18. Baik Baik Ya

18 4 0
                                    

"Ada apa?"Seseorang datang sambil kebingungan,Vanya menoleh kemudian ikut terduduk di samping Alika sambil membuka kaca matanya yang bermembun oleh air mata."Al,lo kenapa?"Tanyanya khawatir pada gadis yang menangis semakin keras itu.

"She.."Ketika Shea menoleh perasaan Salma menjadi takut,sebelumnya Salma tak pernah melihat wajah Shea memerah seperti itu disertai dengan air mata yang terus saja berjatuhan.

"Shanika kebegal Sal"

"Hah?"Untuk waktu yang cukup lama Salma terdiam,sampai akhirnya air mata mewakili perasaannya kali ini.Ia menangis dalam diam,tapi hatinya semakin teriris.

"Pantes perasaan gue nggak enak semalem"Adu Salma.

"Loh kalian kenapa?"Shea membiarkan semuanya lepas,rasanya lelah membendung isak tangis,untuk kali ini wajahnya semakin memerah.Melihat kedatangan Rinjani malah membuat hatinya perih,rasanya ingin sekali ia mengadu tapi untuk berucap satu kata saja ia tak mampu."She,Kenapa?"Gadis itu semakin kebingungan ketika suara tangisan Salma dan Alika semakin keras.

"Van ada apa sih?"Sama dengan Shea,Vanya pun tak memberikan jawaban."Jangan gini dong gue nggak ngerti!"Katanya.Setelah itu ia terdiam,dalam hatinya penuh tanda tanya walaupun begitu melihat semua menangis Rinjani sama sekali tak mampu membendung ketakutan dalam hatinya.

"Gue baru aja dateng dan langsung di suruh ke sini,tapi liat kalian nangis kek gini,gue jadi takut"Katanya setelah air matanya mengalir begitu saja.

"Seharusnya gue kemaren nungguin Shanika dan pulang bareng,tapi gue malah duluan.Gue minta maaf"Kata Vanya merasa bersalah.

"Shanika kenapa?"

"Shanika ke begal Rin"

"Apah?"Rinjani ikut terduduk dengan air mata yang semakin banyak keluar."Kok bisa?"

"Lo punya pulsa?"Pertanyaan Shea langsung di angguki Rinjani,kemudian di menit selanjutnya ponselnya sudah berada di tangan Shea."Jangan ada yang nangis,susut air mata kalian"Perintah Shea.

"Halo.."Lucunya Shea justru malah menjadi orang pertama yang menangis terlebih dahulu ketika suara Shanika terdengar setelah lama menunggu,ia menyerahkan ponselnya ke arah Alika.

"Lo baik baik aja Shan?"Suara Alika semakin bergetar ketika Shanika menjawab baik baik saja.

"Nggak usah nangis,gue nggak papa kok"

"Kenapa lo nggak bilang Shan?"Tak ada yang mampu berbicara kecuali Alika untuk saat ini.

"Gue nggak papa Al,kalian jangan pada nangis gitu dong ah lebayy"Shanika memang terdengar mengalihkan pembicaraan."Dia nya juga nangis"Kata Shea pelan.

"Kita Khawatir Shan bukan lebay"

"Iya yaudah jangan nangis.Raya mana?"

"Kasih ke orangnya"Balas Salma ketika pertanyaan Shanika malah membuat hatinya kian teriris.

"Kenapa lo malah nanyain dia?Kita disini yang khawatir sama lo!"

"Dia orang yang terakhir gue temui kemaren,gue pengen bicara sebentar sama dia"

"Udah Al kasih aja ke orangnya"Setelah mendengar jawaban dari Shanika Alika pergi sambil mengelap air matanya yang masih tersisa,beruntungnya ia tak perlu berjalan jauh jauh karena orang yang Shanika cari ada di dekat tangga menuju atap.

"Kita yang nangis khawatir sama dia dan dia malah nanyain orang lain?"Shea tersenyum miring mendengar kalimat Salma,Air matanya tak lagi jatuh.ada sedikit penyesalan karena menangisi orang yang sama sekali tak ingat padanya.

Beberap menit kemudian Alika datang dengan ponsel yang sudah mati,gadis itu kembali terisak beberapa saat."Dia malah nanyain orang lain"Adunya.

"Udah Al,pulang sekolah kita kerumahnya."

"Harus pokoknya".
.
Sampai di depan rumah Shanika,beberapa kendaraan sudah terparkir di sana.Lagi untuk kesekian kalinya kelimanya menarik napas berat,rasanya semakin sesak saja dada mereka.

"Kita turun"Titah Rinjani ketika Shea berhasil menyimpan rapi mobilnya."Masih banyakan Rin"Rinjani menoleh ke arah Salma di sampingnya,kemudian sekali lagi memerintahkan untuk keluar dari mobil.

Suara tawa dan tangisan seketika terdengar dari luar,teman teman osis dan satu kelas lainnya langsung menoleh ketika mereka masuk ke dalam.Shanika tersenyum menatap kedatangan kelimanya,sementara Alika berdecih melihat Raya duduk di samping Shanika sambil menyeka air matanya.

Shea menoleh ke arah Salma yang memalingkan wajahnya dari Shanika,air mata gadis itu jatuh begitu saja.Shea segera mengusap punggungnya pelan."Sorry ganggu,Shan kita masuk ya"Shanika mengangguk.

Sementara Alika masih berdiri disana,beberapa anak anak lain sudah ada yang memutuskan pulang duluan dan beberapanya memilih beranjak duduk di luar begitupun dengan Raya.Kemudian Alika memutuskan untuk maju mendekat ke arah Shanika dan duduk di samping gadis itu.

"Gue nggak papa Al"Kata Shanika membaca kekhawatiran yang tampak jelas di wajah Alika.Alika tersenyum kemudian memegangi lengan gadis itu sambil menatap setiap luka di tubuhnya.

"Eh Shan,kita pulang dulu yah udah sore ini"Setengah jam kemudian rumah Shanika sudah kosong dan hanya tersisa mereka berlima karena Vanya memutuskan pulang duluan.

"Al,udah sore gue harus pulang"Rinjani dan yang lainnya datang setelah suasana rumah Shanika benar benar sepi.Alika mengangguk.

"Shan kita pulang ya,jangan lupa diminum obatnya.Mungkin ini lebih ke teguran dari Allah karena Allah sayang sama lo,Dia mau lo istirahat mengingat dari minggu minggu sebelumnya istirahat lo keganggu."Shanika mengangguk mendengar nasihat dari Rinjani.

"Lain kali lo harus lebih berhati hati,kita khawatir.Kalo lo butuh sesuatu bilang sama kita.Jangan lupa makan dan minum obatnya"kata Salma menambahi dan lagi Shanika hanya membalasnya dengan senyuman.

"Cepet sembuh"Kata Shea sambil menendang pelan telapak kaki Shanika berulang kali"She itu kaki Shanika lagi sakit loh"Tegur Alika yang membuat Shea langsung meminta maaf dan menendang kaki Shanika yang sebelahnya.

"Thanks udah bersikap apatis She"Shea tersenyum kecut mengingat statusnya yang menyindir Shanika."Seapatis apatisnya gue,gue tetep datang kesini buat mastiin kalo lo baik baik aja.I HATE YOU"Balas Shea,Shanika tak membalas dan hanya tersenyum.

"Shanika.Jaga kesehatan lo,lo nggak perlu mikirin sekolah atau les buat olimpiade Lo itu.Yang terpenting sekarang lo harus jaga kesehatan,minum obat,dan tidur dengan cukup.Kita nggak sayang lo kok.Baik baik ya"Shanika mengangguk."Ingat di balik kata Nggak selalu ada kata IYA"

"Dengerin tuh kata emak lo"ledek Salma yang langsung membuat Alika menjadi bahan ledekan saat itu juga,setelah itu mereka memutuskan pergi setelah Shanika mengucapkan terimakasih.

___

Shanika...
saat itu untuk pertama kalinya kita menangis bersama,merasakan sakit yang sama,mengkhawatirkan orang yang sama dan itu terjadi ketika kamu tidak baik baik saja Shanika.Jika ada luka yang tidak perlu di definisikan sebabnya itu adalah luka kami bersama.Shanika,kita disini ada buat kamu,jangan ragu untuk mengadu  mengenai apapun itu.
I HATE YOU.

Password : I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang