Aku sungguh tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak tahu harus melakukan apa.
Aku seharian ini memikirkan tentang perkataan Tuan Van Loen, kini yang ada diotakku hanya misi dan mati.Aku berusaha memikirkan jalan keluarnya. Sore menjelang saat cahaya siang yang sebelumnya berpendar mulai digantikan sang malam,
"Aku ingin menyelamatkan Dimas"
Seperti mendapat penglihatan. Aku melihat diriku terjatuh ditangga.
Iya aku ingat sekarang tujuanku untuk datang kemari,kemasa ini adalah menyelamatkan Dimas Van Dijk. Akulah yang meminta pada senja untuk menyelamatkan sang senja. Dimas berarti senja yang indah. Mungkin karena itulah aku bisa kemari dan bertemu dengan Dimas.
***
Jika kuibaratkan diriku tengah berada di buah piramida mesir,aku ingin mengambil harta karun,tetapi aku malah terkena jebakan.Aku terjebak dalam sebuah ruangan yang kedua sisinya dipenuhi duri tajam. Sementara kedua tembok terus mendekat kearahku. Aku tidak bisa mundur kebelakang ataupun maju kedepan. Tidak ada cara lain,selain menghadapinya.
Aku bingung harus melakukan apa?Disisi lain aku ingin egois saja dan menyelamatkan diriku kembali kepelukan Mamaku tersayang, namun disisi lain, aku harus menyelamatkan Dimas tapi nyawaku akan hilang dan aku tidak akan bisa kembali selamanya.
Sungguh jika aku egois tentu sejarah tidak akan berubah Dimas Van Dijk tetap akan mati. Dan diriku sia-sia saja datang kemari. Selain itu Keluargaku mendidik seorang Valeria Britssen menjadi anak yang perduli kepada oranglain, tidak hanya mementingkan diri sendiri saja. mereka pasti kecewa jika aku malah memilih menyelamatkan diri sendiri membiarkan Dimas dan Valeri Van Loen meninggal tanpa memikirkan nasib keluarga mereka. Sementara aku tahu kematian Dimaslah penyebab kehancuran keluarganya dan balas dendam Ivanna yang berujung pada banyaknya orang yang meninggal.
Aku memang anak tunggal sama seperti Valeri Van Loen tapi setidaknya jika aku mati,keluargaku masih memiliki Andrian disisi mereka. Sementara jika Valeri Van Loen meninggal tuan Van Loen akan sendirian dan kesepian. Aku harus melakukan sesuatu.
***
Kini Valeri sudah berdiri didepan kokohnya gerbang rumah keluarga Brouwer. Dia bertekad menyelamatkan Dimas sebelum Dimas mati karena kelelahan dan kelaparan.Dia mencari gerbang belakang yang penjagaan tidak terlalu ketat. Dia sengaja tidak memberitahukan kepada siapapun tentang misi penyelamatan Dimas bahkan Tuan Van Loen sekalipun yang notabene adalah Ayahnya. Dia tidak mau jika ternyata ada mata-mata Rudolf Brouwer diantara salah satu pengawal ayahnya. Dia hanya mengatakan kepada Tuan Van Dijk agar menjemput Dimas dirumah keluarga Brouwer dan memanggil polisi. Bahkan saking berhati-hatinya dia sampai harus turun melalui balkon mengunakan seprai dan meloncat ke sebuah pohon kembang kantil di depan balkon kamarnya untuk turun, alih- alih turun dari tangga dan keluar melalui pintu. Dia takut jika ada yang tahu. Sampai sekarang dia belum tahu siapa musuh dan siapa temannya.
Dia mengendap-endap dibalik semak semak. Hanya ada satu atau dua orang penjaga dan itupun mereka berkeliling. Bukan perkara sulit bagi Valeria Britssen untuk memanjat sebuah tembok dengan tinggi 2 meter saja. Secara dia kan anak tomboy yang dipaksa menjadi perempuan sesungguhnya.
Berhasil memanjat, dia mulai beraksi bak pencuri kelas keter. Mengendap-endap melalui pintu gudang saat mereka berkeliling.Dengan mudah dia masuk kesana karena sepertinya mereka tengah lengah. Dia melewati beberapa lorong dan sepertinya masih aman. Mengecek beberapa ruangan dan masih tidak menemukan Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Van Dijk
FantasíaDimas Van Dijk adalah seorang remaja keturunan Belanda yang hidup di Indonesia pada masa penjajahan. Seorang yang menjadi alasan balas dendam dari seorang Ivanna Van Dijk, tak begitu banyak cerita yang mengalir tentangnya. Membuatku penasaran tentan...