Segera Ravin menggendong Ara ala bridal style. Tidak peduli bajunya akan basah atau kotor karena terkena tepung. Yang penting saat ini adalah Ara. Cewek itu sudah pingsan dengan lebam di kaki dan sudut bibir yang mengeluarkan darah. Tidak lupa, pipinya yang berwarna merah dan membentuk bekas telapak tangan disana.
Cowok itu berlari ke arah UKS. Penjaga UKS tentu saja kaget melihat keadaan Ara itu. Segera saja Ravin membaringkan Ara di brankar yang ditunjukkan oleh Bu Selvi.
"Ara kenapa lagi Vin?" tanya Bu Selvi dengan nada khawatir.
"Pingsan Bu" singkat Ravin.
"Bentar ibu cariin obat buat lebam nya dulu" ucap Bu Selvi sembari berlalu dari hadapan Ara.
Ravin mengambil ponsel yang ada di saku celananya. Ia berniat menghubungi sahabatnya agar segera ke UKS sekarang.
Pecinta Kolor Biru👙
Ara di uks skrg. Sini lo pd.
Setelah itu ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celana, bersamaan dengan Bu Selvi datang membawa wadah berisi air untuk kompresan.
Bu Selvi segera mengobati sudut bibir Ara dan kaki Ara yang lebam. Tak lupa membersihkan wajah Ara yang masih belepotan tepung.
Ravin hanya melihat saja. Ia tidak tau harus apa. Yang penting saat ini Ara sudah ditangani, pikirnya.
Brak
"Ra lo dimana?" teriak Marsha dengan cemas.
"Brisik woi!" balas Frisko tak kalah keras.
"Eh anjir. Lo kenapa ikutan teriak coba!" sungut Yoga di sebelah Frisko.
Celin hanya memutar bola matanya malas. Ia berjalan meninggalkan ketiga orang yang sedang bacot itu untuk menghampiri Ara.
"Vin Ara kenapa? Lo nemuin dia dimana? Kok bisa gini? Siapa yang bikin Ara kayak gini! Awas aja ya gu-"
"Brisik lo. Nanya satu-satu dong!" potong Yoga membekap mulut Celin. Entah sejak kapan ia sudah berdiri di belakang Celin.
Blush!
Wajah Celin tiba-tiba memanas.
Pipinya memerah. Ia malu tertangkap basah oleh Yoga yang nyerocos sedari tadi. Segera ia melepaskan tangan Yoga dengan kasar dan memalingkan wajahnya agar Yoga tidak melihat hasil karya yang tidak sengaja ia buat di pipinya.Jantung gue jedor jedor woi! -batin Celin-
"Apasih Yog! Gue khawatir sama Ara tau!" ucap Celin sedikit ngambek.
Ravin memandang mereka dengan wajah datar.
"Vin jawab dong! Ara kenapa kok bisa gitu? Siapa yang bully Ara?!" tanya Marsha dengan panik.
"Gatau. Gue nemuin dia di gudang tadi udah kayak gini" jawab Ravin dengan wajah datarnya. Untung ganteng lu Vin!
Bu Selvi yang melihat mereka hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Engh..."
Keenam orang itu langsung memusatkan pandangan ke arah gadis yang sedang berbaring di brankar sambil memegangi kepalanya. Kelopak mata gadis itu terbuka secara perlahan. Matanya memandang ke segala arah dan berhenti ke arah teman-temannya yang berdiri di sisi brankar dengan wajah cemas.
"Aus.." lirih Ara sambil memegangi tenggorokannya.
Dengan segera Ravin mengambil segelas air yang terletak di nakas samping brankar uks itu. Kebetulan Ravin yang berada paling dekat dengan nakas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAVIN [ON GOING]
Genç KurguUPDATE TIDAK PASTI KAPAN^^ Ada beberapa kata-kata kasar. Maaf✌ ❤❤❤ Gimana jadinya seorang Adelino Ravindra Renfred mengenal Arabelle Ellora Zaviera hanya gara-gara masalah konyol di depan gerbang sekolah? Apakah Ara bisa menghilangkan trauma nya yan...