(*) Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja.
Warna senja terlihat mengagumkan diufuk barat sana. Bintang paling cemerlang berkilauan menemani sedari awal. Indah di saat mereka bersisian dilangit menuju pekat.
Kemuning Senja menghilang. Bergantikan langit malam dengan kilau dirinya semakin bersinar. Seorang lelaki berdiri tegap di sisi perempuan yang sedang menyipitkan matanya diteropong Bintang.
"Bintang itu namanya Venus. Hai. Kamu pemberani sekali." Gumam si gadis yang membuat lelaki di sisinya tersenyum.
"Udara dibukit ini mulai dingin, masuklah ke dalam." Perintah si lelaki.
"Sebentar lagi, Ya."
Si lelaki hanya mengangguk. Dia masuk ke dalam rumah minimalis lantai dua di atas bukit itu dan keluar dengan membawa selimut.
"Terimakasih, Senja." Ujarnya.
"Ehh kok nama, panggil Suamiku, aa, mas, Kakang, Abang?" Ledeknya.
Bintang terkekeh sambil melingkarkan tangannya dipinggang lelaki yang sudah sah menjadi suaminya seminggu yang lalu.
"Geli rasanya manggil begitu."
"Kok geli?"
"Aneh saja. Sedari kecil manggil Senja. Tiba-tiba manggil mas kan aneh."
Senja hanya menyimak saja. Mengeratkan pelukan ditubuh Bintang. Kehangatan selalu memjalar dihatinya saat dekap ini saling merangkul satu sama lain.
Hati mereka pernah dipatahkan begitu kejam. Diombang-ambing ketidak pastian. Dihujam kenyataan tidak bisa dipersatukan maka saat mereka kini bisa bersama. Syukur tak lupa mereka panjatkan.
Mereka masuk ke dalam rumah itu. Di mana photo-photo pernikahan mereka terpajang. Suara binatang malam menambah romantis sepeninggalnya Senja ditelan malam.
Mereka kini berdiri. Dengan Senja sebagai Imam dan Bintang makmum di belakangnya. Melesatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha mempersatukan.
***
Pagi ini suasana bukit begitu indah dengan lampu kerlap-kerlip di bawah sana, Warna kemuning tanda sang mentari terbit kembali muncul. Bintang venus pun masih betah berlama-lama bersinar.
Dirumah minimalis hasil desain Senja sendiri. Bintang sedang membuatkan sarapan, terlihat dari kesibukan dapur.
Senja yang baru beres mandi melihat istrinya mondar-mandir cukup membuat moodnya begitu baik.
"Ya Ampun Senja, Kamu ngapain berdiri di sana dengan memakai handuk saja?" Teriak Bintang sebal.
Senja yang tersadar hanya memperlihatkan gigi putihnya.
"Kalau udah mandi. Langsung ke atas pake baju. Bukan malah ke dapur." Omel Bintang pagi-pagi.
Rasanya memang betul setiap perempuan yang sudah menikah akan bawel dengan sendirinya. Padahal dulu Bintang paling bisa menutup mulutnya untuk irit berbicara jika terlibat obrolan.
"Boleh, memelukmu dulu?" Tanya Senja.
Bintang yang sedang mengiris bawang merah. Menghela.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Science Fiction(COMPLETED) Cover : Uswatun Hasanah Bintang bersinar begitu terang menandakan ada pekat yang menggenggam malam.