(*) Spica adalah bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo, dan bintang terterang ke-15 yang terlihat pada malam hari. Bintang ini memiliki jarak sekitar 260 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini juga dikenal sebagai raksasa biru, dan merupakan Bintang variabel dari Tipe Beta Cephei.
Langit semakin pekat. Senja lenyap membawa segerombol awan kelabu berarak, menambah suasana malam menjadi senyap. Lampu-lampu jalanan dinyalakan. Bintang tetap diam dimobilnya tak berniat beranjak.
Terlihat mobil Surya masuk ke kediamannya. Bintang hanya ingin menunggu, Siapa tahu Senja keluar dan mengajaknya berbicara lagi.
Di dalam rumah Senja duduk diruang tengah. Termangu, Menatap tumpukan Diary Mamanya dimeja. Surya yang baru datang sesaat terperanjat melihat Diary-diary itu ada dimeja.
"Tumben sudah berada dirumah?" Tanya Surya dengan wajah yang kentara sekali terkejut.
"Senja, ingin meminta penjelasan tentang semua ini." Ujarnya tanpa basa-basi.
Surya duduk dikursi dengan helaan nafas berat.
"Berapa wajah yang Papa miliki? Sebenarnya hati Papa milik siapa? Milik Mama atau perempuan bernama Luna itu?" Pekik Senja tertahan.
Surya mengambil salah satu Diary dan mengambil photo yang terselip di sana. Photo masa muda mereka. Menatap Senja yang sedang dikuasi amarah.
"Kisah kami sangatlah rumit, Papa sangat mencintai Luna. Saat dia meninggalkan Papa terasa hati ini tidak ada lagi pada tempatnya. Papa kacau saat itu Senja, Sampai Mamamu hadir menawarkan cinta dan kesetiaan. Tanpa pikir panjang Papa mengiyakan, Membangun pernikahan lagi. Mamamu membantu Papa untuk bangun dari keterpurukan, Menjadi suami bagi Mentari dengan seutuhnya sampai Dirimu lahir saat Senja waktu itu. Papa bahagia? Tentu Senja. Rasanya duka yang Papa rasakan karena mencintai seorang wanita teramat sangat,terobati sudah."
Air mata menggenang dipelupuk matanya. Surya bercerita dengan menerawang entah kemana.
"Lalu, pada saat usiamu akan beranjak tiga tahun. Papa dipertemukan lagi dengan Luna. Rindu itu terangkat ke permukaan, Cinta itu kembali menguasai. Malam itu Papa hanya merasa bahagia Senja, Terasa utuh lagi hati Papa saat itu. Sampai Luna hamil. Dan papa, Bahagia? Ya Senja, Papa bahagia." Ujarnya dengan menangiss.
Dada Senja naik turun, Matanya panas mendengar penuturan Papanya yang begitu mencekik kewarasannya.
"Papa tidak merasa melukai Mama? Dengan melakukan semua itu? Apa itu yang disebut seorang lelaki baik yang selalu Papa ajarkan kepadaku."
"Semua itu diganjar dengan kepergian Luna beserta Bayinya, Lalu Papa meraskan Cinta Mentari menembus hati Papa saat lagi dan lagi dirinya selalu ada. Papa menyesal Senja, Tapi Papa simpan rapi karena takut menyakiti Mamamu, Tapi ternyata dia mengetahui teramat baik pengkhianatan suaminya, Hancur hati Papa saat membaca Diary Mamamu."
Senja berdiri, Menunjuk jemarinya kepada wajah Papanya.
"Papa tahu? Papa bukan hanya menyakiti Mama tapi aku, Apa yang telah kamu lakukan dimasa lalu berimbas padaku. Aku mencintai perempuan teramat sangat Pa, Bintang. Aku mencintainya. Sampai dia menangis tersedu membuka bahwasannya Ibunya adalah kekasih hatimu, Luna."
Surya terperanjat. Tangannya gemetar menjatuhkan diary dalam genggamannya. Mata Senja sudah merah menahan air mata.
"Kenyataan sungguh membuatku terluka Pa, Aku tidak ingin tahu semua ini yang menjadi penyebab aku dan Bintang tidak bisa bersama. Papa semenyakitkan itu saat ditinggal Luna. Lalu aku? Dia ada di sisiku, Tapi ternyata memiliki darah yang sama denganku. Papa tahu bagaimana perasaanku? Juga perasaan saat tahu kamu begitu brengsek dimasa lalu." Teriak Senja air matanya luruh tanpa disembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Science Fiction(COMPLETED) Cover : Uswatun Hasanah Bintang bersinar begitu terang menandakan ada pekat yang menggenggam malam.