Bab 21 - Rain Outside

515 134 56
                                    


Ada yang nungguin gak? wkwk maapin lama banget gak apdet





"I'd climb every mountain, and swim every ocean,

Just to be with you, and fix what I've broken."

-Calum Scoott, The reason -




Beberapa hari setelah kepindahan Sejeong ke apartemen Doyoung, banyak yang berubah dari apartemen laki-laki itu.


Sepasang sandal rumah berbentuk kepala kelinci ---- warna biru milik Doyoung, dan warna pink milik Sejeong bertengger manis di depan pintu. Sepasang sikat gigi ------ lagi-lagi warna pink dan biru terlihat mencolok di wastafel kamar mandi. Lalu make up dan skincare yang memenuhi meja buffet di kamar Doyoung. Jangan lupa selimut legendaris Angry bird berwarna orange dan beberapa plushies yang memenuhi pojok kamar Doyoung.


Jangan tanya pelakunya siapa.


Apartemen Doyoung yang didominasi warna gelap dan abu-abu jadi terkesan lebih 'berwarna' menurut Sejeong.


Tapi bukan Sejeong yang mengganti sofa biasa di ruang tengah Doyoung menjadi Sofa bed yang luas dan nyaman. Doyoung yang melakukannya.


Setidaknya agar tidur perempuan itu lebih nyaman. Lagipula akan mendekati musim dingin, Doyoung khawatir selembar futon tipis tidak akan mampu menghangatkan tubuh perempuan itu.


Kenapa tidak tidur sekamar? Coba tanyakan saja kepada oknum Kim Doyoung. 


Lagipula Doyoung yang menyuruh perempuan itu untuk tinggal bersamanya. Setidaknya Doyoung harus sedikit bertanggung jawab.



Sekarang di luar hujan badai, dan Sejeong lebih memilih menggulung dirinya dengan selimut dan berbaring di sofa bed.


Hujan di luar sangat besar, di susul suara petir yang menyambar keras yang terdengar dari kejauhan. Mungkin jalan setapak dan trotoar depan Gedung apartemen sudah tergenang banjir.


Perempuan itu sedikit pilek. Efek cuaca yang tidak terlalu bersahabat akhir-akhir ini.




"Kau tidak lupa dengan acara makan malam lusa, kan? Sejeongie?"


"Eung, eomma, iyaaa, lusa, kan? Sejeong pulang," Sejeong menjawab suara di seberang telepon dengan suaranya yang sedikit sengau. Dia terus-terusan mengusap hidungnya yang memerah.


"Kamu flu?"


"Sedikit, hehe," Sejeong tersenyum meskipun pastinya perempuan di seberang tidak bisa melihat ekspresinya saat ini.

Two is Better than OneWhere stories live. Discover now