Peter cs Kw
.
Yang kalah bukan berarti lemah dan yang menang pun bukan berarti curang.*****
Suasana lapangan pertandingan bulutangkis terlihat yang paling ramai di huni oleh para siswi dan siswa tak perlu di tanyakan alasannya kenapa ya karena salah satu pemainnya adalah sang Primadona sekolah.Perempuan paling populer karena kecantikan dan prestasinya,siapa lagi kalo bukan Salma Anindra Mahesa.Gadis itu terlihat berulang kali mengusap pelipisnya karena banjir keringat,pertandingan akan berakhir sebentar lagi tapi ia ketinggalan 3 point dari tim lawan.
"Pertandingan selesai"Teriak wasit sambil membunyikan peluitnya berulang kali pertanda pertandingan sudah berakhir."Sorry ya Salma sekarang piala itu milik sekolah gue"
"Gue udah punya lebih dari cukup,silahkan ambil"
"Akhirnya gue bisa ngalahin sang Primadona sekolah murahan lo itu"Lapangan masih ramai oleh sorak sorak kecewa dan juga kemenangan,semantara itu siswi siswi yang menjadi peserta juga masih berkumpul di lapangan."Jaga ya mulut lo,menang sekali aja bangga!"
"Ya iyalah bangga karena ini hasil kerja keras,lain dari lo"
"Maksud lo apa?"
"Gue rasa lo paham dan nggak bego bego amat"Lapangan semakin ricuh ketika suara Salma dan salah satu dari tim lawan terdengar nyaring."Gue nggak pernah ya main curang"
"Oh ya??kalo nggak kenapa sekarang lo nggak menang ketika tanding di sekolah gue?"
"Lo boleh bangga sama kemenangan lo,tapi bukan berarti lo boleh ngehina gue sama sekolahan gue"
"Iya,lagian mulut gue nggak pantas bicara sama orang orang yang mainnya curang"
"Kurang ajar lo"Setelah aksi tarik menarik rambut itu berhenti,lapangan semakin gaduh dan tak terkendali.Beberapa dari mereka ikut kesal karena merasa tak terima dengan apa yang barusan terjadi.
"Ikut gue"Setelah beberapa saat di keliling banyak siswa-siswi lengan gadis itu ditarik menjauh dari area ramai tadi."Kalah menang dalam permainan itu biasa Sal,siapapun yang kalah dia harus bisa menerima kekalahannya dan mengakui kemenangan orang lain"
"Gue tau"
"Lo boleh kecewa tapi nggak dengan marah!"
"Siapa yang nggak marah kalo sekolahnnya di ejek?"Keano menatap mata gadis itu yang berusaha menampung air matanya sendiri agar tak jatuh."Kalo seandainya marah lo berdasarkan itu,seharusnya lo sadar kalo dengan tersulut emosi kek gitu malah akan memperburuk nama sekolah Sal"
Salma menunduk ketika air matanya ikut jatuh,kemudian terdiam sambil mengepalkan lengannya erat menahan kecamuk emosi dalam dirinya."Kalo seandainya marah lo karena di katain curang,lo juga nggak patut kayak tadi Sal cukup buktikan dengan kemenangan lo suatu saat lagi,kalo semua itu salah kenapa lo harus marah?"
"Ini bukan akhir dari semua pertandingan Sal"Keano terdiam menatap khawatir pada perempuan di depannya,kemudian menegakkan kembali badannya ketika Shea,Alika dan Rinjani datang.
"Salma.."Alika yang notabene paling perhatian diantara yang lain langsung memeluk tubuh gadis itu seakan akan menyalurkan semangat untuk gadis itu.
"Sorry buat dia nangis"
"Kadang kita perlu buat sadar seseorang dengan cara yang keras.Thanks Kean"Balas Shea membuat Keano mengangguk.
"Sorry Sal"Salma masih menangis di samping Alika menutup wajahnya dengan tangan,punggungnya berulang kali di tepuk tepuk pelan oleh Rinjani sambil sesekali berbisik untuk menghentikannya menangis."Salma bakal baik baik aja kok"Kata Rinjani setelah membaca kekhawatiran lelaki yang setelah itu pergi.
"Sal,lo kenapa sih tadi?nggak biasanya lo emosi kek tadi!."Salma mendonggak mengusap air mata di wajahnya kemudian mulai mengatur napasnya yang terasa sesak.
"Shanika liat gue tadi?"
"Kita nggak tau,tapi kemungkinan iya"Jawab Alika."Apa dia liat gue tanding tadi?"
"Kita nggak liat Sal"Jawab Alika lagi sambil menekankan suaranya."Lo kayak gitu nggak mungkin gara gara Shanika kan?"Salma menggeleng.
"Pas hari senin pulang dari RS gue liat Shanika sama Raya,kayaknya mereka abis main deh soalnya itu daerah deket rumah Raya"
"serius lo?"Rinjani mengangguk.
"Iya gue serius,gue nggak bilang langsung karena takut kalian bakal marah sama Shanika tapi, dari hari senin kita udah nggak kumpul berlima lagi"
"Dia nggak les?"Tanya Shea."Kayaknya nggak"Shea cukup paham dengan jawaban Rinjani,gadis itu menyandarkan punggungnya ke dinding memijat pelipisnya pelan mengingat apa yang sebenernya terjadi beberapa hari ini.
"Udah kita fokus lagi ke lo Sal"kalimat Alika membuat mereka langsung fokus ke arah Salma yang tengah terdiam.
"Telpon gue waktu itu juga bukan hp nya yang nggak aktif, tapi di tolak"Salma sekali lagi mengusap wajahnya yang masih memerah."Gue nggak pingin berpikir negatif tentang Shanika,tapi entahlah."
"Jangan gitu She,mungkin aja Shanika punya alasan lain"
"Setidaknya sapa gue kalo ketemu apa itu salah?"Rinjani bangun dari duduknya berdiri di samping Shea yang tiba tiba emosi.
"Lo nggak liat tadi di gerbang?kita itu ada di belakang Raya dia juga ngelirik gue tapi apa?orang yang dia samperin pertamakali adalah Raya bukan gue bukan kita!"
"Gue juga cape She,akhir akhir ini kita kayak nggak pernah temenan aja keliatannya"Balas Alika yang juga sama sama menatap lurus kedepan menjelajahi setiap memori masa lalu di kepalanya."Mungkin kita ada salah sama dia"
"Kalo gitu seenggaknya dia ngomong"
"Wess sabar dong She,dari tadi lu ngegas mulu deh"Shea menatap tajam Rinjani kemudian fokus kembali menatap lantai keramik yang putih namun berdebu."Kita harus secepatnya ngerundingin permasalahan ini buat cepet kelar"
"Tapi jangan sampe Shanika tau kalo kita ngerencanain ini,gue takut dia marah"
"Setuju"Seru Salma sambil memijat bagian bahu lengannya yang terasa pegal."Eh kenapa jadi ngomongin Shanika sih?Sal lo udah nggak papa?"
"Ya masih ada yang ganjel aja di hati,tapi semua omongan Kean bener"
"Alah apa gue bilang,Benci jadi Cinta"
"Jangan mulai ya Shea"Geram Salma tatapannya mengisyaratkan seakan akan siap menerkam seseorang yang mengganggunya.
"Liat aja nanti"
"Jangan main taruhan lagi,kan udah gue bilangan Dosa"Omel Rinjani yang sudah hapal kelakuan dari teman temannya itu."Jangan suudzon bu ustadzah nanti dosa"Balas Salma tak mau kalah.
"Di bilangin juga,ngejawab mulu!"
"Kan punya mulut bu ustdzah"
"Denger ya Al,sekali lagi lo manggil gue bu ustadzah gue lipet tuh mulut lo"
"Iye iye,yuk ah ke kantin beli minum Shea yang traktir"
"Enak aja lo Taee"
Salma dan Rinjani hanya tertawa melihat Alika yang berulang kali kena usil Shea setelah berhasil menjaili gadis yang rambutnya lagi lagi di iket satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Password : I HATE YOU
Novela Juvenil"Kalian nggak perlu berjanji untuk selalu menjadi lentera,nyatanya ada ketika gue perlu itu sudah cukup".~Alisya Rinjani Alqori. "Lo tau peribahasa 'Bahkan keledai bodohpun tidak lupa jalan untuk pulang' artinya sesuatu pasti akan kembali pada tempa...