Bab 4 : New Friend

42 7 0
                                    

Setidaknya didepan semua orang hidup gue terlihat sempurna.
Arabelle Ellora Zaviera

❤❤❤

Ara sudah selesai menjalankan hukumannya dengan sangat-sangat terpaksa. Ia lalu bergegas pergi ke kantin karena sangat kelelahan setelah mendekam di kamar mandi putri ditemani dengan sikat serta pembersih kamar mandi. Sebentar lagi bel istirahat berbunyi. Ia belum sempat masuk ke dalam kelasnya. Perempuan cantik itu memutuskan untuk mengikuti pelajaran setelah istirahat saja.

Sesampainya di kantin Ara duduk di meja kantin bagian pojok dan hanya memesan segelas es jeruk untuk menghilangkan rasa hausnya. Ara mengeluarkan ponselnya yang tidak disentuhnya sedari tadi. Ada sebuah pesan masuk di aplikasi chatting dari Celin yang dikirim beberapa menit yang lalu. Mereka memang sempat bertukar nomor handphone kemarin.

Acelin
Ra, lo brgkt sekolah ga hari ini? Ko blm dateng?
06.50

Acelin
Lo dimana Ra?
09.33

Ara segera mengetik balasan untuk Celin.

Arabelle
Kantin.
09.45

Ara memasukkan kembali ponsel nya ke dalam saku. Ia kembali meminum es jeruknya yang tersisa setengah dengan diam. Pikirannya berkelana entah kemana.

Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Banyak murid yang berlomba-lomba untuk sampai di kantin. Sedikit demi sedikit kantin mulai penuh dengan siswa siswi. Di depan pintu masuk kantin, Ara melihat Celin dengan seorang cewek yang belum Ara kenal. Celin melambaikan tangannya kepada Ara. Ara membalas hanya dengan senyuman tipis.

"Yaelah Ra, gue cariin dari tadi. Gue kira lo ga berangkat" kata Celin lalu dia duduk dihadapan Ara.
"Abis dihukum tadi. Telat" kata Ara menjelaskan.
"Pantes aja. Oh iya ini kenalin temen gue namanya Marsha. Dia baru berangkat hari ini soalnya baru pulang dari liburan" kata Celin memperkenalkan cewek yang sedang duduk di sebelah Celin.
"Hai, gue Marsha. Cewek paling cetar di kelas 11 Mipa 2. Lo pasti Ara kan. Ya ampun! Bener kata Celin. Lo ternyata cantik pake banget. Semoga kita bisa jadi temen deket. Aaaa senangnya!" kata Marsha sangat antusias bertemu dengan Ara.

Ara membalasnya hanya dengan  tersenyum tipis.
"Oh iya lo mau pesen apa, Cel? Gue pesenin sekalian. Mumpung gue baik. Gue mau merayakan pertemanan kita sama Ara. Gue traktir lo sama Ara sekarang. Gih pada pesen apa?" kata Marsha dengan suara yang menggelegar di kantin ini. Bahkan banyak yang langsung melirik sinis ke arahnya. Marsha mah bodo amat.

"Pesenin gue ayam geprek sama es jeruk ya. Yaampun lu baik bangeet deh. Sering-sering aja traktir gue dan bisa ga lo pelanin suara cetar lo itu. Tau tempat dong Sha!" kata Celin memutar bola matanya malas.
"Gabisa. Udah dari orok gue kayak gini. Lo mau pesen apa Ra?" kata Marsha menoleh kepada Ara.
"Emm samain aja deh sama Celin" kata Ara kemudian.
"Oke lo berdua tunggu sini. Biar cewek cantik yang pesenin" kata Marsha lalu melenggang pergi ke penjual ayam geprek.

"Buu pesen ayam geprek nya tiga sama es jeruk 3. Cepet buu gapake lama" teriak Marsha sampai sepenjuru kantin bisa mendengar suara itu padahal Marsha sudah berada di depan penjualnya.
"Siap Neng" kata Bu Fitri yang segera menyiapkan ayam geprek pesanan Marsha dengan cekatan.

Ara dan Celin hanya mendengus melihat kelakuan Marsha yang seperti itu.

Ara kembali mengeluarkan ponselnya dari saku dan memainkannya. Sesekali ia memandang sekeliling mereka dengan tatapan datar. Banyak yang melirik Ara. Tapi Ara hanya menghiraukan saja. Lalu tanpa sengaja matanya melihat cowok tadi yang dihukum bersamanya. Cowok itu sedang duduk sambil bercanda bersama 2 temannya. Saat melihat cowok itu, tanpa sengaja cowok itu menoleh ke arah Ara sambil menaikkan sebelah alisnya. Ara masih menatapnya datar lalu membuang mukanya. Enggan melihat cowok menyebalkan itu lagi.

"Nih pesenan kalian. Selamat makan" ucap Marsha menaruh 3 piring ayam geprek dan es jeruk di meja yang ditempati kedua temannya.

-Dimeja yang ditempati Ravin-

"Eh tau ga?" tanya Frisko kepada kedua temannya.
"Ga!" jawab Ravin dan Yoga dengan bersamaan.
"Dih gue belum selesai ngomong juga. Tadi pagi si Melani beranak 3. Pas mau berangkat sekolah tadi kan gue mau pamit tuh sama Melani. Tp pas gue sampek ke kandangnya, ada 3 kucing kecil banget. Gue langsung teriak Melani lahiran Melani lahiran gitu dan mama gue langsung lari datengin gue. Sumpah kalian harus ketemu sama anaknya Melani. Lucu lucu banget. Tapi ada yang gue bingungin nih" kata Frisko sambil menekukkan wajahnya.
"Apaan?" kata Yoga mengernyit tidak mengerti.
"Gue bingung Melani itu gituan sama siapa. Lah gue liat banyak banget yang deketin Melani. Mulai dari kucing jalanan sampek kucing tetangga. Gue kan gatau harus minta tanggung jawab sama siapa" kata Frisko dengan pura-pura menghapus air mata nya yang menetes padahal gaada sama sekali!

Yoga dan Ravin yang mendengarnya hanya mendengus sebal. Sudah biasa dengan keabstrakan temannya itu.

"Nah lo aja yang tanggung jawab. Lo kan bapaknya" celetuk Ravin dengan muka datar.
"Hahahaha..." Yoga tertawa keras sambil memegangi perutnya.

Frisko hanya mendelik sebal.
"Ogah lah! Gue ga ngapa-ngapain Melani. Yakali gue yang tanggung jawab!" balas Frisko tidak terima.

"Udah ah. Males gue cerita sama lo lo pada. Mesti gue yang jadi korban" ujar Frisko dengan dramatis. Menerima nasibnya mungkin.

"Bodo!" ucap Ravin dan Yoga berbarengan.

"Kalian jahat" Frisko memelas sambil mengelus elus dadanya.

Mereka lalu berbicara lagi. Yang banyak ngocehnya tentu saja Frisko. Banyak topik yang dibahas seperti kucing sekolahan yang sering kepergok pacaran di lapangan, pak satpam yang kabarnya pacaran sama salah satu ibu kantin sampai tentang murid-murid cantik yang ada di SMA Kencana Bangsa. Ocehan unfaedah yang keluar dari mulutnya Frisko.

"Eh lo pada udah kenal sama murid baru di kelas kita itu?" tanya Frisko kepada kedua temannya.
"Belum kenalan secara resmi sih. Tapi tau lah. Kenapa emang?" balas Yoga.
"Gapapa sih. Gue yakin dia itu bakal jadi jodoh gue" jawab Frisko dengan percaya dirinya sambil tersenyum lebar.

Yoga segera menjitak kepala Frisko agar dia sadar diri dengan tampang.
"Dihh gabakalan mau dia sama lo! Lo nya jelek gitu. Udah gitu kelakuan abstrak lagi" ucap Yoga mengejek Frisko.
"Kayak gini lo bilang jelek? Yaampun cogan gini masya allah. Burem ya mata lo?" kata Frisko membela dirinya.
"Ganteng kalo dilihat dari Puncak Merapi!" kata Yoga sambil tertawa bahagia setelah berhasil mengejek Frisko.

Ravin hanya diam saja menyimak percakapan abstrak kedua temannya itu.

"Eh itu si murid baru kelas kita kan? Siapa namanya? Ana atau siapa? Dia ngeliatin elo Vin! Waahh lo nikung gue ya Vin" kata Frisko kepada Ravin dengan menyipitkan matanya.

Ravin lalu menolehkan kepalanya dan menemukan murid baru itu sedang menatap kearahnya. Ravin menaikkan sebelah alisnya lalu cewek itu membuang muka.

"Ogah gue sama cewek kayak gitu" ucap Ravin lalu beranjak pergi meninggalkan kedua temannya.

"Ati ati Vin! Sekarang lo bilang nya ogah. Gatau deh besok! Hahahah.." ucap Frisko dengan suara kerasnya bermaksud menggoda Ravin.

"Najis!" balas Ravin sambil berlalu.

###

Up lagi. Kangen ga nih? 1000++ word lohh ini:)

Oh iya foto di mulmed itu boneka teru teru bozu ya. Buat yang belum tau boneka nya kayak gimana, nah kayak gitu.

Jangan lupa vote, komen ya. Supaya semangat nulisnya hehe:)
Babay😉

Yog, 11/02/2019

ARAVIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang