Alpha Centauri A

19.1K 2.1K 53
                                    

(*) Alpha Centauri adalah bintang paling cerah dalam rasi Centaurus. Walaupun tampak seperti satu titik dilihat dengan mata telanjang, bintang ini sebenarnya adalah sistem tiga bintang.

Alpha Centauri adalah sistem bintang terdekat dari tata surya kita, dengan jarak 4,2 sampai 4,4 tahun cahaya. Karena itu banyak cerita fiksi ilmiah membayangkan suatu hari manusia akan pergi ke sana.

Bintang tidak beranjak saat Warna kemuning bertengger digaris cakrawala. Sampai pekat menelan sempurna sang Surya. Langit berubah pekat, Terlihatlah kerlip bintang yang selalu menawan dada.

Sinar bintang itu terlihat kecil jika dibanding dengan terangnya Langit siang. Makanya ia tak terlihat. Baru saat langit berubah warna, Ia terlihat walau hanya berkedip samar.

Sesungguhnya bintang berwujud besar lebih dari semua galaxy di tata Surya karena keberadaannya yang jauh dari bumi, Dia hanya memberi tanda satu titik bahwasannya dirinya pun ada.

Bintang termangu menatap Senja yang terlelap, Selimut malam dan efek samping obat membuat matanya terus-terus terpejam. Tidak ada ringisan seperti tadi, Hanya Bintang tetap bertahan, Mengikis rasa khawatirnya sampai hilang.

"Pulanglah Bintang, Senja sudah baik-baik saja." Ujar Surya menghampiri Bintang yang terjaga dikursi kerja dikamar Senja.

Bintang hanya tersenyum.

"Tante gimana om?"

"Baik-baik saja, Pulanglah. Apa perlu om antarkan pulang?"

"Tidak usah, Sudah biasa Bintang nyetir sendiri."

Surya mengangguk. Handpone Bintang berdering. Bintang langsung mengangkatnya.

"Maaf pak, Urusan saya belum selesai."

Surya menjauh saat melihat ada senyum yang merekah diwajah gadis ini.

"Akan saya bawakan sarapan pagi buatan saya, Sebagai permintaan maaf."

Bintang terkekeh mendengar penolakan Langit yang menyiratkan mau tapi malu.

"Saya paham keinginan bapak kok, Sudah ya, Saya lagi nyetir." Ujar Bintang lagi langsung menutup telponnya.

Dia langsung bergegas keluar kamar. Menuju ruangan Mentari dahulu. Sepeninggal Bintang, Mata yang sedari tadi tertutup rapat kembali terbuka. Senja membenarkan posisi tidurnya, Lalu kembali menutup matanya.

Ke esokan paginya dikantor, Bintang menenteng sarapan pagi. Semua karyawan mempertanyakan untuk siapa sarapan itu dibuat.

Dengan senyum mereka, Bintang langsung masuk ke ruangan Langit membuat teman satu divisinya tak percaya.

"Apa hubungan mereka sudah sampai tahap terang-terangan sekarang? Kemarin masih malu-malu." Ujar salah satu karyawan.

Bulan yang tak lain sahabat Bintang pun penasaran karena Bintang belum cerita apapun padanya.

Diruangan Langit. Bintang menyimpan sarapan itu dimeja. Lelaki itu tampak terlihat biasa saja.

"Siapa yang mengajarimu memberi sogokan seperti ini?" Tanya Langit.

"Jadi mau atau enggak? Kalau enggak mau. Aku berikan Bulan saja."

"Saya terima." Jawab Langit kembali fokus kepada laptopnya.

"Baiklah, Saya pamit pak."

Bintang berlalu saat Langit kembali memanggilnya.

"Entah kenapa menunggumu tadi malam menghadirkan kekecewaan dihati, saat kamu tak bergegas pulang. Seberapa pentingkah urusanmu itu dibanding kehadiran saya kemarin?" Tanya Langit yang membuat Bintang termangu.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang