11

826 97 4
                                    

Sudah 30 menit mobil yang Harja kendarai melaju membelah jalan. Gue masih asik mendengarkan musik dengan sedikit bersenandung. Sesekali gue nengok ke belakang, ngeliat 6 manusia di sana yang udah tepar dan suara dengkuran dari mana-mana.

"Gak tidur juga lo?" tanya Harja. Tapi yang gue dengar cuma gumaman gak jelas.

"Kenapa?" tanya gue sambil ngelepas salah satu airpods.

"Oh, lagi denger lagu," ucap Harja setelah melirik airpods di tangan kiri gue. "Lo gak tidur juga?"

"Gak ngantuk."

Gue melirik radio yang gak nyala sama sekali. Harja betah banget sama ketenangan kayak gini. Kalau diingat-ingat, Harja itu orang yang paling banyak ngelakuin aktivitas. Sekarang giliran yang lain udah tepar, dia malah masih nyetir.

"Mau gantian nyetir, Bang?" tawar gue setelah ngeliat wajah capeknya.

"Emang lo tau jalan?"

Eh? Iya juga. "Kan bisa nyari di Google Maps."

Harja ketawa. "Gak usah. Mana mau gue nyusahin cewek."

Gue menatap aipods yang ada di tangan. "Lo suka denger lagu apa, Bang?"

"Gue? Gue bukan orang yang suka genre yang spesifik, sih. Asal enak aja, gue pasti suka kok."

"Jadi, lo gak pernah beli album band gitu?"

Harja geleng kepala. "Merchandise aja gue gak punya."

Sedetik gue ngerasa hidup Harja basic banget. Terlalu datar buat ukuran gue. Tangan gue beralih lincah mencari lagu yang paling gue suka.

"Karena lo lagi nyetir, jangan tiba-tiba banting stir, ya?"

Gue pasang salah satu aipods di telinga Harja. Sedetik kemudian, lagu favorit gue udah keputer gitu aja. Gue liat lekat-lekat reaksi Harja.

Oh maybe
You don't have to kill so kind
Pretend to ease my mind
When baby you won't

Bisa gue liat, bibir Harja udah mulai mengulas senyum. Kepalanya sedikit gerak ngikutin irama lagunya.

Oh sugar
You don't have to be so sweet
I know who you're going to meet
Don't say that I don't

Gue semakin mengulas senyum saat Harja menikmati musiknya. Musik favorit gue. Sejenak gue merasa hari ini lebih cerah dari kemarin.

So maybe
I won't let your memory haunt me
I'll be sleepwalking
With the lonely

Gue melirik tangan Harja yang gerak sesuai irama lagu. Tanpa sadar gue menggerakan kaki gue dan mengulas senyum yang begitu lebar.

If you're taking me home
Tell me if I'm back on my own
Giving back a heart that's on loan
Just tell me if you wanna go home

Spontan Harja menyanyikan liriknya. Gue sedikit kaget waktu dia natap gue dengan tatapan sombong. Kayak bilang, "Gak cuma lo yang hapal lagu ini." Gue tertawa kecil kemudian ikut nyanyi sampai tinggal iringan musik aja di bagian belakang lagu.

"Lo kok gak bilang kalau tau lagunya?" rengek gue gak terima. "Padahal gue mau pamer."

Harja cekikikan. "Yaudah, ulang deh. Nanti gue pura-pura gak apal."

"Telat. Males."

Gue nyari lagu kesukaan gue lagi. "Gak usah diganti. Gue suka lagunya," ucap Harja sambil muter stir ke kanan.

"Eh, Bang. Ini kan banyak iklan di pinggir jalan, main kata dasar yuk?" Gue menaik turunkan alis. Merasa yakin gue bakal menang karena sering ngelakuin hal ini sama Mama kalau di jalan.

"Gimana tuh?"

"Cari aja satu kata. Misal kaya iklan itu—" tunjuk gue ke salah satu pamflet pinggir jalan, "—tambahin aja kata 'dasar'. Nanti jadinya, dasar Nippon Paint."

Belum gue bilang mulai, Harja udah bilang, "Dasar Tolak Angin."

"Dasar Indosat."

"Dasar U-mild."

"Dasar Sate Pak Haji."

"Dasar Indomaret."

"Dasar XL."

"Dasar Formula."

"Dasar Warung Ranti."

"Dasar Lays."

"Dasar Rumah Makan Lilis."

"Ih, curang! Gue mau bilang itu tadi!" protes Harja.

"Lah, bodo amat, cari yang lain lah."

"Gak bisa, lo curang pokoknya."

Gue menaikkan satu alis, "Mana ada?"

"Dasar lo kutil kadal."

"Lo panu buaya."

"Buaya punya panu?" tanya Harja.

Untuk beberapa detik gue terdiam. "Emang kadal punya kutil?"

"Punya tau! Badannya kasar, banyak kutilnya."

Gue menatap Harja gak percaya. Dia beneran ngelawak ini?

"Eh, kok diem? Ketawa dong. Gak lucu ya?"

Lho, jadi dia beneran ngelawak?

"Oh— hahaha, apaan sih, Bang. Ada-ada aja lo." Harja ini ganteng-ganteng bercandanya garing.

Mata gue menangkap tulisan gede di pinggir jalan, Rest Area. "Eh, Bang, ke situ yuk? Lo pasti capek. Masih setengah perjalanan lagi, 'kan?"

Harja mengiyakan dan minggirin mobilnya ke sana. Setelah dapet tempat parkir, Harja nurunin semua kaca sekitar seperempat biar mereka gak kepanasan. Sengaja gak dikunci biar kalau ada yang bangun bisa keluar.

"Lo mau ke supermarket?" tanya gue. Karena Harja ngekorin gue di belakang.

"Iya, mau kencing."

"Nanti gue tunggu depan bangku itu ya," ucap gue sambil nunjuk bangku depan supermarket.

Tangan gue bergerak bebas mengambil permen karet, jajanan micin, dan dua roti ukuran sedang karena siapa tau ada yang masih kelaparan. Setelah ngambil dua botol besar air mineral dan satu susu kotak dingin, akhirnya sekarang gue duduk manis menunggu Harja.

Gue mengedarkan pandangan pada halaman luas di depan gue. Banyak ibu-ibu yang lagi jalan sambil gandeng tangan anaknya, bapak-bapak yang asik ngerokok, dan beberapa kedaraan yang dateng dan pergi dari tempat ini. Sejenak gue merasa betah setelah lebih dari satu jam duduk di mobil. Gue menarik tangan gue dan mengencangkan kaki gue. Gak sengaja gue nguap karena ngulet dengan kondisi badan pegel itu enak banget!

"Ditutup, Fi, mulutnya. Lalernya pada rebutan masuk tuh," ucap Harja yang barusan dateng dengan minuman kaleng di tangannya.

Gue cuma cekikikan doang. Sedangkan Harja memilih duduk di samping gue sambil ngabisin soda kalengan. "Langsung nih, Bang?" tanya gue saat tau Harja udah ngeremes kalengnya dan ngelempar ke tong sampah.

"Bentar, capek gue. Sepuluh menit lagi, ya?" Gue mengiyakan dan ngambil jajan yang ada di kantung.

"Lho, itu kan yang tadi gue sebutin," seru Harja sambil nunjuk jajan Lays gue.

"Mau?"

Entah karena Lays isinya dikit atau tangan Harja yang kegedean, tiba-tiba aja bungkus gue enteng setelah Harja ngambil isinya. Bisa gue liat di tangannya penuh banget. Astaga, itu tangan kalau ditaruh di kotak ambil boneka Timezone muat banyak kali ya?

"Hehe, laper," kata Harja sambil nyengir gak bersalah.

"Nih, Bang, abisin. Gue lagi pengen minum nih." Gue kasih semua tuh. Kasian, anak orang laper.

Harja menerima dengan senang hati dan memasukkan kembali isi yang dia ambil tadi. "Berangkat lagi yuk?"

Gue jalan ngekorin Harja sambil minum susu kotak dingin.

"Kak Harja!!"

[]

SUMMER HOLIDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang