17.Kita Khawatir

24 3 0
                                    

Peter cs Kw
.
Barangkali kamu tidak tahu bagaimana rasanya hati terjatuh sebab mengetahui kamu tidak baik baik saja.

*****

Pagi pagi sekali ponsel Alika sudah berulang kali berdering menerima notifikasi chat.Gadis itu sempat membuka matanya sebentar melihat siapa yang mengiriminya pesan sepagi ini,setelah tau bahwa itu notifikasi dari grup gadis itu memutuskan untuk memejamkan kembali matanya sejenak.

17 menit selanjutnya ketika dering Alarm berbunyi Alika membuka matanya lagi,kemudian mendudukan tubuhnya sebentar sambil meminum segelas air putih.Setelah itu Alika menatap ponselnya yang beberapa menit lalu ramai oleh notifikasi grup,kemudian matanya berfokus pada satu pesan yang di kirimkan oleh seseorang yang kini terasa jauh.

Buyur Kutub:
Guyss,sorry ya hari ini gue nggak masuk sekolah soalnya ada keperluan keluarga.Gue jadi nggak bisa ikut foto studio,tapi nggak papa.Eh iya hari ini kebetulan sekolah bebas,so selamat berbahagia.

Alika menatap heran kearah pesan dari Shanika yang juga ia baca di grup lain."Kemana dia?"Tanyanya pada diri sendiri.

Setelah lama terdiam,Alika kemudian melangkah ke arah kamar mandi dengan hati yang terasa berbeda sejak hari kemarin seolah olah ada hal ganjil di hatinya.
.
"Selamat pagi,tumben nggak telat?"Shea menoleh ke arah seseorang yang kini berjalan beriringan memasuki sekolah,gadis itu berdecak kesal dengan kalimat yang banyak orang katakan sepanjang jalan tadi.

"Berangkat pagi di tanya kenapa,telatpun ditanya kenapa!"

"Wess sabar masih pagi ini."

"Shanika ada urusan apa Al?"Shea mengganti topik dengan hal yang jauh lebih menarik perhatiannya sejak pagi tadi,ada banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Alika barangkali gadis yang satu kelas dengan si ketua osis jutek itu jauh lebih tau di banding dirinya."Ya mana gue tau,dia kan nggak bilang!"

"Alika"Teriakan seseorang berhasil menghentikan langkah keduanya di koridor lantai 3.Keduanya berbalik bersamaan ke arah panggilan seseorang yang kini terlihat berlari dari kejauhan.Tatapan keduanya langsung berubah datar ketika seseorang itu kini berdiri tepat di hadapan keduanya.

"Hai She"Shea sama sekali tak berniat membalas sapaan ramah gadis itu sayangnya hatinya yang terlalu baik itu memaksanya untuk tersenyum sebagai balasan."Kalian udah tau?"

"Tau apa?"

"Tentang Shanika,serius nggak tau?"

"Ya pasti nggak tau lah Ray,mereka kan cuman baik di depan doang"Kalimat Jasmine langsung membuatnya menjadi pusat perhatian ketiganya,gadis itu mendekat sambil membenarkan tas gendongnya."Nggak usah cari masalah ya lo!"

"Yang suka cari masalah itu elo"

"She udah"Tahan Alika sambil menggenggam lengan Shea yang sudah mengepal."Disini makin gerah,Ray kalo lo mau ngomong langsung to the point aja lah"Cerocos Alika melihat napas Shea yang sudah tak teratur,emosi gadis di sampingnya ini bisa kapan saja meledak dari pada nambah masalah baru lebih baik cepat cepat pergi.

"Kalian beneran gak tau?"

"Lo tuh ya dari tadi nanya itu mulu,kita emang nggak tau makannya langsung kasih tau aja"Raya menoleh ke arah Shea yang sudah terlihat kesal."Sahabat macam apa,masa sahabatnya kena begal kalian nggak tau"Sambar Jasmine yang langsung membuat Alika dan Shea menegang.

"Maksudnya apa nih?"Tanya Alika memastikan.

"Iya,Shanika nggak sekolah itu karena kemaren kena begal"

"Oh"Balas Shea ketika Raya sedikit menjelaskan mengenai ketidak hadiran Shanika."Lo tau dari mana?"Alika sama sekali tak langsung percaya begitu saja mengingat orang yang memberi tahunya adalah orang yang tak dapat di percaya.

"Anak osis yang kebetulan sekomplek sama Shanika tadi ngasih tau ke kelas"

Shea memegangi lengan Alika yang sudah dingin,matanya kini tak pernah lepas dari ponsel yang sudah ia mainkan sejak jawaban oh nya tadi."Al,kita ke atap aja ya"Kata Shea ketika gadis di sampingnya mulai terasa melemah.

"Thanks"Balas Alika kemudian mengambil ponselnya,melakukan hal serupa seperti apa yang Shea lakukan."Ponselnya nggak aktif She"

"Please jangan disini Al"Shea menatap Alika yang suaranya sudah mulai bergetar,gadis itu masih belum berhenti mengirimkan pesan pada Shanika.

"Vanya.."Merasa di panggil Vanya yang baru saja datang langsung mendekat ke arah Alika dan Shea.Seketika itu juga Air mata Alika jatuh disertai dengan isakan tangisnya."Kenapa Al,loh kok nangis?"

"Kita ke atap aja yuk"ajak Shea sambil menarik lengan Alika,diikuti Vanya yang hanya terdiam sambil kebingungan.

Udara atap kian menit rasanya kian sesak,padahal udara pagi masih terasa."Van,Shanika ke begal"Setelah Alika bersuara Vanya terdiam sambil sesekali mengusap punggung Alika yang mulai bergetar.

"Gue khawatir sama dia She,gue takut dia kenapa napa.Dari kemaren itu hati gue udah nggak enak berasa ada yang ganjel"Shea menoleh ke arah gadis yang masih terisak itu,tangannya masih berusaha mengirimkan pesan pada seseorang yang pagi ini sudah membuat khawatir.

"Percuma She,HP nya nggak aktif"Kata Alika di sela sela isakannya,air matanya masih terus mengaliri wajahnya yang kini sudah memerah."Gue takut She,Kenapa sih ada aja masalahnya?"

"Stop Al,jangan buat gue makin khawatir"

"Gue juga khawatir,ayo kita ke rumahnya aja.Lo bawa mobilkan?"Alika mengusap wajahnya kasar,mendengus keras berulang kali.Ia sengaja mendonggakkan wajahnya agar air matanya tak jatuh,mendengar Alika hatinya kian rapuh.

"Sheaa..."Ketika tak mendapat balasan dari Shea,Alika terduduk di lantai koridor yang kotor.Untuk kali ini gadis itu sama sekali tak merasa jijian,ia menangis tersedu begitupun dengan Vanya yang masih berdiri di sampingnya.

Shea masih berusaha menguatkan hatinya,merapalkan do'a supaya Shanika baik baik saja,berharap bahwa gadis itu segera mengaktifkan ponselnya dan mensugestikan dirinya sendiri bahwa Shanika baik baik saja.Shea menatap Alika,untuk detik itu juga air mata yang sejak  tadi ia bendung jatuh,hatinya benar benar rapuh.

"Sheaa,gue ngerasa bersalah karena kemaren."Alika masih mengoces tak jelas dengan air mata yang kian menjadi jadi,suara gadis itu juga menjadi serak dan semakin begetar.Shea semakin menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara tangisnya.

"Ada apa?"Seseorang datang kebingungan.

Password : I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang