Altair

14.5K 1.7K 42
                                    

(*) Altair adalah bintang tercerah di rasi Aquila bintang tercerah keduabelas di langit malam. Bintang ini berada pada kategori tipe A dengan magnitudo 0.76 Altair berputar sangat cepat dengan kecepatan 286 km / detik.

Langit pagi yang masih terasa teduh, Jalanan yang tak lagi gaduh karena sebagian orang sudah mulai menjalani aktifitasnya masing-masing.

Senja dan Bintang masih betah saling diam dalam langkah mereka menuju tempat mobil mereka terparkir. Tangan mereka masih saling menggenggam menyusuri trotoar jalanan.

"Lututmu tidak sakit? Saat berjalan?" Tanya Senja.

Bintang menggeleng walaupun langkahnya tertatih di sisi Senja.

"Walaupun aku melihat rasa sakitmu kamu masih menjawab tidak, Sekarang aku mengerti."

Bintang menghentikan langkahnya, melepaskan tangannya dari genggaman Senja.

"Jangan membuat semuanya jadi tambah sakit." Ujarnya kesal.

Senja termangu saat Bintang berjalan terlebih dahulu dengan susah payah. Senja menghela, dia mengejar langkah Bintang , Berjongkok di hadapan perempuan itu.

"Naiklah ke Punggungku, Jangan menolak."

Bintang pun memilih mengikuti apa yang Senja perintahkan. Senja menggendong Bintang dengan senyum kecil diwajahnya.

"Kamu bertumbuh dengan baik rupanya."

Mendengar ucapan Senja, Bintang menjitak pelan kepala belakangnya. Senja tertawa karena tahu bahwasannya Bintang malu saat ini.

"Sudah aku katakan, Aku mengetahuimu dengan baik."

"Kamu pikir aku tidak mengetahuimu dengan baik?" Tanya Bintang.

"Apa yang kamu ketahui?" Tanya Senja balik.

"Kamu yang selalu tidak berpikir panjang, Saat dahulu dengan bodohnya meninggalkan sekolah hanya untuk bekerja. Sedangkan saat itu kamu sudah kelas tiga SMA."

Senja tersenyum mengingat itu.

"Dulu, aku hanya ingin menjadi lelaki yang berguna untukmu."

"Aku tahu, Termakasih. Aku pikir kamu pun bisa menjadi lelaki yang berguna bagi mba Jingga saat ini atau pun nanti."

"Ya, Semogaa."

Pelukan hangat Bintang dilehernya sedikit mengurangi rasa sakit yang diakibatkan ucapannya.

Mereka kini sudah sampai ditempat mobil mereka terparkir. Senja menyuruhnya menunggu di dalam mobil Bintang. Dia langsung masuk ke tempat perbelanjaan untuk membeli obat buat luka Bintang.

Selagi menunggu Senja, Bintang mengangkat telponnya yang terus berdring.

"Kamu tidak ke Kantor?" Teriak Langit di seberang sana.

"Yaa."

"Apa ada masalah? Saya menelponmu dari tadi dan saat menanyakan ke panti katanya kamu sudah berangkat."

"Sedikit masalah, Sepertinya aku tidak masuk juga hari ini, Aku tahu ini tidak baik sebagai seorang karyawan tapi...."

"Untuk hal itu saya bisa mentorelirnya sebagai atasanmu, Cuma jelaskan apa masalahnya?"

"Tadi aku melihat ibuku, saat mobilku dilampu merah. Aku mengejarnya lalu jatuh terjerembab karena tidak hati-hati, dan sekarang lututku dalam keadaan tidak baik-baik saja."

Langit menghela di seberang sana.

"Sekarang kamu di mana?"

"Aku disuatu tempat mengobati luka yang aku dapati."

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang