5.Sebelum ada Rasa.

41 6 0
                                    

Happy reading.
.
Permulaan itu biasanya berawal tidak baik atau bahkan sebaliknya.
*****

Shea lagi lagi sengaja terlambat ke sekolah,tatapannya masih seperti biasa dingin dan tanpa rasa bersalah.Tapi kali ini bukan Shanika yang menjadi titik fokusnya,perhatiannya beralih pada cowok anak baru yang kini berada dalam satu barisan dengannya."Kalian boleh masuk kelas,tapi inget hukuman kalian pulang sekolah nanti"

Tidak seperti anak anak yang terlambat lainnya,langkah Shea justru terlihat santai atau bahkan sama sekali tak berniat.Seseorang menarik lengannya membuatnya tersentak,ia terdiam untuk beberapa saat ketika beberapa orang berpakaian seragam guru itu melewatinya tanpa melihatnya.

"Buat apa?toh kita juga udah telat"

"Setidaknya lo nggak perlu tambahin hukuman lo"Balasnya singkat diiringi langkah pelan menuju ke arah perpustakaan."Ini ke arah perpustakaan"Katanya memberi tahu jikalau lelaki itu salah jalan.

"Gue tau"Sambarnya dingin tanpa ekspresi apapun."Terus?"

"Kalo mau ikut mending lo diem"

Untuk beberapa saat langkah Shea sengaja lebih di pelankan agar tak sejajar dengan lelaki yang pagi pagi sudah membuat moodnya turun,tapi anehnya Shea malah mengikuti langkahnya yang menuju ke arah perpustakaan."Udah telat bukannya masuk kelas,malah berduaan"

Aska.Lelaki itu berhenti kemudian menatap misterius ke arah Jasmine di depannya,Shea mengalihkan pandangannya ke arah depan di mana Jasmine berdiri dengan angkuh sambil tersenyum mengejek."Lo ngatain gue apa diri lo sendiri sih?"

"Orang gila kadang nggak sadar"

"Orang gila kebanyakan nggak ngaku gila"Shea menatap angkuh ke arah Jasmine tak mau kalah,kemudian berulang kali juga ia melirik Aska di sampingnya yang hanya diam."Lo yang gila"

"Orang gila juga kadang nuduh yang lain Gila"

"Shea"

"Apa?"Tantang Shea,ia sama sekali tak takut melihat wajah marah Jasmine yang kini sudah semakin mendekat ke arahnya."Gue bakal laporin lo sama BP"

"Kalo gitu lo sengaja pingin laporin diri lo sendiri"Jasmine kemudian menatap Aska sebelum pergi ia menghembuskan napas kasar."Gue tau apa yang udah lo lakuin"Kata Shea memperjelas kalimatnya sambil menunjuk beberapa kacing baju Jasmine yang terbuka dan juga rambutnya yang terlihat berantakan.

"Sial"Umpat keras perempuan itu kemudian melangkah menjauh.Sebelumnya pandangan matanya bertemu dengan Aska,Shea dapat melihat perbedaan raut wajah Aska kemudian ia merasa ada yang janggal anatara Aska dan Jasmine.

Setelah itu tak ada pembicaraan baik dari Shea maupun Aska keduanya sama sama bungkam sambil memasuki perpustakaan yang auranya langsung berubah dingin,Shea menatap sekeliling perpustakaan yang hampir tidak berpenghuni sama sekali kemudian ia bergidik ngeri dan langsung duduk di salah satu kursi baca yang tak jauh dari Aska.
.
"Mau kemana?"Tanya Shanika ketika melihat Alika akan keluar dari kelasnya."Toilet"

Belum sempat Shanika bertanya lebih lanjut gadis itu sudah ngacir duluan ke arah kamar mandi terdekat.

Tidak sampai 5 menit Alika sudah merapikan kembali pakaiannya,ia berulang kali menyentuh gagang pintu dan berulang kali pula pintu tidak terbuka sama sekali."Kenapa nih?"Tanyanya pada diri sendiri.

"Heiii di luar siapapun itu bukain dong"Teriaknya dari dalam yang langsung mendapat balasan deheman dari luar."Eh..tolongin dong,siapapun please"

"Ogah"

"Alexa?itu lo,apaan sih nggak lucu yah"

Sebelum seseorang di luar sana menyahut Alika kemudian mendengar seseorang yang datang."Siapa?"

"Alika"

"Jasmine?Bukain nggak pintunya,jangan bercanda yah"Alika berulang kali menggedor gedor pintu namun hanya tawa yang ia dengar,napasnya tak teratur baginya sikap Jasmine dan teman temannya sudah harus di beri pelajaran.Alika bersumpah dalam hatinya jika nanti ia keluar dan bertemu Jasmine beserta genknya itu ia akan membalaskan dendamnya.

"Semoga lo bisa keluar dengan selamat Alika.Bye"Setelah kalimat yang Alika yakin berasal dari suara Jasmine,Alika rasa tak ada lagi orang di depan sana.Lagi suara nya ia besarkan sambil berulang kali menggedor gedor pintu berharap ada seseorang di luar sana yang dapat membantunya."Ahh gue nggak bawa hp lagi"Katanya frustasi.

"Ada orang di dalam?"

"Adaa...bukain dong"Teriaknya pada seseorang yang bertanya di luar sana,kemudian satu dobrakan berhasil membuat pintu terbuka."Thanks"Ucapnya ramah setelah akhirnya bisa menghirup udara segar lagi di luar.

"Lo kekunci apa gimana?"

"Ada yang ngunciin gue tadi,tapi makasih yah kak"Paparnya pada seseorang yang berseragam tim basket,seseorang yang sudah menyelamatkannya hari ini atau seseorang yang ia lihat beberapa hari yang lalu di kantin.

"Kak Elang sendiri kebetulan lewat apa gimana?"

"Iya tadi kebetulan lewat denger lo yang teriak,ya udah gue duluan"Alika mengangguk membiarkan Elang pergi.Kemudian ia tersenyum dan refleks tangannya memegang dada rasanya ada yang tidak beres di dalam sana.
.
Rinjani mengusap wajahnya gusar,ia menatap dua orang yang sedari tadi sedang melakukan rutinitas adu mulut."Kean lo kenapa sih tiap hari cari masalah mulu sama gue"

"Masalah kok di cari nggak salah?"Cibir lelaki di depannya yang menjabat sebagai ketua kelas dan Salma sebagai wakilnya."Pokoknya gue nggak mau jadi pemimpin upacara Titik nggak pake koma!!!!"Keukeuhnya.

"Lo kan wakil ya harus mau lah Titik nggak pake tanda tanya"Balas Kean tak mau kalah.

"Kok tanda tanya?"

"Ya karena gue lagi maksa nggak lagi nawarin."Jawab Kean sambil menjulurkan lidahnya."Pokoknya gue nggak mau Kean,yang namanya pemimpin itu harus laki laki"

"Nggak salah?ketua osis disini kan perempuan"Salma diam sejenak kemudian merutuki kalimatnya barusan."Gue mau lo jadi pemimpin."

"Gue nggak mau!"

"Ya harus mau pokoknya,setelah ketua jadi pemimpin giliran wakil"Salma mencebikkan bibirnya kesal dan Kean adalah lelaki paling menyebalkan yang ia kenal."Serah lo"Katanya pada akhirnya,kemudian Salma melangkah pergi meninggalkan kelas yang masih ramai di jam istirahat.

"Lo dari mana?"

"Perpus"Sahut Shea sambil menyimpan tasnya,Salma menunggu di luar kemudian menatap kaget ke arah kedatangan Aska yang bersamaan dengan Shea."Sama Aska?"Tanyanya ketika Shea dan Rinjani sudah ke luar kelas.

"Berduaan?"

"Iyah"

"Gue cemburu"Rengeknya manja yang langsung mendapat pukulan dari Shea."Kak Aron mau lo kemanain?"

"Lo suka kak Aron?"Rinjani menatapnya heran kemudian menggeleng cepat ketika di beri pertanyaan seperti itu."Ambil aja apasih yang nggak buat temen"

"Najis,sorry gue nggak diajarin buat makan temen"Balas Rinjani yang malah membuat Shea tertawa dan Salma menyunggingkan senyuman manis."Tapi She...Lo nggak ngapa ngapain kan?"

"Ya ngapa ngapain lah"

"Astagfirullah Shea itu dosa nggak boleh,lo gimana sih?"Omel Rinjani kemudian bersamaan dengan cubitan Salma yang langsung mendarat di tangannya.

"Apaansih.Ya kali gue diem aja,gue juga manusia kali bukan patung sekedar main hp sama tidur emang nggak boleh?!"Ucap Shea menjelaskan,ia mencebikkan bibirnya kesal."Maksud gue bukan itu"

"Makannya nanya yang jelas dong"

"Maaf yah...uuu cup cup cup"Kata Salma sambil mengelus rambut dan tangan Shea yang sempat ia cubit tadi."Sekalipun lo jadi patung gue rasa lo nggak bakal diem deh,lo kan nggak bisa diem"Kata Rinjani.

"Enak aja,gue bisa diem kok kalo lagi pingsan.Tapi sayangnya gue nggak pingsan pingsan makannya nggak bisa diem"

"Sama aja"Sambar Rinjani.

___

Rinjani sama shanika menyusul yah di part selanjutnya.

Password : I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang