les.
Perasaanmu bercampur aduk. Ada sesuatu yang membuatmu sangat kecewa dan sedih saat mendengar bahwa Wonwoo sudah memiliki tunangan.
"Tidak mungkin karena aku menyukai Wonwoo kan?" Tanyamu pada dirimu sendiri.
Kau menggelengkan kepalamu keras, menapik semua pemikiran yang mustahil itu.
Meski kau sudah mengetahui perasaan Wonwoo padamu, tapi perasaanmu sendiri masih belum jelas untuknya. Dan kau yakin bahwa kau tidak menyukainya seperti ia menyukaimu. Mungkin kau hanya nyaman berada di dekatnya tapi tidak dengan memiliki perasaan yang sama.
Kau baru saja keluar dari lift yang membawamu ke lantai tiga dimana apartementmu berada. Tapi saat kau mendongakkan kepalamu, kau mendapati seorang laki-laki dewasa berbalut tuxedo hitam tengah berdiri di depan pintu apartement Wonwoo.
Saat kau mendekatinya, ia menatapmu penuh selidik. Tapi begitu kau mengarah ke pintu apartementmu, laki-laki itu menghela napas dan kembali pada ekspresi biasanya. Dari penampilannya, kau tau bahwa dia adalah pengawal seseorang yang penting.
"Ahh... bahkan aku hampir saja lupa bahwa Wonwoo berasal dari keluarga kaya." Gumammu sebelum masuk ke dalam apartement.
Fakta dimana kehidupanmu dan Wonwoo sangat berbeda dari segi materi, membuat kekecewaan itu semakin besar.
"Eonni" panggil Yerin yang mengejutkanmu.
"Eoh?"
"Kenapa berdiri di depan pintu?" Tanya Yerin yang terlihat ingin pergi.
"Kau mau kemana?" Balasmu
Yerin tersenyum kemudian menunjukan kotak bekal makanan di tangannya.
"Ingin memberikan ini pada Wonwoo oppa. Wae?" Balasnya
Kau tersentak.
"Jangan aneh-aneh. Dia tidak semiskin itu untuk kau berikan makan malam setiap hari. Lebih baik kau saja yang makan makanan itu. Dan, apa kau yang memasaknya?" Ucapmu sedikit ketus.
"Tck! Kenapa kau selalu melarangku ini itu sih? Lagipula kau bukan siapa-siapanya Wonwoo oppa jadi kau tidak berhak melarangku untuk memberikannya apapun." Ucap Yerin dengan kesal.
Gadis remaja itu bahkan mencebikan bibirnya berulang kali, tanda bahwa ia benar-benar kesal padamu.
Sedangkan dirimu hanya mematung.
Benar.
Kau bukan siapa-siapa Wonwoo, jadi untuk apa kau kesal hanya karena Yerin memberikan makan malam untuknya? Dan kenapa kau harus kecewa saat mengetahui Wonwoo memiliki tunangan seperti Seolin?
"Sudahlah, mau kau melarangku atau tidak, aku akan tetap memberikan ini padanya" tegas Yerin yang kemudian melewatimu dan membuka pitu apartement.
Kau kemudian menyusul Yerin tapi sialnya tubuhmu justru menabrak tubuh Yerin yang tiba-tiba terhenti di depan pintu.
"Ya! Kenapa kau tiba-tiba..."
"Wonwoo oppa..."
Kau segera mengikuti arah pandang Yerin. Dan pantas saja anak itu terkejut. Bahkan kau membisu di tempatmu saat melihat bagaimana Seolin mencium bibir Wonwoo tepat di depan pintu apartementnya.
Tapi begitu Wonwoo melihatmu dan Yerin yang mematung, Wonwoo mendelik terkejut dan segera menjauhkan tubuh Seolin darinya.
"(Y/n)..."
Seolin membalikan tubuhnya menghadap ke arahmu dan bahkan gadis itu juga ikut terkejut.
"Oh (y/n)-ya, kau juga tinggal di sini?"
Kau menghiraukan perkataan Seolin karena pandanganmu sudah mulai kabur akibat air mata yang menggenang di matamu.
"Y-ya, aku juga tinggal disini. Maaf aku permisi"
"Yerin, ayo kita masuk"
Yerin yang melemah langsung kau tarik untuk masuk ke dalam apartement mu.
"(Y/n)!"
Kau menghiraukan panggilan Wonwoo dan meminta Yerin untuk kembali ke kamar. Kau tau dia pasti sangat terkejut melihat laki-laki yang disukainya dicium gadis lain.
"Eonni... tadi... Wonwoo oppa..."
"Sudah kubilang kan? Dia tidak semiskin itu untuk diberikan makan malam. Kembalilah ke kamar dan lupakan saja apa yang kau lihat tadi ya?" Balasmu sembari mengusap puncak kepalanya.
Hidungnya memerah dan kau rasa ia akan menangis setelah ini. Ia mengangguk dan segera pergi ke kamarnya.
Sementara kau juga kembali ke kamarmu. Mengunci pintu dan menangis di balik pintu itu.
Sial.
Bagaimana bisa seorang Jeon Wonwoo menyakiti hati kau dan Yerin bersamaan?
Tbc~
Maaf ya karena udah jarang banget update T.T tugas ku akhir akhir ini semakin padat. Tapi aku bakal tetep lanjutin ff ini sedikit demi sedikit sampai end, ini semua demi pembaca setia ff ini.
Aku bukan tipe orang yang mengejar jumlah reader jutaan, tapi aku juga bukan tipe orang yang bisa membiarkan karyaku cuman jadi bacaan gratis.
Jadi tolong banget vote dan commmentnya meski aku gk bisa bales comment kalian satu-satu tapi aku baca semuanya kok ^^ comment kalian nyemangatin aku buat nulis.
Oh iya, sama satu lagi sosok Yerin disini bukan Yerin yang kalian tau ya 😂
Yerin disini OC, maaf membuat kalian salah mengimajinasikan wkwkDouble gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Situation [JWW] END
Short Story2nd bonus from SVT imagine Bermula dari pertolongan seorang wanita pada laki-laki yang sudah menyerah pada hidupnya sendiri.