(*) Vega adalah bintang paling terang di rasi Lyra, bintang paling terang ke lima di langit malam, bintang paling terang kedua di belahan langit utara setelah Arcturus, dan merupakan "bintang tetangga" Matahari pada jarak 25,3 tahun cahaya.
Langit yang bergemintang membuat Senja termangu dibalkon apartemennya, Sebulan berlalu setelah kepergian Mamanya. Enggan untuk memutar rasa yang pernah ada. Bukankah kehidupan harus terus maju ke depan? Karena memundurkan langkah bukanlah pilihan yang dianjurkan.
Dia sesekali menghela, Meraba hatinya yang sesak dikarenakan duka yang mendalam. Mama yang begitu dia cintai meninggalkannya tanpa pamit. Meninggalkan dirinya yang kesusahan bangkit.
Senja masuk ke dalam apartemennya. Kembali membuat rancangan bangunan karena inilah tugasnya.
Matanya tetap terjaga sampai Mentari malu-malu bersinar diufuk timur. Lelaki itu tidak tidur sama sekali, hanya gelas kopi terlihat dimeja kerjanya.
Dia melihat jam didinding, Bergegas Mandi, Merapikan diri lalu berangkat ke Kantor arsiteknya yang ada dinegri orang ini.
Pukul 8 pagi dia sampai dan disambut karyawannya. Baru dia duduk dikursi kerjanya, Handponenya berdering.
"Ada apa pa?"
"Papa hanya merasa sendirian, Tidak ada siapapun dirumah kali ini." Jawab Surya diseberang telpon sana.
Senja terdiam. Menyandarkan punggungnya disandaran kursi.
"Apa begitu susah tinggal bersama Papa nak?"
"Bukan begitu Pa, Senja punya pekerjaan di sini."
"Pulanglah jika pekerjaanmu di sana sudah selesai, Setidaknya jika melihatmu ada di sini. Papa akan merasa baik-baik saja." Telpon itu diputus sepihak. Senja menutup matanya serba salah.
Rasanya jika dia kembali, Dia tidak pernah bisa bernafas leluasa. Setiap apapun yang dia ingin coba hilangkan terasa kembali mencengkram hatinya kuat.
"Aku tidak menginginkanmu Senja, Menjauh dariku. Menjauhlah sejauh yang kamu bisa." Bintang remaja memekik keras. Matanya mendilak tajam.
Senja remaja terdiam, Rasa sakit menjelma nyata dihatinya kini. Ada yang diambil dari hatinya. Kenangan manis saat bersama menjadi tiada artinya.
"Kenapa?" Tanya Senja pelan sekali.
"Karena aku membencimu." Jawab Bintang tegas.
"Kenapa?" Tanya Senja lagi.
"Kamu lelaki yang tidak berguna, Aku tidak menginginkanmu sampai kapan pun. Sekarang urus dirimu sendiri."
Terasa menyakitkan ucapan Bintang saat itu. Perempuan yang begitu dia kasihi, Mendorongnya untuk pergi. Memintanya untuk jangan pernah kembali.
Senja tertawa sendiri mengingat kenangan itu. Karena dimulai dari sana, Dia akan menjadi seperti apa yang Bintang ingini.
Lelaki itu mengenyahkan pikiran akan masa lalunya cepat, Dia kembali tenggelam dengan pekerjaannya.
Saat jam makan siang, Satu ketukan Pintu membuat fokusnya terganggu. Padahal Senja meminta jangan ada yang mengganggunya untuk hari ini.
"Senja, Ini aku." Ujar suara perempuan yang akrab ditelinganya.
"Jingga, Aku kira siapa."
"Hey, Tanggapanmu begitu saja? Aku kesini datang jauh-jauh, Tapi hanya begitu saja."
Senja meninggalkan pekerjaannya. Melangkahkan kakinya menuju tempat Jingga berdiri.
"Apa aku harus memelukmu?" Tanya Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Ciencia Ficción(COMPLETED) Cover : Uswatun Hasanah Bintang bersinar begitu terang menandakan ada pekat yang menggenggam malam.