Bab 10 - Semoga Tidak Terjadi Apa-apa

682 140 18
                                    

"Lights will guide you home, and ignite your bones,

I will try to fix you"

-Coldplay, Fix you-




"Kapan aku boleh pulang?" Doyoung bertanya sambil mengupas kulit jeruk.


Sudah terhitung satu minggu lebih semenjak Doyoung dirawat dirumah sakit, jika dihitung dengan tidur panjangnya juga. 


Sebenarnya kondisinya baik, dia hanya harus melakukan beberapa terapi fisik mengingat otot-ototnya sedikit kaku setelah terbangun dari koma. Dan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya.


"Mungkin lusa, besok adalah pemeriksaan terakhir, kan?"


Sejeong membereskan barang-barangnya, memakai mantel cokelatnya.


Hari ini hari libur, meskipun begitu Sejeong akan pergi sebentar, kerumah orang tuanya. Mengurus kepindahannya.


Tapi dia masih belum bilang ke Doyoung, tentang kepindahannya itu.


Entah bagaimana reaksi Doyoung jika dia tahu.



"Aku mungkin nanti agak malam kesininya, tidak apa-apa kan? Kuliah ku libur, tapi aku ingin ke Daegu, ke rumah orang tuaku,"


Doyoung hanya mengangguk-angguk. Tangannya sibuk menekuri jeruknya. Tangan Sejeong tergerak mengelus-elus kepala Doyoung pelan. 

Keadaan laki-laki ini jauh – jauh lebih baik daripada hari-hari sebelumnya. Tidurnya teratur, membuat kantung matanya yang menghitam perlahan memudar

.

Sepertinya stessnya jauh berkurang. Semoga kedepan tidak ada lagi yang membuat laki-laki ini stress.


Cahaya matahari pagi mengintip dari balik gorden jendela. Sejeong menarik gordennya. Membiarkan semburat cahaya itu masuk.


Semalam Sejeong bermalam disini. Menjaga Doyoung. Dia tidur di kursi yang ada di tepi ranjang Doyoung. Tertidur duduk sambil menggenggam tangan Doyoung – sepanjang malam.


Memikirkannya saja tidak bisa berhenti membuat Sejeong tersenyum.


"Kau mau kubawakan apa?" tanya Sejeong pelan.


Doyoung terlihat berpikir, "Kau bisa ambilkan barang-barangku? Di apartemen, handphone, dompet, dan mungkin beberapa pakaian dilemari,"

Doyoung pikir dia harus menghubungi pihak kampus karena absen yang lumayan lama. Dan juga tentunya pembimbing atau supervisornya. Memastikan tidak ada masalah dengan beasiswanya.


"Baiklah,"


"Tapi jangan sentuh benda lain," Doyoung memperingatkan. Dia benar-benar tidak suka barangnya diacak-acak orang lain selain dirinya.

Two is Better than OneWhere stories live. Discover now