Dimas Van Dijk: Terkuak

2.4K 159 57
                                    

Terhitung kira-kira Indonesia- Belanda memerlukan waktu 14,5 jam. Karena lelah menunggu akhirnya jatuh tertidur.Valeri baru terbangun setelah suara Pramugari yang mengatakan bahwa pesawat akan mendarat di Bandar Udara Internasional Schiphol. Valeri bergegas keluar dan mengambil barang-barangnya. Mencari keberadaan sang Oma ditengah banyaknya orang yang lalu lalang. Matanya menangkap keberadaan wanita tua kesayangannya bersama seorang supir keluarganya

"OMA!" Valeri memangil sang Oma dan berlari mencari Omanya

"Hoe gaat het met jou?(apa kabar  kamu?)"- Oma

"Met mey ghaat het ghood(saya baik-baik saja)" Valeri menjawab perkataan Omanya dengan Bahasa Belanda pula

"Wah Oma kira kamu lupa Bahasa Belanda saking lamanya tinggal di Indonesia" Oma Linda terkejut cucunya cukup fasih berbahasa Belanda

"Mama dan Papa kadang- kadang mengunakan bahasa Belanda kok Oma hehehe" Valeri menyengir 

"Bagus, kamu bisa cepat masuk sekolah reguler kalau begitu, tidak perlu lagi les bahasa Belanda sebelum masuk kesekolah di sini" Valeri mengangguk

"Ayo pulang sepertinya kamu lelah setelah menempuh perjalanan jauh... Alexander bawakan koper kleindochterku (cucu)" Sang supir menganguk dan menyeret koper sang Nona muda.

Valeri merasa dia melupakan sesuatu tapi apa? sudahlah sepertinya tidak ada yang tertinggal kok pikirnya.

***

Sudah seminggu ini Valeri sibuk mengurusi perihal kepindahannya. Mulai dari kartu kependudukan sampai sekolah baru. And finally hari ini dia sudah bersekolah. Rasanya tidak seburuk yang dia pikirkan, teman-temannya cukup ramah dan suasana sekolah cukup mendukung. Baru sekolah sehari saja dia sudah punya teman. Harapannya semoga dirinya betah sekolah di sekolahnya yang sekarang

Sekarang dia tengah berjalan-jalan di sekitar sekolahnya. Dia ingin mengenal lebih baik tempatnya menuntut ilmu sampai dia lulus nanti. Sekolahnya lumayan luas ada puluhan ruang kelas, dua office, 4 lab komputer,1 lab multifungsi, lab kaca,lab kimia,biologi,fisika,hall,dan gedung pertemuan serta taman yang dilengkapi sebuah danau buatan.

Beberapa kali dia berdecak pelan,mengagumi keindahan sekolahnya. Tak terasa kakinya melangkah menuju danau buatan di taman sekolahnya. Dia ingin duduk bangku yang langsung menghadap ke danau itu,namun urung dilakukannya karena disana ada seseorang yang tengah duduk memungunginya. Seorang laki-laki berambut pirang kecoklatan. Dia tidak kenal laki-laki itu. Tapi nampak familiar dimata Valeri. Tapi siapa? diapun tidak tahu. Dia tidak mempunyai kenalan lain selain Oma,Opa dan para pelayannya di negeri ini. Jadi dia tidak mungkin mengenal laki-laki itu. Tapi sungguh bahu tegap itu dan rambut pirang kecoklatannya benar-benar familiar dimatanya. Saat sedang asik melamun

"Sedang apa kamu disini?" 

"AKH!" Valeri terkejut tanpa sadar berteriak. Minje melototi Valeri dan segera membekap mulut Valeri.

"Ayo ikut aku" Minje segera menarik Valeri menjauhi tempat itu

 Teriakan Valeri juga membuat si laki-laki tersadar ada orang lain disana tengah melihatnya. Betapa terkejutnya laki-laki itu melihat Valeri dia segera mengejar gadis itu namun ternyata  Minje dan Valeri telah menghilang dari sana. Laki-laki itu mengejar mereka berdua.

"Shh...Jangan berisik" Minje memperingatkan Valeri. Mereka tengah bersembunyi dari laki-laki yang mengejar mereka berdua. Setelah merasa aman mereka segera keluar dari persembunyiannya.

"Ayo" Minje menarik Valeri ke kelas mereka.

"Mengapa kamu menarikku Minje?" Valeri mengutarakan kebingungannya

Dimas Van DijkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang