(*) Aldebaran dalah bintang paling terang dalam rasi Taurus dan salah satu bintang paling terang dalam langit malam. Aldebaran merupakan bintang yang paling mudah ditemukan di langit, dengan diameter 44.2 kali lebih besar dari diameter Matahari. Nama Aldebaran berasal dari bahasa Arab yang berarti "pengikut", karena bintang ini terlihat mengikuti Pleiades di langit. Karena lokasinya berada di kepala Taurus, bintang ini dijuluki sebagai Bull's Eye.
Langit sudah semakin pekat saat dua anak adam ini saling terdiam. Suara binatang malam mendominasi pendengaran mereka. Tangis Bintang yang sedari tadi terdengar, Kini lenyap bergantikan bungkam yang mendalam.
Senja, Menatap entah kemana. Runtunan cerita dari perempuan yang dia kasihi sungguh menohok hatinya.
"Mereka adik kakak?" Gumamnya perih dalam hati.
"Kita pulang." Ujar Senja dingin, Berlalu terlebih dahulu tanpa mengindahkan Bintang yang kesusahan berjalan karena lututnya kaku dikarenakan lukanya.
Bintang tidak merengek, dia tahu perasaan Senja sekarang bagaimana. Saat landainya bukit membuat Bintang jatuh terlentang dengan kepala menghantam tanah keras.
"Hhhh." Ringisnya kecil.
Bintang memilih mendiamkan tubuhnya terlentang dengan rumput basah yang tembus menyapa kulit tubuhnya, dingin, kiranya.
Matanya menatap Langit bergemintang. Berkerlap-kerlip begitu indah sekali.
"Pekat bagian diriku karena terang yang kumau membuatku tak mampu terlihat sama sekali." Ujarnya sendiri sampai tangan Senja menarik tangannya untuk kembali berdiri.
"Pikiranku sedang tidak baik, Cepatlah." Ujarnya.
Senja menarik kedua tangan Bintang, Sehingga Bintang kembali digendong olehnya. Senja yang selalu berhias indah kini kaku, seolah memikul beban yang teramat sangat.
Sampai dimobil dan melaju, Senja kembali bungkam memperhatikan jalan. Tidak ada lagi ucap. Sapaan hangat, Untaian kasih sayang. Lelaki ini mendadak bisu untuk mengucapkan lagi kata cinta dari bibir yang begitu hangat menurut Bintang.
Panti terlihat dari kejauhan dengan mobil Langit terparkir dihalaman, Saat terdengar suara mobil yang berhenti. Langit keluar bersama Ibu Panti juga Jingga.
Bintang menatap sekilas Senja yang tak berucap sama sekali. Dia ikut turun dengan wajah yang tak bisa diterka.
Langit langsung berhambur memapah Bintang agar bisa berjalan dengan baik.
"Aku tidak apa-apa kok, Pak."
"Dua lututmu diperban itu tidak apa-apa? Saya tidak percaya."
Bintang tersenyum kecil, Saat senyum itu ditatap serius oleh Senja yang sudah berada di sisi Jingga.
"Yaudah ayo masuk dulu, Bintang ceritakan pada ibu. Tadi mobilmu ada yang mengantar dari bengkel katanya." Ucap Bu Ningsih.
Bintang mengiyakan. Saat Senja buka suara.
"Senja, Pamit pulang." Ujarnya.
"Ouh, Baik jika itu keinginan Nak Senja. Hati-hati. Jingga sudah lama menunggu di sini tadi." Jelas Bu Ningsih.
Senja mengangguk, Berlalu tanpa menyapa Jingga yang merajuk. Jingga mengejar langkah Senja.
"Aku lelah hari ini, Besok aku jelaskan." Ujar Senja masuk ke dalam mobilnya tanpa peduli Jingga yang menatapnya dengan air mata menggenang dipelupuk matanya.
Jingga pun pamit, Melajukan mobilnya dan berlalu. Bintang melihat itu dengan diam.
"Kamu pun harus jelaskan kepada saya, Semua ini." Ujar Langit kepada Bintang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Science Fiction(COMPLETED) Cover : Uswatun Hasanah Bintang bersinar begitu terang menandakan ada pekat yang menggenggam malam.