"Aman?" tanya Harja ke Jovian tanpa suara. Jovian mengangkat jempolnya, tidak lupa dengan kedipan matanya.
Setelah ngambil barang-barang di mobil, Harja langsung naruh di atas karpet ruang tengah. Jovian teriak-teriak manggilin warga yang gak ikut keluar bareng Bagas.
"Bagas cabut sama siapa?" tanya Harja ke Jovian.
"Candra sama Dito. Padahal Dito mau kencan. Kasian itu bocah!" ledek Jovian sambil bukain kantung plastik.
"Wah Harja udah pulang!" seru Yudhis yang baru masuk sambil bawa kantung plastik besar.
"Habis belanja? Kulkas masih penuh," ucap Jilian yang ngeliat kantung yang dibawa Yudhis.
"Mau bikin kue."
"Lho? Udah bisa Yud?!" tanya Harja kaget. Karena percobaan terakhir Yudhis bikin kue udah hampir mau bakar dapur.
"Ya bisa dong!" jawab Yudhis dengan percaya diri.
"Gue bantu bikin kue aja ya!" teriak Jilian menawarkan diri.
"Dapurnya jangan dibakar ya Jil!" ledek Jovian.
Tim dekorasi lagi sibuk niupin balon. Sedangkan tim kue sibuk liat buku panduan punya Yudhis.
*
"Kalian kenapa harus ikut sih?! Gue 'kan mau kencan!" rengek Dito di kursi belakang.
"Kita kan nanti mau main habis lo kencan, Dit."
"Jadi?"
"Ya lo kencan aja, ngobrol-ngobrol gitu. Gue sama Bang Bagas kan beda meja."
"Sama aja ganggu!"
"Oh, jadi kita semeja aja gitu?"
"Itu lebih ganggu!!"
Mobil udah berhenti di parkiran. Semuanya udah lepas sabuk pengaman dan siap-siap buat turun. "Awas ganggu gue!" tegas Dito sebelum mereka turun.
"Maaf ya nunggu lama," ucap Dito ke Artha.
"Santai Dit, kayak ke siapa aja."
Selera Dito emang beda. Di saat yang lain pada suka sama cewek yang kalem lembek, Dito masih setia suka sama Artha yang anak motor banget. Gaya yang gak jauh-jauh dari kaos sama jeans udah jadi fashion andalan Artha tiap hari. Gak jauh beda juga sama Dito.
"Gila, Dito demennya yang laki banget ya!" bisik Bagas ke Candra.
"Abang nih kalau ngomong suka kebangetan. Gitu-gitu baik Kak Artha," sangkal Candra.
"Emang lo kenal?"
"Dari yang diceritain Bang Dito sih gitu."
"Kurang ajar emang, ceritanya ke lo doang." Mukanya Bagas udah asem.
"Jelas lah Bang Dito males cerita ke kalian, pada cepu sih." Berakhir Candra kesakitan dijitak kepalanya sama Bagas.
*
"Gak gitu Jil!! Yang ini dulu dimasukin!" protes Yudhis.
"Tulisan lo acakadul ya mana gue ngerti!" protes Jilian tidak mau kalah.
"Jelas-jelas tepungnya belakangan malah lo masukin!" Yudhis garuk kepalanya kasar. Satu-satunya jalan cuma bisa berharap semoga kuenya mengembang dengan baik.
"Isolasinya kesiniin Bang!" ucap gue ke Jovian.
"Cuma balon HBD doang 'kan?" tanya Jilian setelah ngasih isolasi ke gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER HOLIDAY
FanfictionMungkin kalau bukan karena Mama yang harus pergi ke luar kota sama Papa, gue gak akan dateng ke Jakarta. Mungkin juga kalau bukan karena Tante Tiara yang punya anak banyak, gue gak akan berdiri di depan kosan terbesar di komplek ini. Sayangnya, kata...