Sepulang sekolah kau dan Wonwoo berjalan beriringan menuju kawasan apartement. Sejak kejadian pagi tadi, suasana diantara kau dan Wonwoo terasa canggung. Sebisa mungkin kau mengajak Wonwoo untuk mengobrol tapi hatimu seakan tak bisa mempertahankan moment itu untuk waktu yang lama, karena jantungmu terus terpacu lebih cepat ketika matamu tak sengaja bertatapan dengan Wonwoo.
Kau bukan orang bodoh yang tak mengerti maksud perkataan tersirat dari Wonwoo tadi. Yang dapat kau simpulkan adalah bahwa Wonwoo memang menyukaimu.
Saat memasuki lift, Wonwoo mempersilahkanmu untuk masuk lebih dulu. Padahal sebelumnya ia tak pernah bersikap seperti itu.
Kecanggungan ini benar-benar membuatmu gemas sendiri.
Begitu sampai lorong apartement, kau dan Wonwoo terkejut saat melihat seorang wanita berjongkok di depan apartementmu dengan menelungkupkan wajahnya pada kedua lututnya.
Sekilas kau seperti melihat sosok adikmu, tapi kau menyangkalnya karena ia tak mengabarimu jika ia ingin datang ke apartementmu.
Jikapun ia mengabari, kau tetap tak bisa membawanya masuk karena kau juga belum menanyakan password apartement pada Ibu.
Tapi begitu ia mengangkat kepalanya, kau terkejut dan sontak berlari ke arahnya.
"Yerin!"
Gadis yang lebih muda 3 tahun darimu itu lantas memelukmu erat.
Satu hal yang baru kau sadari adalah, adikmu, dia menangis.
"Hei tenanglah, sudah ada aku disini" ucapmu sembari mengusap punggungnya agar ia berhenti menangis.
"Hiksss... hikss eonni, aku tak mau tinggal di rumah lagi. Hikss... ayah menamparku" ia mulai berbicara
"Menamparmu? Kenapa?" Tanyamu
Ia melepaskan pelukannya kemudian menatapmu. Kau juga mengusap pipinya yang penuh dengan air mata itu.
"Karena aku bilang aku ingin tinggal bersama keluargaku yang utuh. Satu ayah, satu ibu, dan kedua kakakku bukan dengan anggota keluarga yang tak ku akui"
Kau bungkam. Tanpa kau sadari Yerin tumbuh selayaknya dirimu.
"Lain kali jangan seperti itu. Ayah hanya marah padamu, lebih baik kau pulang. Ayah pasti mencarimu" balasmu
"Aku tidak mau eonni, aku mau bersamamu" balasnya
Kau menggelengkan kepalamu seraya menatapnya.
"Kau berbeda denganku, Yerin-ah. Aku tak akan bisa menghidupimu jika kau bersamaku. Minta maaflah kepada ayah ya? Mau bagaimanapun dia itu tetap ayahmu." Balasmu
"Dan ayah eonni juga. Jadi aku tidak akan kembali ke rumah sebelum ayah sendiri yang mengajak kita berdua untuk pulang ke rumah" ucap Yerin bersikeras.
"Tapi aku sudah bukan-"
"Aku akan tinggal bersama eonni, dan aku akan berusaha untuk tak membebani eonni. Jadi aku mohon, biarkan aku tinggal bersama eonni ya?" Mohonnya
"Bukan itu. Masalahnya aku tidak tau password apartement ibu, jadi aku juga tidak bisa masuk" ucapmu
"Eh? Eonni tidak tau? Lalu selama ini eonni tinggal dimana?" Tanyanya
Kau menghela napas sebelum melirik Wonwoo yang sejak tadi berdiri di belakangmu.
"Aku tinggal bersamanya" balasmu
Wonwoo dan Yerin segera menyapa satu sama lain dengan kikuk.
Yerin kemudian segera mendekatimu untuk berbisik.
"Jadi ini kekasihmu eonni?" Bisiknya
"B-bukan. Kami hanya teman." Balasmu
Yerin kemudian tersenyum ke arah Wonwoo
"Halo, namaku Yerin, aku adik (y/n) eonni" ucap Yerin
Wonwoo menarik sudut bibirnya kemudian menjabat tangan Yerin yang terulur ke arahnya.
"Namaku Jeon Wonwoo, senang berkenalan denganmu" balas Wonwoo seramah mungkin.
Dan dapat kau lihat Yerin mematung untuk sesaat. Entah mengapa tapi reaksinya ini mengingatkanmu pada setiap kali Yerin kecil dulu bertemu dengan laki-laki tampan.
"Ekhem!" Wonwoo berdehem untuk meminta Yerin melepaskan tangannya
Yerin pun melepaskan tangannya dan langsung menunduk malu.
"Maaf" gumamnya pelan
"Ya sudah kalau begitu, hari ini kita akan menginap di hotel dekat sini saja" ucapmu
"Kenapa?" Tanya Wonwoo
"Kau bilang kenapa? Tentu saja karena aku bersama Yerin." Balasmu
"Kalian bisa tinggal di apartment ku hari ini. Tak perlu membuang uang untuk menginap di hotel" balas Wonwoo
"Aku tidak ingin-"
"Aku tau password apartement ibu, eonni" sanggah Yerin diantara perdebatan kau dan Wonwoo
"Wahh benarkah? Ya sudah kalau begitu. Syukurlah kau datang" ucapmu
Yerin mengangguk canggung kemudian mulai menekan beberapa angka yang kau intip sedikit. Dan ternyata passwordnya adalah perpaduan angka lahir kak Seungcheol, kau dan Yerin.
"Astaga kenapa tak terpikirkan olehku ya?" Keluhmu
"Kau saja yang bodoh"
Kau langsung melirik Wonwoo yang bergumam seperti itu.
"YA! Aku memang bodoh tidak perlu diperjelas lagi!" Pekikmu
"Ya sudah, kami masuk dulu" Yerin mendahuluimu untuk masuk ke apartement tapi sebelum masuk, kau mengucapkan satu hal untuk Wonwoo.
"Terimakasih telah mewarnai hariku yang suram. Selamat malam, Jeon Wonwoo"
Entah ia mendengarnya atau tidak karena setelah itu kau langsung masuk ke dalam apartementmu.
Tbc~
Double?
KAMU SEDANG MEMBACA
Situation [JWW] END
Short Story2nd bonus from SVT imagine Bermula dari pertolongan seorang wanita pada laki-laki yang sudah menyerah pada hidupnya sendiri.