14: ditukar dengan ayam

4K 724 266
                                    


Yoongi mengira Seokjin kelelahan atau masih mengantuk berat karena kawannya itu tetap meringkuk di kasur menghadap tembok dan tak berubah posisi selama beberapa jam, meski tirai telah disibak dan matahari telah naik semakin tinggi. Ia sedang bersiap untuk mencuci baju. Biasanya Seokjin akan mengomel soal tumpukan bajunya yang terlalu banyak karena hanya sempat dicuci seminggu sekali, tapi kala itu Seokjin diam saja.

"Hei, Jinseok, kenapa kau terlihat murung?"

"Memangnya kau tak merasa patah hati?"

"Ha?"

"Aku patah hati... patah hati karena idolaku ternyata sudah memiliki kekasih."

.

PUNCH!

.

My boss is my idol. Yoongi ingin menjambak rambutnya sendiri karena pusing dan kesal. Jadi selama ini rasa suka yang dimaksud Seokjin adalah itu? Rasa suka seperti itu? Dari fans pada idolanya? Yoongi mendadak sakit perut dan mual-mual. Pantas saja Seokjin tak terlihat khawatir dimarahi Namjoon meski dengan gamblang menyatakan rasa sukanya pada sunbae galak itu.

Semalam habis mengintip Jimin dan Taemin yang berpelukan, mereka berpamitan sembari berpura-pura tak tahu apa-apa. Taemin bersikap baik, dan jelas lebih ramah dari Jimin sendiri. Tapi Yoongi merasa gelagat lelaki itu agak lain. Beberapa kali sempat ia menyadari tatapan Taemin yang terarah padanya, meski ketika dipergoki, Taemin akan tersenyum seolah tiada maksud dari tatapan itu.

Yoongi menafsirkan ini sebagai suatu ketidaknyamanan. Taemin mungkin merasa sedikit terganggu ketika ada orang lain di rumah itu. Tidak mungkin tidak ada apa-apa di antara Jimin dan lelaki itu kalau mereka sampai berpelukan segala, bahkan di depan Jungkook. Pasti ada sesuatu. Tapi kalau disebut kekasih seperti kata Seokjin, Yoongi belum bisa memastikan. Yang jelas, ia tidak mau terlalu jauh memikirkannya. Sejak awal Yoongi sudah mantap mendeklarasikan ketidaksukaannya pada bosnya itu, jadi masa bodoh Jimin mau single atau double sekali pun.

"Hei, bagaimana menurutmu tentang pacarnya Sunbae itu?"

Seokjin belum cuci muka atau pun gosok gigi, dan tiba-tiba dia seperti bersemangat membicarakan lelaki yang bersama Jimin semalam. Yoongi melempar bajunya ke dalam mesin cuci dengan sedikit jengah. Ia tidak mau peduli tapi Seokjin membuatnya mau tak mau harus mengingat-ingat kembali apa-apa saja yang semalam dilihatnya di apartemen itu.

"Emm... aku tidak terlalu memerhatikannya. Tapi menurutku dia memiliki wajah yang manis dan dewasa. Mungkin dia seusia dengan si sunbae, atau yaa hanya beda beberapa tahun. Dandanannya sangat rapi dan berkelas. Kelihatan sekali kalau dia orang kaya."

"Orang kaya baunya beda, begitu kata Namjoon."

"Namjoon tahu kemampuan finansial orang dari bau? Unik sekali pacarmu itu."

"Aku sendiri tidak tahu bagaimana maksudnya tapi aku rasa Namjoon benar. Siapa namanya kemarin, Taemin, ya?"

"Mungkin."

Seokjin bangkit dan duduk di atas kasur. "Bayangkan apa yang mereka lakukan setelah kita pulang."

"Aku tidak mau membayangkannya. Itu bukan urusanku."

"Bagaimana kalau mereka melakukan adegan intim—ah, tapi tidak mungkin juga. Ada Jungkook di sana."

"Daripada mengkhayalkan hal tidak penting, lebih baik kau bantu aku mengambil deterjen dan pelembut ini, sialan! Siapa yang menaruh keduanya di rak paling atas, hah? Sudah tahu aku tak sampai kalau mau ambil!"

PUNCH! [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang