3.Dari tatapan

77 6 0
                                    

For Peter cs KW.
__
Barangkali benar,semua yang berawal dari tatapan selalu berakhir di hati.
.
*****

"Lo mau pesan apa?"Alika duduk sehabis bertanya pada Shanika."Nggak nunggu yang lain dulu?"Tanya Shanika balik.Pasalnya di tempat yang biasa mereka kumpul kini hanya ada mereka berdua.

"Kayaknya mereka keluarnya terlambat deh soalnya gue denger ada anak baru,so pelajaran jadi ke ganggu"

"Oh yaudah.Batagor sama es teh manis yah"Alika mengangguk."Kenapa nggak es teh tawar aja?nanti juga manis kalo liat gue"Katanya sebelum melangkah kan kaki yang langsung di balas umpatan Shanika."Muka lo pait"

"Heii"Shanika melirik ke samping kirinya dimana seseorang tiba tiba duduk di sampingnya sambil merangkul bahunya so akrab."Apaan sih"Geramnya sambil melepaskan rangkulan seseorang yang hanya tersenyum.

"Kok sendirian?anak anak ribet lo mana?"Tanyanya penasaran.Setelah kepergian Alika beberapa saat yang lalu Shanika memang duduk sendiri."sorry gue nggak punya anak"

"Maksud gue temen temen lo mana?"

"Lo kesini cuman mau nanyain mereka?"

"Nggak,gue kesini mau nemenin lo"Balas lelaki itu santai."Gue nggak butuh lo"

"Tapi gue butuh lo"

Kemudian keduanya sama sama membisu tapi bedanya Shanika dengan wajah datarnya sedangkan seseorang di sampingnya masih dengan senyumnya yang sama sekali belum pudar sejak kedatangannya tadi.

"Devan,lo kok disini?"Alika langsung merasa bingung ketika ada seseorang yang duduk di samping Shanika."Eh She.."

"Gue Alika,kapan sih lo nggak salah sebut nama?"Devan.Devan Pranadipa.Laki laki itu hanya memperlihatkan cengirannya ke arah Alika,ini bukan pertama kalinya ia salah sebut nama teman teman Shanika,bagi Devan ia tak perlu menghapal satu persatu nama teman teman Shanika yang ia cukup tau dan hapal cuman Shanika.Cewek jutek yang sudah buat ia penasaran sejak pertama kali melihatnya.

"Masih berusaha ngejinakin batu es?"Suara Shea berhasil membuat Shanika dan Devan refleks menoleh,kedatangannya langsung membuat senyum semakin merekah di wajah Devan."Gue yakin suatu saat nanti batu es itu bakalan meleleh sama lo"

"Rinjani apaan sih,lo juga ngapain masih disini?"Ketus Shanika setelah Rinjani dan Shea duduk di depannya."Selain nemenin lo gue juga mau minta doa sama temen teman lo"

"Doa apaan?"

"Udah bantu Aminn aja"

"Semoga hubungan kalian longlast"

"Amin"

"Semoga rezeki gue lancar"

"Amin"

"Semoga Shanika nggak jutek lagi sama gue"

"Amin"Shanika hanya diam mendengar kalimat Devan yang terakhir tadi."Doain yah"Pinta Devan sebelum pergi meninggalkan meja mereka.Shanika menghirup udara di sekelilingnya sebelum akhirnya menghembuskan napasnya malas.

"Lo nggak jatuh cinta sama Devan?"

"Apaan sih al.kalian lagi,ngapain pake ngaminin segala?"

"Kita mah ngikut aja"Jawab Rinjani santai."Nanti juga jatuh cinta"Timpal Shea.

"Jangan so tau yah"

Kemudian tatapan mereka langsung terfokus ke arah dimana Salma datang sambil teriak teriak nggak jelas."Kampret lo,gue nggak berdua duaan yah"Katanya pada seseorang yang kini berdiri di depannya.

Password : I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang