Canopus

24.7K 2.4K 95
                                    

(*) Canopus (α Car / α Carinae / Alpha Carinae) adalah bintang paling terang di rasi Carina, dan merupakan bintang paling terang kedua di langit malam, setelah Sirius, dengan magnitudo tampak −0.72.

Malam yang pekat tak membuat serta merta Bintang ini bersinar. Dia tertunduk dengan air mata menggenang. Sedangkan Senja berlalu tanpa ucap.

Pikiran perempuan itu terhempas kepada masa mereka remaja. Di mana Bintang memakai seragam putih biru dan lelaki itu putih Abu. Usia mereka yang terpaut tiga tahun saja.

"Bintang."

"Hmmmmm."

"Kebahagiaan apa yang kamu mau? Nanti akan aku carikan untukmu, Aku tak senang melihatmu muram. Aku tak senang kamu sedih karena alasan apapun. Aku tak suka." Gerutu lelaki itu melihat Bintangnya menangis sesegukan di hadapannya.

"Senjaaaaaa, Aku ingin bahumu bukan omelanmu." Ujarnya.

Senja merangkul bahu gadis remaja itu. Membawa kepalanya bersandar dibahunya.

"Kenapa diciptakan air mata? Melihatnya jatuh dipipimu saja membuatku tak kuasa." Omel Senja lagi sambil mencebikkan wajahnya kesal.

Sedangkan Bintang hanya asyik dengan air matanya. Tangannya sibuk menghapus air mata yang jatuh dipipinya.

Mengingat itu Bintang menangis seorang diri.

Senja diruang tamu panti hanya terdiam memperhatikan anak-anak yang sudah mau beranjak tidur. Jingga terlihat menatapnya karena sudah menyelesaikan dongengnya.

Terlihat Bintang datang. Mengintruksikan untuk anak-anak tertib menuju tempat tidurnya.

"Kak Bintang menangis?" Tanya anak-anak nyaring sekali.

"Enggak. Kata siapa kakak nangis."

"Mata kakak merah. Pipinya juga."

Jingga menatap Bintang juga Ibu Panti. Sadar dirinya diperhatikan, Bintang langsung membawa anak-anak masuk kamarnya.

"Terimakasih sudah meluangkan waktu kesini." Ujar Ibu Panti kepada Jingga.

"Jingga senang datang kesini. Hangat sekali suasananya."

Senja pun berdiri dari duduknya. Ibu Panti menyentuh lengan lelaki itu.

"Sebentar, Bintang. Tamu kita mau pamit." Teriak Ibu Panti.

Bintang tidak berapa lama muncul dengan mata yang masih sembab seperti tadi. Mata Senja langsung menatap tajam.

"Ahh iya. Mba Jingga terimakasih sudah ke sini..Maaf merepotkan."

Jingga tersenyum tulus sekali sambil menggeleng pelan menandakan tidak masalah.

"Dan Senja. Makasih juga untukmu." Ujar Bintang berusaha terdengar biasa saja.

Mata mereka bertemu. Tertangkap jejak air mata dari mata Bintang. Senja membuang pandangan matanya dan berlalu tanpa pamit.

Langkahnya tergesa. Sampai Jingga harus berlari kecil mengikuti langkahnya. Selama dalam mobil tingkah lelaki ini aneh.

Sorot matanya begitu tajam menatap jalanan yang dia lewati.

"Senja. Apa ada masalah?"

"Aku hanya lelah." Jawabnya singkat.

"Perihal ucapanmu tadi di depan anak-anak. Benarkah itu?"

"Ya."

Jingga terlihat salah tingkah. Mengingat tadi Senja mengakui mereka sedang berpacaran.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang