"Meda! Bangun!!!" Teriak seseorang dibalik pintu kamar Meda
Meda pun refleks berlari untuk membuka pintu kamarnya dan mendapati Bams berdiri disana dengan keringat bercucuran
Jam masih menunjukan pukul 03.00 dini hari. Namun sudah terjadi keributan di apartemen itu
Semua orang berkumpul di ruang tengah menunggu Meda dan Bams yang baru datang
"Kenapa?" Tanya Meda masih dengan suara serak karna baru bangun tidur
"Dimas-" kata Bimo sambil menunduk
"Dimas kenapa?" Tanya Meda lagi berusaha tenang
Cukup lama Meda menanti jawaban dari pertanyaannya. Namun semua hanya diam membisu seakan kehabisan kata
"KAK BIMO! DIMAS KENAPA?! JAWAB MEDA, KAK!" Kata Meda berteriak sambil mengguncang guncang tubuh Bimo
"Maaf, Med" kata Bimo tertunduk
Kini tetes demi tetes air mata Meda jatuh ke pipinya. Ia tahu apa yang terjadi. Kini ia telah gagal
Meda terduduk dengan perasaan tak karuan. Ia marah, sedih, menyesal, ia frustasi
"Maafin Kakak, Med. Kakak telat, sebelum Kakak dateng buat jemput Dimas, mereka udah bawa Dimas duluan" ucap Bimo lagi
"Kenapa ga dikejar?!" Kata Meda marah
"Maaf"
Meda hanya menepis tangan Bimo yang melingkar dibahunya. Meda mengusap air matanya yang sedari tadi jatuh ke pipinya dengan kasar lalu berdiri
Ia mengambil sticknya lalu menghela nafas berat untuk menyudahi isakannya itu
"Kamu mau kemana?" Tanya Bams
"Balas dendam" jawab Meda dengan nada bergetar saking marahnya
"Tunggu" kata Hellios menghentikan langkah Meda
Hanya Hellios yang mampu menghentikan Meda. Sejenak Hellios berfikir lalu berbicara lagi
"Dimas masih hidup. Kemungkinan besar sekarang dia disekap di markas musuh" kata Hellios
"Berarti Meda bakal nolong Dimas ke sana" kata Meda kemudian berbalik lagi untuk pergi
"Meda, jangan gegabah!" Kata Hellios cukup keras yang membuat Meda benar benar menghentikan langkahnya
"Mereka bikin Dimas jadi umpan biar kita dateng ke sarang mereka, terus mereka bisa ngebantai kita dengan mudah" jelas Hellios
Kini Hellios duduk di sebuah sofa yang ada di ruangan itu. Melihat Hellios terduduk, Meda dan yang lainnya pun terduduk lemah
"Kalian bilang mau nolong Meda" kata Meda dengan tatapan kosong
Nyawa Dimas terancam. Nyawa satu satunya orang yang Meda cintai kini sangat terancam
Bayangan bayangan kondisi Dimas kini terlintas di pikiran Meda. Meda membayangkan hidupnya jika Dimas pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya
"Ayah tau Bobi. Dia memanfaatkan orang yang kita sayang untuk melawan kita" kata Hellios
"Dan dia menyakiti orang yang kita sayangi untuk menyakiti kita" lanjutnya
"Brengsek! Ini namanya penghinaan!" Kata Zack emosi
"Kita atur strategi buat nolong Dimas di markas mereka" kata Hellios setelah berfikir cukup panjang
"Tapi inget! Jangan bertindak gegabah" lanjut Hellios sambil menatap Meda
Meda pun mengangguk mendengar perintah ayahnya. Kemudian Bimo memberikan sebuah hard disk kepada Ell
Ell menyambungkan benda itu ke laptop yang sudah terhubung ke sebuah proyektor yang ada di ruang itu
Ternyata isi dari hard disk yang di berikan oleh Bimo adalah denah markas kelompok kriminal Bobi
Semua terheran heran karna hal ini benar benar mustahil untuk di dapatkan. Namun Bimo bisa mendapatkannya
"Gila, dapet dari mana lo?" Tanya Riko sambil menganga tak percaya
"Gue selalu ngincer sesuatu yang mustahil" jawab Bimo santai sambil mengangkat bahunya
Kemudian Hellios mengatur startegi untuk menyelamatkan Dimas yang di sekap oleh kelompok Bobi di sebuah markas yang ternyata berada di bawah tanah
'Gue pasti dateng, Dim' batin Meda
Di sisi lain
Dimas disekap dalam sebuah ruangan yang berada di bawah tanah dengan wajah yang sudah babak belur
Dimas dipukuli, dilempar, dibanting, disiksa secara tidak manusiawi di tempat itu
"Pasti dia udah tau tentang ini. Ayo kita coba hubungi dia" kata orang berbadan kurus dengan senyum licik dan sebelah matanya yang buta
Orang itu adalah Bobi, ketua kelompok kriminal saingan Hellios
Mereka punya dendam tersendiri dengan Hellios. Dan kini saatnya mereka balas dendam
Bobi mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Video Call dan menelfon ke suatu nomor
Bobi menjambak rambut berjambul Dimas yang kini sudah berantakan, bahkan rontok karna terlalu keras di tarik
Kamera ponselnya diarahkan ke arah wajah Dimas. Tak lama kemudian telfon itu tersambung
"DIMAS" pekik Meda
Ternyata orang yang dihubungi oleh Bobi adalah Meda. Mendengar pekikan Meda, Bobi pun tertawa jahat
"Cowo lo udah babak belur. Lo harus dateng ke sini sendirian. Kalo lo dateng bawa pasukan-" kata Bobi tertahan
Bobi mengeluarkan sebilah pisau kecil lalu mengarahkannya ke pipi Dimas
"Cowo lo mati" kata Bobi
Arrrrrgggggghhhhhh
Dimas mengerang saat pipinya digores oleh sebilah pisau tajam. Kemudian sambungan Video Call itu diputus sepihak
"BRENGSEEEEEEEKKKKKKK!!!!!" Teriak Meda lalu melemparkan handphonenya ke arah tembok
"Ya ampun, Meda! Itu HP mahal harganya! Ngapa lo main lempar lempar aja kayak ga punya dosa" kata Zack refleks saat melihat Handphone Meda yang bernilai lebih dari 7juta Rupiah dilempar begitu saja
"Ehh maap, Refleks" kata Zack lagi sambil nyengir kuda saat ia baru sadar jika ia mendapatkan tatapan sinis dari saudara saudaranya
"Kita sergap mereka besok" kata Hellios singkat kemudian masuk ke ruangan khususnya
*****
Update setiap hari Selasa dan Jumat. Happy reading:)
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK SIDE [COMPLETE]
Misterio / Suspenso"Tunggu... Tolong kasih tau gue, siapa lo sebenernya" teriak Dimas "Lo ga perlu tau siapa gue sekarang" kata Andromeda sambil tersenyum tipis lalu meninggalkan Dimas di tempat itu Andromeda atau sering di panggil Meda, selalu membayang bayangi hidup...