Taruhan

3.9K 210 2
                                    

"Andromeda"

Merasa namanya dipanggil, Meda menengok ka arah datangnya suara dan mendapati Dimas lah sumber suara itu

Meda hanya mendengus saat melihat Dimas dan kedua temannya yang menyebalkan itu berlari mendekatinya

"Andromeda, kelas XI IPA-5 kan?" Kata Dimas yang masih terengah engah

"Cuma segitu informasi yang lo dapet?" Tanya Meda

Mereka bertiga pun kompak mengangguk

"Kita ga dapet info apa apa tentang tempat tinggal lo dan keluarga lo" kata Rama sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Payah" kata Meda singkat namun penuh penekanan

"Gini aja. Gimana kalo kita taruhan, kalo lo ngga bisa ngungkap jati diri gue yang asli dalam 2 bulan, lo harus jadi babu gue sampe gua lepasin lo" ajak Meda

"Tapi kalo gue bisa..." kata Dimas menggantung

"Lo wajib, kudu, harus jadi pacar gue" lanjutnya sambil menyeringai

Meda dan Sigit melotot mendengar kata kata Dimas tadi. Sedangkan Rama tersedak minumannya

"Lo serius, Dim?" Bisik Sigit

"Iya gue serius dengan seluruh kesadaran dan otak gue yang jernih ini" jawab Dimas

Mereka bertiga mengalihkan pandangannya ke arah Meda yang sekarang tampak sedang berfikir keras

"Oke gue terima" kata Meda sambil menampilkan senyum manisnya yang memperlihatkan gigi taringnya

Saat pulang sekolah

Dimas dan kedua temannya sudah menunggu Meda di depan gerbang tapi yang ditunggu tak kunjung datang

Rencananya adalah mereka akan mengikuti Meda pulang sampai kerumahnya dan menyelidiki keluarga Meda sekaligus mengungkap sisi lain dari Meda

"Woy ngapain lo?!" Teriak Meda dari rooftop

"Mau ngikutin gue tuh yeeee" goda Meda lalu langsung melompat kesana kemari dari satu atap ke atap lain

"Gilaaa... dia bisa parkour, anjir" kata Rama terkagum kagum

"Eh ayo ikutin" kata Dimas menepuk bahu kedua temannya

Awalnya mereka berhasil mengikuti Meda tanpa harus ikut ikutan parkour

Tapi saat sampai di persimpangan tiba tiba Meda menghilang begitu saja tanpa jejak

"Arrrrggghhh ilang kan" teriak Dimas frustasi sambil mengacak acak rambutnya sendiri

Di sisi lainnya, Meda sedang berdiri di belakang mereka, padahal jarak mereka hanya 10 Meter tapi ketiga cowo itu tidak menyadarinya karna terlalu fokus melihat ke atas genteng tempat tadi Meda melompat lompat

"Bego" gumam Meda lalu langsunh mengambil jalan lain untuk pulang

Sesampainya di gedung apartemen, Meda naik lift dari lantai satu untuk menuju ke lantai lima belas tempat ia berkumpuk dengan kakak kakaknya

Keluarga Hellios memang hanya memakai satu lantai untuk seluruh kamar dan ruang kerja Hellios sedangkan lantai lantai lain di isi para pidana yang kabur atau belum tertangkap oleh aparat untuk bersembunyi dengan membayar upeti setiap bulannya

Bisa di bilang, gedung itu penuh dengan orang orang kriminal dan semacamnya

Saat Meda sudah di dalam lift, ia merasa akan ada sesuatu. Tiba tiba lift berhenti di lantai 7

Sebelum pintu lift terbuka, Meda sudah dalam posisi siaga dengan sticknya. Saat pintu terbuka ternyata benar saja, ada seseorang yang mengarahkan senapan laras panjang ke arah lift yang di isi Meda

"Ka Bimo!!!!" Teriak Meda lalu segera memeluk orang yang memegang senjata itu

Bimo pun membalas pelukan Meda sambil mengusap usap punggung Meda dengan sayang

"Ka Bimo kapan pulang?" Tanya Meda

"Baru tadi, tapi kakak ga lama di sini, nanti kakak berangkat lagi" jawab Bimo

Bimo memang jarang sekali berada di apartemen karna ia di tugaskan untuk menjadi mata mata ayahnya dan informan ayahnya

"Terus tadi kenapa ka Bimo nodong senjata ke arah lift?" Tanya Meda

"Kakak refleks" jawab Bimo santai sambil cengengesan

Akhirnya mereka berdua naik ke lantai atas untuk bertemu dengan saudara saudara mereka yang lain dan tidak lupa bertemu Hellios

*****

Update setiap selasa & jumat. Happy reading:)

DARK SIDE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang