Bab 1 - Perutku Sakit Sepanjang Waktu

915 143 45
                                    

Vomment yaaa, biar meri tahu reader-nim suka sama cerita ini dan pengen cepet-cepet lanjut. hehe





"Jadi, sesi konsultasimu sekarang sudah selesai," Dokter muda, lebih tepatnya psikiatris itu melihat penunjuk waktu yang berada di dinding kantornya, lalu beranjak cepat, berdiri sambil melepas jas dokternya. Membuka lemari lalu menyampirkannya ke gantungan dengan rapi.


"Bagaimana resep untukku?"


"Aku ada kencan,"


Doyoung mendengus gusar. Lalu memainkan kuku jari-jarinya, salah satu kebiasaan ketika merasa gelisah, "Perutku sakit sepanjang waktu,"

"Dari pintu belok kanan saja, ada toilet," laki-laki yang sedang merapihkan kerah bajunya dan melepas dasi itu hanya memberi gestur menunjuk dengan dagunya.

Doyoung semakin gusar. Dia memainkan ujung kukunya lebih keras. Membuat lapisan kulit ari nya terkelupas. "Belakangan ini aku semakin susah tidur, beri aku obat tidur yang lebih kuat,"

Lelaki itu berbalik, memainkan ponselnya. Doyoung merasa semakin diabaikan.


"Kalau kau memang tidak bisa tidur, cobalah memuat dirimu lelah, hmm, mungkin tidur bersama kekasihmu," Ujar Lelaki itu sekenanya.


"Bukankah itu cara terbaik?" katanya lagi sambil menaik turunkan alisnya,  menyeringai.


Orang yang sangat aneh, pikir Doyoung


Doyoung kembali mendengus. Tidak habis pikir dengan apa yang di sarankan dengan dokter itu. Ah rasanya ingin sekali memukul orang ini, dan mencari dokter lain. Tapi selama ini dokter yang masih tahan menghadapi pasien tidak sabaran dan pemarah seperti Doyoung hanya dokter ini.

Doyoung menghela napas panjang. Dia melirik plang nama terbuat dari kaca yang terpampang jelas di atas meja kerja dokter ini.



dr. Lee Taeyong Psy.D



"Lihat ini, pacarku, cantik kan?" kata dokter itu sambil menunjukkan foto yang menjadi wallpaper ponselnya. Lalu dia tersenyum sambil terus menatap layar ponselnya.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Doyoung memutar bola mata malas. "Dokter Lee," Dia menatap orang di hadapannya kesal, lalu menjeda kalimatnya untuk menahan emosi yang bisa meledak kapan saja.

Two is Better than OneWhere stories live. Discover now