19. Kita Cemburu

21 4 0
                                    

Barangkali kejujuran bisa membuat seseorang tertekan.
*****

Alika Curut :
Apa kabar Shan?

Shanika menatap ponselnya yang berdering pertanda sebuah pesan masuk,ia menoleh sebentar kemudian fokus kembali pada luka di kakinya yang sedang di obati."Kira-kira berapa lama dok bisa sembuhnya?"

Dokter yang sibuk menempelkan alkohol pada kapas itu langsung menoleh ke arah seorang wanita di samping tempat duduk Shanika."2 mingguan lah,lukanya soalnya lumayan sih ini"

"Lama juga yah,otomatis kamu bakal ketinggalan pelajaran sekolah sama les.Apa mamah suruh guru les kamu ke rumah aja ya?biar kamu tetep bisa berlatih buat olimpiade nanti"Shanika menarik napasnya lelah,ia berharap dengan sakit ini dirinya akan diijinkan untuk beristirahat tanpa belajar.Sayangnya,sang ibu justru menghancurkan harapannya.

"Kalo kayak gitu nggak papakan dok?"

"Ya tidak papa,tapi alangkah lebih baiknya untuk beberapa hari ini Shanika dibiarkan istirahat total dulu"Saran dokter cantik itu sambil berdiri setelah membereskan alat-alat yang sempat ia keluarkan tadi.

Alika Curut :
Gue boleh jujur Shan?

Alika Curut :
Shan??

"Semoga cepat sembuh ya Shanika,saya permisi ya bu Sabrina"Sabrina. Perempuan itu tersenyum dan mengantar dokter itu sampai keluar.Shanika  mengambil ponselnya yang beberapa kali berdering,membalas singkat pesan dari Alika.

Alika Curut :
Sebenernya kita cemburu ketika lo tanya Raya waktu itu.Sumpah kita khawatir banget sama lo tapi lo malah nanyain orang lain.Kita sayang sama lo Shan,jangan menjauh.

Baru saja Shanika akan mengambil ponselnya yang berdering deretan kalimat sang ibu membuat aktivitasnya berhenti."Shan,kamu dengerin mamah kan?"

"Iya mah"Singkatnya.

"Mamah mau kamu sukses di olimpiade nanti dan mamah mau kamu juga punya nilai tertinggi di sekolah"

"Iya Shanika tau"

"Kalo begitu kamu setuju kan kalo mamah suruh guru les kamu ke rumah?"Shanika diam sejenak,ingin sekali berkata bahwa ia lelah dan bagi dirinya nilainya di sekolah sama sekali tidak ada yang menandingi.

"Terserah mamah"Putusnya Akhirnya."Kamu istirahat total aja dulu selama 3 hari setelah itu baru kamu mulai les di rumah"Shanika mengangguk.Setidaknya ia punya waktu tiga hari untuk beristirahat.

Setelah pembicaraan selesai Shanika membaca pesan dari Alika kemudian menarik napas berat,bahkan untuk membalasnya bukan hanya tangan Shanika saja yang terluka tapi hatinya juga ikut terluka.

Alika Curut :
Tapi setidaknya jaga perasaan kita Shan.Kita cuman nggak mau lo makin menjauh,gue pingin kita tetep ber5 Shan.

"Gue harus kayak gimana Al?"Tanyanya pelan,perlahan ada air mata yang jatuh kepipinya dengan cepat gadis itu mengusapnya.

Alika Curut :
Gue sakit liat balasan singkat lo Shan,gue tau gue baperan.Gue bakal berubah asal lo juga berubah Shan.Please coba lo usahain buat buang sedikit sifat cuek lo.Kadang itu sering buat gue terluka...

"Gue malah tertekan Al kalo lo jujur kayak gini,gimanapun sifat gue emang kayak gini dari dulu"Katanya tapi bukan itu yang ia kirimkan.

Alika Curut :
Gue harap lo bisa berubah Shan,kita nggak sayang lo.Semoga cepet sembuh,maaf udah baperan kayak gini selama ini.

Setelah membaca pesan terakhir dari Alika Shanika berjalan pelan kearah kamarnya,ia memegang setiap dinding untuk menopang tubuhnya.Rasanya hatinya terluka untuk kedua kalinya,entahlah.
.
"Kabar Shanika gimana?" Tanya Shea sambil mengambil sebotol air putih yang sudah tersedia diatas meja. "Kemaren gue sempet hubungin dia,gue jujur sama dia" Jujur Alika sambil menyerahkan ponselnya yang berisi chat antara dia dan Shanika kemarin malam.

"Shanika nggak bakal berubah walaupun lo minta berulang kali"Kalimat Shea membuat Alika menoleh cepat ke arahnya."Karena dia bukan ultramen"Sambung Rinjani,setelah itu tawa terdengar diantara Rinjani dan Shea. Sementara Salma hanya tersenyum menanggapi candaan Rinjani.

"Ya gue merasa sakit hati aja sama sifat cueknya"

"Tapi kita juga nggak bisa seenaknya minta dia ngerubah sifat gitu aja." Ucap Salma bijak. "Lagian yang nentuin sifat kita kan juga Allah,ya emang sih nggak ada salahnya kita merubah sifat seseorang yang jelek jadi lebih baik.Tapi nggak ada salahnya juga kalo kita nerima dia dengan ikhlas" Sambung Rinjani yang langsung memuji dirinya sendiri karena berkata-kata bijak seperti tadi.

"Rinjani bener.Emang sih terkadang kita harus mengerti orang lain dulu jika mau di mengerti juga,termasuk kalo Shanika pengen ngerubah sifat berperan lo ya dia juga harus ngerubah sifat cueknya.Tapi gue rasa Allah itu emang sengaja nyatuin kita karena sebuah perbedaan." Sambung Shea,gadis itu menarik napas panjang setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Nah itu dia,gue setuju sama Shea." Kata Salma yang membuat Alika cukup lama terdiam. "Udah lah sekarang mendingan kita do'ain Shanika biar cepet sembuh." Salma langsung mengangguk sambil berkata siap.

"Yuk ah masuk kelas." Ajak Shea yang lagi-lagi langsung disahut setuju oleh Salma. "Udah lah Al"

"Gue jadi ngerasa bersalah"

"Ya lo tinggal minta maaf aja nanti" Alika mengangguk mendengar kalimat menenangkan dari Rinjani.

"Heh lo!" Seseorang menunjuk kearah Alika yang mulai kebingungan dan menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan. "Iya,sini bentar!" Perintah orang itu yang segera dituruti oleh Alika.

"Dia diundang?"Alexa,gadis itu menggeleng sambil tertawa meremehkan. "Ya nggak lah,ngapain juga aku udang dia"

"Gue bakal datang kalo dia juga datang" Alika malah semakin bingung dengan kalimat seseorang yang tadi memanggilnya. "Kak Elang bercanda kan?"

"Nggak gue serius!"Alexa langsung menatap Alika dengan tatapan tajam dan dengan terpaksa menyerahkan undangan yang dibungkus plastik kepada Alika. "Datang ya"Katanya jutek dan kemudian langsung pergi setelahnya.

"Malam ini ada acara?"Alika masih melongo memandangi undangan ditangannya. "Ada acara nggak?"

"Eh?" Katanya kaget. "Nggak."lanjutnya.

"Oke gue jemput jam 8,mana hp lo"Alika menyerahkan ponselnya pada lelaki yang dulu pernah menolongnya. "Oke,nanti lo kirimin alamat lo ke nomer gue."Setelah itu lelaki bernama Elang itu pergi meninggalkan Alika yang masih kebingungan.

"Eciee..."Senggol Rinjani yang membuat wajah Alika memerah.

"Gue bakal datang kalo dia juga datang"Kata Shea memperagakan kalimat dan ekspresi Elang tadi,kemudian memengai dadanya sambil baper sendiri. "Oke gue jemput jam 8" Salma ikut memperagakan kemudian tertawa bersama Shea.

"Apaan sih kalian."

"Jatuh hati boleh asal nggak patah hati" Alika langsung menarik rambut Salma gemas. "ASIIKKk"Teriak Shea.

"Asik-asik,malam ini lo yang hubungin Shanika." Shea langsung menggeleng sambil mengangkat bahunya tanda tak mau. "Salma dulu baru gue!" Katanya.

"Janji yah setelah gue."

"Kalo nggak lupa"Balasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Password : I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang