"Lagi ngapain bang?" tanya Bagas yang tiba-tiba masuk kamar Yudhis sambil nyamilin Chitato.
"Beres-beres," jawab Yudhis sambil benerin seprai. "Awas kalau camilan lo sampe rontok, gue suruh ngepel 7 kali!"
"Yaelah, gamau kalah banget sama masjid." Kemudian Bagas beralih duduk di kursi meja belajar Yudhis sambil ngangkat kedua kakinya.
"Bang Yudh, pinjem gunting dong," ucap Jilian sambil garuk-garuk kepalanya.
"Heh, kutuan ya lo?" tuduh Bagas.
"Enak aja! Gini-gini tiap bulan ke salon!" sangkal Jilian.
"Iya, ngilangin kutu."
"Gue gak kutuan astaga!" Jilian udah ancang-ancang mau pukul Bagas tapi si Yudhis langsung ngasih gunting ke Jilian.
"Berantemnya di luar aja, jangan di kamar gue."
"Widih, tumben ngumpul di sini!" seru Jovian yang berdiri di ambang pintu. Yudhis yang ngeliat tiga penampakan itu auto kesel sambil garuk kepalanya. Ya gimana enggak, lagi beres-beres aja digangguin kayak gini.
"Kutuan juga lo, Bang?" tanya Bagas.
"Ketularan Jilian kali si Yudhis. Buruan keramas pake peditok sana!" perintah Jovian.
"Enak aja lo!" sangkal keduanya bersamaan.
"Hey tayo! Hey tayo!" teriak gue sambil ngagetin Jovian.
"Ini gue mau beres-beres kenapa pada kumpul di kamar gue sih!!" bentak Yudhis geram.
"Wah, santai dong, Bang. Lagian lo tumben beres-beres?" ucap Jovian sambil beranjak tiduran di kasur Yudhis.
Baru aja mau jawab, ponsel Yudhis bunyi. Jilian yang kepoan langsung aja jalan ke belakang Yudhis buat ngintip isi pesannya.
"Ooh! Pantesan! Lagi mau diapelin mbak pacar gengs!!"
"Lancang lo ah!" Yudhis pukul lengan Jilian.
"Ciieee!"
"Makan-makan dong berarti?"
"Bubar kaga lo pada?!" Yudhis udah ancang-ancang mau pukul mereka pakai kamus 5 milyar. Seketika semuanya dorong-dorongan keluar dari kamar Yudhis.
"Galak amat si Yudhis," protes Bagas.
"Tau tuh," sahut Jovian sambil ngambil alih Chitato dari tangan Bagas.
"Gak ngerti dah," tambah Jilian sambil nyaut Chitato dari Jovian. Muka Jovian udah asem banget. Belum juga ngambil isinya udah disahut gitu aja.
Gue langsung turun ke ruang tamu. Niatnya mau nonton FTV, tapi niat gue belok karena di sofa ada Dito yang tiduran.
"Bang, bangun. Tidurnya di kamar dong, Fio mau nonton TV nih."
Dito cuma ngulet doang. Gue pasrah deh. Akhirnya terpaksa meja gw sampingin, berakhir duduk di karpet sambil memperdalam kebaperan gue sama FTV.
"Arthsnsks."
Gue mengerutkan kening gue. Nengok ke Dito yang di atas kursi, tidur sambil tengkurep dengan kepala nengok ke TV. Lah, lagi tidur tuh. Ngigo? Iya mungkin, dia ngigo. Atensi gue beralih ke TV lagi.
"Motorssbsjsb."
Lho, kan, dia ngomong lagi.
Akhirnya gue matiin TV dan jongkok ngadep Dito. Memasang telinga lebar-lebar."Heh! Mau ngapain lo?" tanya Jilian sambil main gunting.
"Sst! Diem! Gue lagi mengamati!" bisik gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER HOLIDAY
FanfictionMungkin kalau bukan karena Mama yang harus pergi ke luar kota sama Papa, gue gak akan dateng ke Jakarta. Mungkin juga kalau bukan karena Tante Tiara yang punya anak banyak, gue gak akan berdiri di depan kosan terbesar di komplek ini. Sayangnya, kata...