Bab 28 - Decision

525 102 31
                                    

"let's hold hands just like now

Let's stay together, like the word, Forever,"

-Wannaone, Twilight-



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Doyoung rasa, dia hanya tidur setengah jam.


Namun dia terlelap dalam, mendekap tubuh Sejeong dari belakang dengan sebagian wajahnya terbenam di sela-sela rambut perempuan itu.

Semalam, setelah kejadian itu, mereka tertidur lelap di sofa bed ruang tengah. Hingga perlahan cahaya matahari menyelusup halus dari sela-sela jendela yang tertutup.


Mata Doyoung mengerjap pelan. Sudah pagi rupanya.


Perempuan itu mendengkur halus, seperti suara kucing, terlihat sekali dia kelelahan. Doyoung tersenyum tipis. Tangannya tergerak mengusap-usap rambut sejeong pelan.

Rambut Sejeong gelap, dan halus, menggelitik jemari Doyoung. Sensasinya menyenangkan.


Perempuan itu terjaga sebelum Doyoung sempat menarik tangannya kembali. Dia berbalik menghadap Doyoung. Dan diam selama beberapa detik yang sunyi --- berupaya menghimpun kembali kesadarannya.


Dan ia menemukan Doyoung --- masih memeluk pinggangnya.


Matanya terpejam sesaat. Menghela napas panjang. "Aku mimpi Mamaku, lagi,"


"Sejeong, it's okay" Doyoung mgengusap-usap kepala Sejeong. Berusaha membuatnya tenang. Rasanya sedekat ini Doyoung bisa mendengar detak jantung Sejeong yang tergesa.


Kasihan sekali, dia mungkin diburu oleh rasa cemas, marah, dan mungkin segenggam penyesalan selama bertahun-tahun, tanpa bisa mengatakannya pada siapapun.


Betapa melelahkan, dan bahkan perempuan ini masih bisa tersenyum dan tertawa-tawa.


"It's okay, kau tidak perlu menyembunyikan apa-apa lagi dariku," bisik Doyoung lagi. "you did so great,"


"terima kasih, tidak apa-apa kok," Sejeong tersenyum mengecup dagu Doyoung singkat. Dilanjutkan dengan mengusap pelan lengan Doyoung.


Two is Better than OneWhere stories live. Discover now