Peter cs KW
.
Nyatanya marah memang tanda cemburu.
."Pertandingan olah raga emang sabtu sekarang ya?"Shea menatap ke arah Salma bingung,ia baru saja ingat bahwa gadis yang berhadapan dengannya itu akan melaksanakan pertandingan bulutangkis antar sekolah.
"Gue kan udah sering ingetin!"Ketus Salma yang hanya membuat gadis di depannya mengeluh lupa ."Shanika mana Rin?"Rinjani yang baru saja datang langsung mencebikkan mulutnya mendengar pertanyaan Alika.
"Sama Raya"
"Ngapain?"
"Mana gue tau,udah ah gue haus"Sewotnya sambil mengambil sebotol minuman dan langsung meneguknya hingga setengah botol lagi."Lusa lo siap Sal?"
"InsyaAllah"
"Gue suka jawaban lo"Balas Rinjani tersenyum senang mendengar jawaban Salma."Gue gitu loh"Sombong gadis itu sambil mengepalkan tangannya dan memukul mukul pelan ke dadanya dengan bangga.
"Vanyaaa"Teriak Shea langsung membuat beberapa orang menoleh ke arahnya termasuk seseorang yang barusan namanya ia panggil dengan keras."Berisik,nggak usah teriak teriak"Omel gadis itu sembari memukul pelan kepala Shea.
"Tuh Shanika."Alika menunjuk kedatangan gadis yang tadi ia pertanyakan keberadaannya,kemudian menghembuskan napas panjang ketika seseorang itu malah duduk di tempat lain."Dia kenapa sih?kayak menghindar"
"Kayak makin jauh"Timpal Shea dengan suara pelan."Gue jadi takut"
"Takut apa lo?"Salma menggeleng pelan,bingung dengan kalimat takut yang tadi dia ucapkan."Salma,ternyata lo disini."
Tatapan Salma langsung berubah garang ketika berhadapan dengan Keano."Apa?"Ketusnya yang membuat Kean juga terbawa emosi."Lo di cariin bu Rani tuh,disuruh latihan kali"Katanya ikut ketus.
"Lo nggak lagi ngibulin gue kan?"
"Geer banget lo,punya niat ngibulin lo aja kagak.Buang buang waktu tau nggak"
"Gue bukan Geer tapi waspada!"Balas Salma."Maksud Salma itu,lo udah lama nggak ngibulin dia Rindu katanya"
"Apaan sih lo She,kalo mitnah itu yang waras dikit dong.Najis banget"
"Gue juga najis,udah sana ntar gue lagi yang kena omel"
"Bodo Amat"Langkah kaki Salma terdengar menghentak hentak lantai,wajahnya masih ditekuk tanpa senyuman yang biasanya ia pamerkan.sementara itu,Keano tersenyum kecil kemudian melangkah pergi."Haii guyss"
"Nggak usah so nyapa kalau ujung ujungnya lo mau tanya Shanika"
"Tau aja lo She.."
"Gue Alika,lupa lagi?Basi tau nggak!"Devan nyengir sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V pertanda maaf."Sorry,ketuker mulu soalnya.Shanika mana?"
"Noh lagi sama temen barunya"Devan mengikuti arah telunjuk Shea dan mengangguk ketika ia juga melihat Raya ada disana."Jadi sekarang mereka deket?"
"Maksudnya?"
"Kan lo yang bilang mereka temenan jadi mereka deket dong"Devan sengaja memancing emosi di antara ketiganya."Emang yang temenan harus deket?"
"Ya nggak juga,tapi kan lo sama Shanika temenan dan kalian deket kan?"
"Maksud lo apa nyamain kita sama Raya?"
"Gue nggak nyamain cuman..."
"Mending lo samperin Shanika dari pada cuman memperkeruh suasana"Alika segera memotong kalimat Devan,mempersilahkan lelaki itu pergi lebih tepatnya mengusir Devan."Gue nggak memperkeruh,gue cuman pingin liat gimana kalian cemburu aja"
"Cemburu?siapa yang bilang kita cemburu"Rinjani sedikit melebarkan tawa munafiknya."Nggak perlu bilang juga semua orang udah tau kalian cemburu."
"Devan?"Panggil Shea pelan."Lo tau kan gue nggak pernah takut buat masuk ruang BK?"Devan mendelik,berpikir sejenak kemudian mengangguk pelan mengingat Shea adalah anak langganan keluar masuk ruang BK.
"Sekarang lo pilih tulang mana yang mau gue remukin,1,2,3..."Shea menghitung pelan kepergian lelaki yang siang ini malah membuat emosinya meluap luap."Iya iya gue pergi.Bye girls"
Shanika menatap kepergian Devan,berulang kali ia menatap kearah teman temannya.Sebenarnya ia ingin bergabung tapi melihat Vanya sudah ada disana terlebih dahulu ia jadi mengurungkan niatnya,entahlah rasanya ada yang aneh.
"Jadi gimana Shan?"
"Kayaknya seru deh,ayo aja sih gue mah"Tanggap Shanika yang sebenarnya tidak benar benar mendengarkan rentetan kalimat kalimat yang Raya ucapkan sejak tadi.
.
Shea memarkirkan mobilnya di sebelah mobil yang sudah ada terlebih dahulu,tatapannya beralih dari mobil di sebelahnya kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam."Shea,baru pulang?"Seseorang menyapa ramah kedatangannya."She,dari mana jam segini baru pulang?"Tatapannya beralih pada lelaki yang baru saja datang dengan beberapa tumpukkan kertas yang ada di tangannya.
"Apa peduli papah?"Ketusnya sambil berjalan menjauh dari ruang tamu meninggalkan dua orang yang sore ini membuat hatinya sedikit teriris."Shea papah belum selesai bicara?"
"Sudah mas,jangan terlalu keras sama Shea.Apalagi dia anak gadis.Berubahlah sedikit untuk lebih perhatian,jangan salahkan Shea kalo dia bersikap seperti itu.Shea tidak mungkin seperti itu jika kasih sayang yang dia terima lebih dari cukup,aku rasa kamu tau itu"Barga.Lelaki itu mengusap wajahnya dengan keras,jika boleh jujur hatinya merasa bersalah atas ketidak peduliannya selama ini.
"Terkadang bersama dengan keluarga adalah salah satu hal terbaik untuk melupakan masalah mas"Ayra.Wanita itu tersenyum hangat memberi beberapa masukan pada lelaki di sampingnya,sesekali ia menepuk pelan punggung lelaki itu untuk menyalurkan semangat."Terimkasih Ay"Balas Barga ramah.
20 menit kemudian setelah percakapan mereka Shea datang sambil berjalan terburu buru."Mau kemana She?"
"Shea ada perlu sebentar pah"Jawab gadis itu terburu buru."Kemana?"
"Tante boleh ikut She?"
"Paah,Ini bener-bener urgent banget.Serius"Langkah Shea terhenti di samping mobilnya,gadis itu menatap ke arah dua orang di depannya yang menatapnya juga dengan penuh tanya."Ya udah,tapi tante Ayra boleh ikut?"
"Tapi Shea nggak bisa langsung anter dia ke rumah"
"Tidak papa"Balas Ayra yang segera melesat masuk ke mobil Shea.
"Halo Sal,RS mana?"Shea hanya mengangguk menjawab jawaban seseorang yang sedang berbicara di sebrang sana,tatapannya hanya terfokus pada jalanan di depan sana dengan langit yang sudah mulai gelap.
"Gue kesana sekarang,oke"Putusnya,mobilnya melaju cepat membelah jalanan yang kebetulan sore itu tidak terlalu macet.
.
"Tante boleh ikut She?""Ayo"Katanya tak sempat berbasa basi,Rumah sakit benar benar terlihat ramai hari itu.Berulang kali kata maaf Shea lontarkan kepada orang orang yang ia tabrak tanpa sengaja."Sheaa"Gadis itu menoleh pada seseorang yang memanggilnya.
"UGD"Lanjut Rinjani yang kini menyamai langkah Shea,setiap keduanya melangkah do'a tak henti hentinya di panjatkan kepada yang di atas,semantara itu Ayra mengikuti mereka di belakang.
"Sal.."Salma menoleh diikuti Alika yang sejak tadi berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh."Al,nyokap lo gimana?"
"Masih di periksa di dalam"Jawab pelan gadis yang lututnya sudah lemas dari tadi,air matanya kini sudah jatuh seakan akan mengadu pada Shea dan Rinjani yang baru saja datang.
"Percaya sama gue,nyokap lo bakal baik baik aja"Kata Shea yang hanya membuat gadis itu mengangguk."Semua akan baik baik aja Al"Timpal Salma.
"Gue takut"Adu gadis itu pelan."Kita ada disini Al"untuk kali ini Alika membiarkan air matanya lolos,hatinya tiba tiba menghangat mendengar kalimat Rinjani."Thanks"
"Shanika mana?"Bisik Shea pelan,Salma menoleh."Hp nya nggak aktif,masih les kali"Setelah itu mereka diam sesaat sama sama saling mengelilingi Alika,merangkulnya dan menguatkannya.
Ayra tersenyum,entahlah ia melihat sisi Shea yang lain disini.Senang bisa melihat sisi baik gadis itu,terlebih perhatian yang saling dilontarkan untuk satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Password : I HATE YOU
Подростковая литература"Kalian nggak perlu berjanji untuk selalu menjadi lentera,nyatanya ada ketika gue perlu itu sudah cukup".~Alisya Rinjani Alqori. "Lo tau peribahasa 'Bahkan keledai bodohpun tidak lupa jalan untuk pulang' artinya sesuatu pasti akan kembali pada tempa...