EPISODE 5

2.4K 136 3
                                    

Mereka yang sudah memasukki rumah pun langsung mengambil posisi duduk yang nyaman.

Karena canggung azmi-anak kedua dari abah dan umi pun membuka suara.

"Ehemm! Afwan nih sebelumnya, akhi bertiga sudah datang kerumah orang tua dari ukhti icha, ukhti kinara dan ukhti shafeera belum?"tanya nya.

"Alhamdulillah akhi, saat kita bertiga datang kerumah mami dan papi ukhti icha, kebetulan ada orang tua dari ukhti kinara dan ukhti shafeera juga, jadi kami sekalian membahas tentang pernikahan."balas bryan mantap.

Setelah pembicaraan tersebut suasana pun kembali hening.

"Kalau abah boleh tahu kalian bertiga kok bisa kemari barengan dengan icha, kinara dan shafeera?"tanya abah pada ke 3 pria tersebut.

"Abah mau mendengar dari awal atau diakhir?"icha membuka suara tanpa menoleh kearah abah.

"Dari awal saja biar lebih jelas."balas abah seraya tersenyum.

"Silahkan akhi alfi, jelaskan yang detail agar tidak terjadi fitnah."ucap icha sambil menundukkan kepalanya, kini mereka semua menatap icha.

Alfi pun menganggukkan kepalanya, kemudian mulai menceritakan secara detail kepada mereka semua tentang pertemuan mereka dari awal.

"Alhamdulillah."ucap mereka kecuali icha, kinara dan shafeera.

"Afwan abah, kami bertiga pamit dulu, soalnya ada banyak pekerjaan yang harus saya urus menjelang hari H. syukron minumannya abah, umi."ketiga pemuda tampan tersebut kini mencium punggung tangan pria paruh baya tersebut, lalu bersalaman layaknya sahabat dengan eric, azmi, aldo, sean dan danny. lalu menangkupkan kedua telapak tangannya di dada kepada umi dan kedelapan ustadzah tersebut.

"Syukron bantuannya akhi."ucap icha, kinara dan shafeera bersamaan kepada ketiga pria tersebut.

"Jangan sungkan ukhti, kita bertiga pamit, assalamualaikum."balasnya lalu berjalan keluar pintu dan disusul oleh abah dan umi.

"Wa'alaikumussalam."jawab mereka serentak.


Seluruh rumah abah dan umi pun menjadi ramai, memang rumah abah dan umi bisa dibilang cukup besar, memiliki halaman yang terbilang lumayan luas. terdengar suara dari luar ruang rias.

Ya hari ini adalah hari dimana icha, shafeera, kinara, maisha, aurell,
salsa dan caca akan berubah status.

Setelah selesai di make up, mereka bertujuh pun di anjurkan untuk menunggu di kamar alice, awalnya mereka bertujuh menolak, takutnya kalau eric kecapean bisa istirahat dikamar, dan tidak ingin mengganggu, tapi eric sendiri yang meyakinkan mereka.

"Tenang ukhti, saya tidak bisa beristirahat karena hari ini adalah hari terbahagia adik saya, dan juga sahabat dari istri saya. saya sudah menganggap anti bertujuh seperti sahabat saya sendiri, jadi jangan sungkan, oke? saya kebawah dulu."ujar eric, ketujuh sahabat dari istrinya kini mau tidak mau harus menunggu dikamar eric dan alice.

Tak lama acara ijab qobul pun dimulai.

Sementara ketujuh wanita itu terus berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan bersholawat kepada nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Tak lama umi pun memasukki kamar alice.

"Ayo sayang, jangan membuat suami kalian menunggu lebih lama."ucap umi seraya tersenyum dari balik niqabnya. ketujuh wanita itu pun membalas senyuman wanita paruh baya tersebut dari balik niqab mereka.

Mereka bertujuh berjalan berdampingan.

Kinara dengan shafeera, mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan.

Ana Uhibbuka Fillah {TAMAT} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang