Kau duduk sendirian di tengah gelapnya taman kota kala itu. Kau berulang kali menghela napas, mengatur agar kau tak nampak sekhawatir sebelumnya. Kau benar-benar tak ingin Wonwoo mencurigaimu.
Tak lama setelah itu kau bisa melihat Wonwoo berjalan perlahan ke arahmu.
"Kau datang lebih awal" ucapnya
"Karena ini sangat penting dan aku tak ingin membuang-buang waktu" balasmu
Wonwoo kemudian duduk di sebelahmu.
"Ada apa? Kenapa kau mengajakku bertemu disini? Padahal kau bisa saja langsung ke apartementku" balas Wonwoo
Kau menarik napasmu pelan sebelum menghembuskannya.
"Boleh aku bertanya kenapa kau memutuskan untuk mengakhiri pertunanganmu dengan Seolin?" Tanyamu
Wonwoo menoleh ke arahmu kemudian ia tersenyum lembut.
"Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin mengakhirinya, hanya aku tak punya keberanian. Tapi semenjak aku bertemu denganmu, aku rasa aku mulai berani untuk mengatakan 'tidak' pada hal-hal yang tak kusukai" balasnya
"Jadi maksudmu, kau mengakhirinya karena aku?" Tanyamu semakin panik.
Wonwoo kemudian menganggukan kepalanya.
"Ya kurang lebih seperti itu" balasnya
"Apa Seolin tau alasanmu ini?" Tanyamu
Wonwoo nampak ragu untuk menjawabmu. Namun matanya menatapmu menelisik.
"Benar kan perkataanku tadi pagi? Seolin pasti mengancammu kan? Katakan padaku apa yang dia katakan" pinta Wonwoo
Kau menghela napas. Kau benar-benar tak tau apa yang harus kau lakukan.
"Bagaimana jika aku meminta kita untuk mengakhiri hubungan ini... juga?" Tanyamu
Wonwoo menampakkan perubahan pada wajahnya. Ia menukik alisnya tak suka.
"Aku mengerti. Seolin yang memintamu untuk pergi dariku kan? Aku akan menemuinya-"
"Wonwoo! Ini tidak semudah yang kau pikirkan. Seolin juga tidak ada hubu-"
"Jika dia memang tidak ada hubungan. Kau tidak mungkin mengakhiri hubungan ini. Kita baru saja menjalinnya tapi sekarang kau meminta untuk mengakhirinya. Apa kau tidak keterlaluan padaku?!"
Kau dan Wonwoo saling menyanggah satu sama lain bahkan tanpa kau sadar Wonwoo terlihat kesal.
Kau bahkan tak pernah melihatnya sekesal ini padamu. Dan kau tau saat ini kau sudah benar-benar melukai hatinya.
Akhirnya kau menghela napas sebelum menjawabnya.
"Lalu, apa kau pikir kau tidak keterlaluan juga padaku?" Tanyamu dengan nada rendah
Kau menatap Wonwoo dengan pandangan yang tak kalah tajam.
"Kau. Membuatku berada di posisi yang sulit. Kau pikir aku tidak tertekan setelah memikirkan statusku saat ini? Aku perebut tunangan orang lain, Wonwoo. Kau tidak seharusnya mencintaiku karena takdirmu bukanlah aku tapi Seolin. Dan akulah peran jahatnya!" Pekikmu di akhir kalimat.
"Tapi aku memilihmu dan saat ini kau tidak lagi berperan jahat. Aku tak percaya pada takdir, karena nyatanya manusialah yang menciptakan takdirnya sendiri. Itu hanya anggapan orang bodoh (y/n)." Balasnya berusaha untuk lembut
"Ya! Dan akulah orang bodoh itu. Apa kau tak bisa mengerti?! Ini salah. Semua ini salahku. Tak seharusnya aku menerimamu kemarin! Tak seharusnya kita bertemu! Tak seharusnya aku mencintaimu jika takdir mengatakan bahwa kau bukan untukku!"
Kau menangis tepat saat memekik dengan keras di akhir kalimat. Sangat menyakitkan bagimu untuk mengatakan semuanya. Kau tak ingin ada perpisahan, tapi kau harus melakukannya.
Bagimu, keluarga adalah yang utama. Meski harus mengorbankan perasaan sekalipun.
"Apa kau tak sadar, jika dengan kita bersama akan ada banyak hal yang dipertaruhkan?" Tanyamu lagi
Wonwoo diam. Ia tak banyak berbicara setelah memekik padamu tadi. Mungkin ia merasa bersalah.
"Mencintaimu itu sangat menyakitkan. Maaf aku tak bisa bertahan. Jadi lebih baik kita akhiri saja semua ini. Kau, kembalilah pada Seolin. Kembalilah pada takdirmu." Ucapmu berusaha menahan tangis
Kau beranjak dari tempatmu kemudian berdiri di depan Wonwoo yang masih duduk di tempatnya.
Ia menengadah menatapmu.
"Apa ini benar dirimu (y/n)?"
Satu lagi air mata lolos dari pelupuk matamu, sebelum tersenyum padanya.
"Maafkan aku, Wonwoo"
Kau menunduk kemudian mencium bibirnya sekilas sebelum akhirnya melangkah pergi dengan menutup mulut agar isakan tangismu tidak begitu terdengar.
Kau harap dengan begitu, Wonwoo akan membencimu dan melupakanmu.
Ya, kau harap.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Situation [JWW] END
Short Story2nd bonus from SVT imagine Bermula dari pertolongan seorang wanita pada laki-laki yang sudah menyerah pada hidupnya sendiri.