Surabaya, 11 November 2016
Malam itu cuaca kurang bersahabat. Langit menumpahkan seluruh air matanya ke bumi. Mungkin langit sedang merasa sedih. Tapi tidak dengan diriku. Aku dan Davino sedang jalan-jalan di sebuah mall yang terletak di kota Surabaya. Kami menghabiskan waktu berdua disana. Ya, kami memang bersahabat dari kecil. Banyak orang yang mengira kami berpacaran, mungkin? Aku sayang banget sama Davino. Dia pun juga. Mungkin aku menyayanginya lebih dari seorang sahabat. Mungkin? Aku tidak tau gimana perasaanku yang sebenarnya. Oke lupakan saja perasaanku sekarang. Aku hanya ingin berada disamping Avin selamanya. Hanya dia yang selalu mengerti aku.
Pukul 21.35
"Avin pulang yuk. Udah malem nih" kata ku saat itu.
"Tapi ujan nya deres banget Elle. Lo yakin?" tanya Davino.
"Iya gapapa. Udah keburu malem juga. Kita pelan pelan aja" ajakku kemudian.
Davino terlihat berpikir sejenak. "Oke" putus Davino.Kami pulang ditengah hujan deras yang tengah mengguyur kota Surabaya ini. Seperti biasa aku selalu menggenggam tangan Davino saat dimobil. Kita bercanda bersama disana. Kita memutar lagu favorit kita di radio mobil.
"Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya"Kami bernyanyi mengikuti suara yang terputar di radio. Tiba tiba Davino mengacak pelan rambutku yang panjang
"Ck, rambut gue berantakan Avin. Ish lo kok gitu sih" aku mengerucutkan bibirku.
"Hehe abis lo lucu Elle. Gue sayang sama lo" kata Davino sambil melirik ku sekilas.
"Gue tau wleekk" kataku sambil menjulurkan lidahku.
"Tau apa emang?" kata Davino menaikkan sebelah alisnya.Sial! dia ganteng banget.
"Tau kalok gue lucu hahaha" kataku sambil tertawa.
"Dasar geer!" kata Davino.
"Lo yang bilang sendiri Avin" aku membantah omongannya.
"Iyain aja deh" Davino hanya pasrah saja.Setelah itu suasana hening. Hanya ada suara dari radio dan hujan diluar yang deras
"Avin besok anterin gue ya" kataku dengan manja.
"Kemana?" balas Avin.
"Emm ke Panti Asuhan Kasih Damai" kataku pada Avin.
"Mau ngapain kesana?" tanya Avin.
"Pengen main sama anak-anak disana sih" kata ku sambil melihat ke depan.
"Oke, Elle" balas Avin menyetujui permintaanku.
"Tau ga Vin, tadi kan pelajaran Fisika tuh. Lo tau sendiri fisika itu susah. Makanya pada boring kalok pelajaran fisika. Pak Joko tuh kan lo tau sendiri orangnya gimana. Kaku bangett. Ada temen gue tuh tadi ngerjain dia di kelas. Dia nempelin lem di penghapus. Terus pas Pak Joko megang tuh penghapus, tangannya ngga bisa lepas gitu dari penghapusnya. Hahahahh. Sekelas gue ketawa semua. Pak Joko marah banget. Dia langsung keluar kelas dan gajadi ngajar. Hahahahh..." ocehku terus menerus sama Avin.
"Hahahah parah banget kelas lo Elle. Gilaakkk kocak benerr hahahahh.." Avin tertawa sambil memegangi perutnya.Saat kami sedang tertawa bersama tiba tiba ada sebuah mobil dari arah berlawanan yang mengarah ke jalan kami. Mobil itu berjalan berkelok kelok seperti dikendarai oleh orang mabuk. Avin sudah mencoba mengklakson mobil itu berulang kali. Tapi akhirnya,
"Avin awaaaasss!!!!"
Duaakkk derrr
Avin mencoba banting stir ke arah kanan. Tapi mobil kami menabrak pohon di pinggir jalan yang sepi itu.
Terakhir kali yang kulihat Avin menggerakkan stir kekanan kekiri. Kami teriak sangat keras. Lalu semuanya pun gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAVIN [ON GOING]
Teen FictionUPDATE TIDAK PASTI KAPAN^^ Ada beberapa kata-kata kasar. Maaf✌ ❤❤❤ Gimana jadinya seorang Adelino Ravindra Renfred mengenal Arabelle Ellora Zaviera hanya gara-gara masalah konyol di depan gerbang sekolah? Apakah Ara bisa menghilangkan trauma nya yan...