Bab 9 - How Do You Rate your Pain?

701 134 70
                                    

"You wanna hurt yourself, ill stay with you

you wanna make yourself go through the pain, 

its better to be held than holding on"  

The Rose, She Is in The Rain -




Ternyata Taeyong benar-benar serius soal psikiater baru itu.


Sore itu seseorang perempuan asing muncul, memperkenalkan dirinya sebagai psikiater baru yang akan mengurus Doyoung kedepannya.


"Hai, Kim Doyoung-ssi? Perkenalkan aku dokter Kim Jisoo," Perempuan itu tersenyum.


Perempuan itu cantik, sangat cantik. Doyoung harus mengakuinya.


Tapi Doyoung tidak suka.


Bahkan Taeyong tidak memberitahu sebelumnya jika dokter baru itu datang sore ini. Sialan memang dokter satu itu.


Perempuan itu muncul dengan rok pendek di atas lutut dan blouse putih berbelahan dada rendah.


Yah, setidaknya dia masih mengenakan jas dokternya.


Tapi tetap saja.


Belahan dada nya rendah. Membuat leher putih, collarbone, dan daerah sekitarnya terekspos.


Doyoung memalingkan muka. Merasa tidak nyaman.


Dokter perempuan itu duduk di kursi di samping ranjang Doyoung, sedangkan Doyoung duduk – bersandar di tepi ranjang, tanpa suara.

Merasa diacuhkan oleh laki-laki itu, Dokter yang sepertinya masih sangat muda – mungkin seangkatan Taeyong itu menghela napas, dan mengulum senyumnya. Dia membuka-buka lembaran-lembaran kertas yang sepertinya merupakan rekam medis Doyoung di tangannya, mengamatinya dengan seksama, "Aku ingin tahu, kenapa kau menelan pil-pil itu?"


Doyoung mendengus, "Aku tidak bisa tidur, aku butuh obat tidur, aku minum dua butir tapi aku masih tidak bisa tidur, jadi aku makan saja semuanya," Kata Doyoung ketus.


Hell, mungkin jika sekarang yang disini adalah Taeyong, mungkin dia akan mencerca Doyoung dengan umpatan-umpatan kasarnya.


Tapi dokter ini berbeda, dia masih bisa tersenyum ramah.


"No, you exactly know what I mean," Dokter itu berkata lamat-lamat, ada beberapa penekanan di kata-kata yang dilontarkannya.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Two is Better than OneWhere stories live. Discover now