Don't judge a book by it's cover. Mungkin itu kalimat yang cocok buat menggambarkan lo.
Adelino Ravindra Renfred❤❤❤
Malam itu hujan turun dengan derasnya. Ara sudah menggantung banyak sekali boneka teru teru bozu di jendela kamarnya yang mengarah ke balkon kecil. Ia kembali menunduk. Menutupi seluruh wajahnya dengan selimut. Ia gemetaran sambil merunduk di atas tempat tidur sambil menangis. Sungguh ia benci dengan keadaan seperti ini. Sudah 1 tahun lamanya setelah kejadian itu. Ia masih trauma dengan kejadian yang menimpanya.
Tok tok tok
"Sayang, kamu gapapa kan?" terdengar suara mama Arumi di depan kamar Ara. Ia terdengar begitu cemas dengan anak semata wayangnya itu.
Tidak ada sahutan. Ara terus menangis kecil. Tidak mau mendengar suara hujan, pun dengan suara mamanya.
"Sayang?" mama Arumi kembali memanggil Ara dengan suara lembutnya.
Mama Arumi mencoba membuka pintu kamar Ara. Tidak dikunci! Mama Arumi segera masuk dan menemukan Ara dengan keadaan yang kacau. Selalu seperti ini.
Mama Arumi duduk ditepi tempat tidur Ara. Tanpa aba-aba ia memeluk Ara dengan erat. Mencoba menenangkan anaknya.
"Shhh, mama disini sayang. Kamu jangan nangis lagi" kata Mama Arumi dengan suara lembutnya.
"A.. Ara ta..takut Ma" kata Ara sedikit terbata karena masih sesenggukan.
"Kamu tenang ya sayang" kata Mama Arumi lagi.Setelah itu hening. Hanya suara hujan dan sesekali sesenggukan Ara yang terdengar. Beberapa menit kemudian hujan mulai reda. Hanya terdengar rintik-rintik hujan di luar. Ara mulai merasa tenang.
"Kamu tidur sekarang aja ya nak. Mama temenin kamu sampek kamu tidur" kata Mama Ara sambil mengecup kening Ara.
Ara hanya mengangguk dan mulai merebahkan dirinya di atas kasurnya yang empuk. Sesekali ia menghapus air mata yang jatuh ke pipinya. Ia memejamkan matanya. Mama Arumi mengelus lembut puncak kepala Ara. Sebelum hanyut ke dalam alam mimpi, samar-samar Ara mendengar suara mamanya.
"Mama sayang kamu Ara. Semoga kamu bisa menghilangkan trauma itu dan kembali menjadi Ara yang dulu" kata Mama Arumi lalu beranjak keluar dari kamar Ara.
🌸🌸🌸
Pagi hari Ara sudah bersiap kembali ke rutinitasnya seperti biasa yaitu sekolah. Ia menaiki sepeda motor matic nya menuju ke SMA Kencana Bangsa.
Diperjalanan, tak sengaja ia melihat seorang anak kecil laki-laki kira-kira berumur 13 tahun dengan pakaian kumalnya sedang berjualan berbagai macam benda mulai dari rokok, tisu, minuman, dan lain-lain. Ara berhenti di depan anak itu lalu melepas helmnya.
"Hai, Dek. Kakak pengen beli tisunya 1 ya" kata Ara kepada anak itu.
Si Anak tersenyum gembira karena barang dagangannya laku. Ia segera mengambil tisu lalu memberikannya kepada Ara.
"Ini kak. Harganya 3000 aja" kata anak itu masih dengan semangatnya.
Ara mengeluarkan uang 10000 dari kantongnya lalu memberikan uang itu kepada anak itu.
"Ini dek uangnya. Kembaliannya buat kamu aja" kata Ara dengan bibir sedikit terangkat.
Anak itu semakin melebarkan senyumnya.
"Terimakasih kak. Kakak baik sekali. Terimakasih banyak ya kak" ucap anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAVIN [ON GOING]
Teen FictionUPDATE TIDAK PASTI KAPAN^^ Ada beberapa kata-kata kasar. Maaf✌ ❤❤❤ Gimana jadinya seorang Adelino Ravindra Renfred mengenal Arabelle Ellora Zaviera hanya gara-gara masalah konyol di depan gerbang sekolah? Apakah Ara bisa menghilangkan trauma nya yan...