Markas Musuh

2.2K 118 0
                                    

Sekitar jam 06.00 pagi, Jean dan Joan ditugaskan untuk menjemput orangtua Dimas dan mengevakuasi kedua orangtua Dimas ke apartemen

Hanya apartemen milik Hellios lah tempat yang aman untuk mereka saat ini

Evakuasi berjalan lancar tanpa adanya hambatan sama sekali. Setelah kedua orangtua Dimas berhasil dievakuasi, Meda langsung bergegas menuju markas musuh sendirian seperti yang diperintahkan musuh

Meda melompat dari satu atap ke atap lain dengan cepat. Ia ingin segera menghajar semua anggota kelompok Bobi di sarang mereka sendiri

Meda menuju ke markas musuh dengan perasaan marah, atau lebih tepatnya sangat marah

'Gue dateng, Dim' batin Meda

Tak lama kemudian Meda sampai di sebuah rumah besar bertingkat 3 yang berdiri kokoh di tengah tengah hutan

Meda tidak langsung menyerang markas musuh, Meda bersembunyi di balik pohon besar yang lokasinya cukup dekat dengan rumah itu terlebih dahulu

Pintu utama rumah itu dijaga oleh dua orang bertubuh gempal dengan senjata api yang canggih

'Kalo gue masuk lewat situ namanya bunuh diri' batin Meda

Meda kemudian berfikir sejenak untuk memikirkan bagaimana ia bisa masuk ke dalam rumah besar itu

Sebelumnya Bimo memberi informasi bahwa Dimas disekap di ruang bawah tanah rumah itu

Meda mencoba untuk memanjat pohon besar tempatnya bersembunyi untuk memantau keadaan dari atas

Pohon itu tingginya bukan main. Tinggi pohon itu mengalahkan tinggi rumah markas musuh yang memiliki 3 tingkat

Dari atas pohon Meda melihat ada pintu masuk lewat belakang rumah, namun pintu itu juga di jaga oleh dua orang bertubuh besar dengan senjata api

'Gue harus masuk lewat mana?' Batin Meda bertanya tanya

Meda harus segera masuk ke rumah itu sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi kepada Dimas lagi

Meda berfikir keras untuk bisa masuk kedalam rumah bertingkat itu. Sampai ia teringat kata kata Bimo

"Incar sesuatu yang mustahil" gumamnya saat teringat kata kata Bimo

Kemudian Meda turun dari pohon besar itu lalu menarik stick yang tergantung di punggungnya

Secara diam diam, Meda naik ke pohon besar yang jaraknya lebih dekat dengan rumah itu. Saat Meda di atas pohon yang lebih dekat, ia mengeluarkan bola baseball spesialnya yang tadi pagi diberikan Bams

"Woy! Nengok sini dong!" Teriak Meda dari atas pohon

Kedua orang penjaga pintu depan itu seketika menengok ke sumber suara sambil mengarahkan senapannya kearah Meda

Namun Meda lebih cepat dari mereka. Ketika kedua penjaga itu menengok, Meda langsung memukul bolanya ke arah kepala salah satu penjaga

Pukulan Meda tepat sasaran, bola yang Meda pukul dengan keras itu mendarat di mata salah satu penjaga itu sehingga membuat mata salah satu penjaga itu mengeluarkan darah segar

Penjaga yang satunya tidak tinggal diam, ia menembaki Meda dengan senapannya. Sedangkan Meda? Ia melompat kesana kemari dari satu pohon ke pohon lain sambil menepis peluru dengan sticknya

Tak lama kemudian peluru senapan penjaga itu habis. Butuh waktu bagi penjaga itu untuk mengisi peluru

Ini kesempatan bagi Meda untuk menyerang setelah ia menghindar dari serangan bertubi tubi tadi

Meda langsung melompat dari atas pohon dengan pisau tajam di tangannya. Meda menerkam penjaga itu tepat di kepalanya sampai penjaga itu terkulai lemas kemudian mati

Kemudian fokus Meda teralih ke penjaga yang satu lagi, ia melihat darah segar bercucuran keluar dari mata penjaga itu akibat pukulannya tadi

Ia mengambil bolanya yang tergeletak tak jauh dari sana, kemudian menyimpannya di dalam kantong khusus

Meda kemudian mencabut pisau yang tadi tertancap di kepala penjaga yang sudah mati tadi. Darah menyembur dari kepala penjaga itu saat pisaunya di cabut sampai mengenai jaket abu abu kesayangan Meda

Meda menusukan pisau tersebut ke perut penjaga yang matanya sudah bercucuran darah kemudian menarik pisaunya untuk merobek perut penjaga itu

Kedua penjaga itu mati seketika akibat serangan Meda. Ia berhasil melumpuhkan penjagaan pintu utama rumah besar itu

Kemudian Meda menengok ke sisi tembok yang terpasang CCTV di rumah besar itu lalu mengacungkan dua jari tengahnya ke arah kamera

Setelah Meda mengacungkan jarinya, ia memukul kamera itu dengan sticknya sehingga kamera itu rusak, bahkan sampai hancur berkeping keping

Meda kemudian hendak masuk lewat pintu besar dari kayu jati didepannya. Namun saat ia ingin mendorong pintu itu, ia baru teringat pesan Hellios agar tidak gegabah

Bisa saja ada puluhan anak buah Bobi yang menunggunya dibalik pintu dengan berbagai macam senjata untuk menghabisinya

Akhirnya Meda memilih menjauh dari pintu itu. Meda menjauh sekitar 20meter kemudian mengeluarkan sebuah bola hijau yang diberikan Riko sebelum ia berangkat

Kemudian Meda melemparkan bola berwarna hijau itu ke arah pintu rumah besar

DUUUAAAAARRRR!!!!!

Bola yang Meda lempar tadi adalah bom buatan Riko. Bom itu meledak dengan sempurna sehingga meledakan pintu itu

Asap mengepul dimana mana, Meda kemudian segera berlari untuk masuk ke rumah besar itu

Ternyata benar firasatnya, ada sekitar belasan orang menunggunya di balik pintu. Belasan orang itu mati terkena ledakan dari bom yang Meda lempar tadi

Satu persatu mayat musuh Meda lewati. Meda mengambil beberapa senapan yang mungkin berguna nantinya

Saat ia berjalan melewati sebuah mayat, tiba tiba kaki kirinya dicengkram oleh mayat itu

Ternyata orang itu adalah satu satunya yang belum mati akibat ledakan tadi

Karna kaget, Meda langsung menembaki orang yang mencengkram kakinya tadi sampai mati

Meda juga tidak lupa menghancurkan seluruh CCTV yang ada di ruangan yang sangat luas itu

Kemudian Meda berfikir sejenak untuk mengingat denah rumah besar itu, ia mengingat ingat lokasi dimana Dimas disekap

Saat Meda sedang mengingat ingat letak ruang bawah tanah dimana Dimas disekap dan pintu masuk ke ruang bawah tanah rumah itu

Tiba tiba seorang laki laki bertubuh besar sambil membawa pisau besar berbentuk sabit datang

Meda langsung bersembunyi di balik meja yang ada di ruangan itu untuk mengulur waktu

Orang itu mencari cari Meda ke seluruh ruangan. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuh Meda

'Gue harus bisa, gue ga boleh kalah, gue ga boleh mati di sini, gue harus nolong Dimas' batin Meda kemudian menghembuskan nafas berat untuk menenangkan dirinya

Kemudian Meda berdiri untuk menunjukan posisinya. Orang yang membawa pisau itu menyeringai licik

Melihat lawannya menyeringai, Meda pun memasang wajah beringasnya. Saat Meda mengeluarkan wajah beringasnya, lawannya pun bergetar karna merasakan suatu aura aneh yang keluar dari dalam tubuh Meda

*****

Update setiap hari Selasa dan Jumat. Happy reading:)

DARK SIDE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang