01: intro

9.8K 981 106
                                    


PUNCH!

BTS fanfiction

Caracters belongs to God, BTS belongs to Bighit

.

.

.



Sore yang hangat, tapi tak damai.

"Bangsat, bangsat, bangsat!"

Ya, itu karena umpatan Yoongi.

"Yoongi, aku datang—"

"BANGSAAT!"

Bletak! Sekaleng jus mendarat tepat di kening Seokjin. Yoongilah yang melemparnya (tanpa sengaja, tentu). Lelaki berbadan mungil itu seketika bangkit, meninggalkan kasur empuknya lantas berjalan ke pintu untuk menggapai Seokjin yang masih berdiri kaku. Kaleng jus tergeletak di lantai. Cairan kuning-oranye mengucur dari dahi Seokjin. Bulir-bulir jeruk menempel di kulit wajah lelaki itu. Seokjin hanya diam. Mukanya datar. Tapi Yoongi ketakutan.

"M-maaf," cicitnya.

"MAAF, MAAF! KAU SAMBUT AKU DENGAN LEMPARAN KALENG, APA KAU GILA?!"

Auman Seokjin membuat telinga Yoongi berdenging. Ia yakin kawannya itu masih keturunan harimau dan semacamnya. Andai Seokjin di hutan, ia mungkin bisa jadi penguasa. Cepat-cepat Yoongi ambil tisu untuk mengelap wajah Seokjin. Sayang tangannya ditepis. Niat baiknya ditolak mentah-mentah.

"Kenapa tak mau? Aku sudah berbaik hati mau mengelap wajahmu." Sejurus tatapan memelas Yoongi keluarkan untuk meredakan amarah kawannya.

"Kau mengataiku bangsat dan melempar kaleng minuman padaku."

Orang lain akan dengan mudahnya luluh, tapi Seokjin berbeda, butuh ekstra tenaga dan ektra pesona. Mungkin karena Yoongi sudah bersahabat lama dengan lelaki itu, makanya jurus-jurus sakti Yoongi hanya omong kosong bagi Seokjin.

"Aku tidak sengaja!"

"Tidak sengaja apanya kalau kau lempar itu sambil mengataiku bangsat?"

"Seokjin kau bahkan tidak tanya kenapa!"

Yoongi mencengkram kerah baju Seokjin dan memaksa lelaki itu membungkuk supaya bisa mengelap wajahnya dengan tisu tadi. Seokjin tentu meronta-ronta, sebab gerakan Yoongi benar-benar tidak beserta kasih dan sayang melainkan ketidakikhlasan. Lagipula siapa yang mau dipaksa membungkuk selama satu menit? Harusnya Yoongi yang berusaha menggapainya. Berjinjit, setidaknya.

"Dasar pendek. Sudah belum? Punggungku sakit, tahu."

"Berisik! Tidak usah mengejek."

"Huh, kasihan ya. Padahal kakakmu tinggi, lho. Kau ini anak ayah-ibumu atau bukan?"

"Kurang ajar!"

Yoongi mendorong kuat dada Seokjin sampai lelaki itu limbung, dan kakinya menginjak sisa-sisa tumpahan jus di lantai. Gubrak! Dia tak bisa menahan diri sampai akhirnya jatuh dengan punggung membentur bingkai pintu. Seokjin tak merasa sudah berbuat dosa besar beberapa waktu ke belakang, tapi mengapa ia sebegini sial?

"Kau menyiksaku." Seokjin bicara begini ketika Yoongi tengah berjongkok untuk membersihkan ceceran jus di lantai. (sekaligus membersihkan kaki Seokjin juga, jadi, kurang baik apa dia?)

"Biar! Kau memang pantas disiksa. Lagipula kenapa sih kau harus datang ke apartemenku? Tanpa permisi pula."

"Siapa yang membiarkan pintunya tak terkunci? Kau, bukan? Kenapa protes? Aku bahkan sudah biasa keluar masuk kamarmu sejak kita masih kelas satu SD."

PUNCH! [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang