Kapten Futsal

2.5K 128 2
                                    

Keesokan harinya, Meda, Dimas, Sigit, dan Rama sedang mengobrol di kantin sambil bercanda ria

Lalu tiba tiba datang seorang siswa dengan tubuh proposional, dan senyum ramahnya menghampiri Meda

Siswa itu adalah kapten Futsal di SMA Karya Bangsa. Namanya adalah Bayu, semua siswi pasti tau Bayu karna Bayu adalah siswa idaman juga setelah Dimas

"Andromeda ya?" Tanya Bayu dengan senyumnya yang ramah

'Anjir adem banget senyumnya' batin Meda

"Hei" panggil Bayu lagi sambil melambai lambaikan tangannya

"Eh iya, kenapa?" Tanya Meda tersadar dari lamunannya

"Gue boleh ngomong bentar?" Tanya Bayu

Kemudian Meda bergeser lalu menepuk nepuk sisa tempat duduk menyuruh Bayu duduk di tempat itu

"Hmm... berdua" lanjut Bayu setelah melihat tatapan Dimas dkk

"Ohh... ngomong dong dari tadi" kata Meda sambil terkekeh

Kemudian Meda mengikuti Bayu berjalan menjauh dari tempat itu. Mereka pun berhenti di depan lapangan futsal

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Meda

"Bisa bantu gue ga?"

"Bantu apa?" Tanya Meda lagi

"Gue butuh lo di dalem hidup gue"

"Bay, pleasee deh, gue ga ngerti"

"Gue suka sama lo. Udah lama, sejak gue pertama liat lo senyum ke gue" ungkap Bayu

"Bay, maaf ya. Gue ga punya rasa yang sama kaya rasa lo ke gue" kata Meda menolak secara lembut

'Gila gila gua di tembak sama cogan sekolah. aduh aduh' kata Meda dalam hati

Sebenarnya ia panik, karna baru kali ini ia ditembak seseorang. Dimas memang menyukainya dan mencintainya tapi Dimas tidak pernah memberi kepastian untuk hubungan mereka

Jujur saja Meda agak tertarik dengan Bayu, tapi mungkin Meda hanya kagum terhadap Bayu karna sifat dan sikapnya yang ramah dan sangat menenangkan

"Tapi kalo gue bisa bikin lo punya rasa sama gue gimana?" Tanya Bayu membuyarkan lamunan Meda

"Coba aja kalo bisa" jawab Meda sambil terkekeh

"Hmm... Bay, gue harus balik lagi ke kantin, takut pada nyariin" lanjut Meda

"Yaudah, tunggu aksi gue ya" kata Bayu sambil terkekeh juga

Kemudian Meda meninggalkan Bayu di sana sendirian. Ketika Meda sudah menjauh, Bayu bergumam sendiri

"Padahal udah ada yang pasti, tapi kenapa dia masih nunggu yang ga pasti" gumam Bayu heran

Kemudian Meda kembali bergabung dengan Dimas dkk di meja yang tadi mereka tempati

"Ngapain si Bayu?" Tanya Dimas namun Meda hanya melamum saja

"Med!" Panggil Dimas yang membuat Meda kaget

"Ohh ga ngapa ngapain kok, dia cuma nembak gue tadi" kata Mda keceplosan lalu menepuk nepuk jidatnya

"Oh" jawab Dimas santai, sedangkan Sigit dan Rama kaget setengah mati

"Lo ga cemburu, Dim?" Tanya Rama heran

"Ngga lah, gue cuma cemburu sama cowo yang lebih ganteng dari pada gue. Kalo si Bayu kan kalah ganteng dari gue, ngapain gue cemburu" kata Dimas sambil membanggakan ketampanannya

'Untung ganteng, untung ganteng, untung ganteng, untung ganteng' batin Meda untuk menahan kekesalannya ketika mendengar kata kata Dimas yang menyebalkan

"Harusnya tuh lo cemburu sama orang yang lebih perhatian ke Meda daripada lebih ganteng daripada lo" kata Sigit

"Kalo cewe kaya Meda mah bisa ketemu sama cowo yang lebih ganteng lagi daripada lo"

"Tapi kalo lo bener bener perhatian sama Meda, ga mungkin dia dapet cowo yang lebih perhatian daripada lo" lanjut Sigit

Meda, Dimas, dan Rama hanya diam mendengar kata kata bijak dari Sigit

Diantara mereka semua, Sigit lah yang pikirannya paling dewasa. Sigit selalu menjadi penengah dan pemecah masalah

"Gue bukannya apa apa, Dim. Lo temen gue, gue ga mau lo sakit hati" kata Sigit

"Lo juga, Med. Lo udah gue anggep adek gue sendiri, gue ga mau kalian berdua berantem" lanjutnya

"Baik pa ustad" celetuk Rama

"Jangan ngerusak suasana kampret" kata Sigit melemparkan es batu ke kepala Rama

Sejak kejadian saat istiraha tadi, Dimas jadi memikirkan kata kata Sigit yang menurutnya memang benar

'Apa gue emang kurang perhatian sama Meda ya?' Batin Dimas yang sedang melamun di dalam kelas

Sedangkan Meda, ia jadi terus menerus memikirkan Bayu yang tadi ia tolak

Di fikiran Meda saat ini hanya ada Bayu dan Dimas. Ia tidak bisa fokus ke pelajaran di kelas

'Apa ini yang namanya dilema?' Tanya Meda dalam hati

Karna merasa percuma saja ia di dalam kelas namun taidak bisa fokus pada pelajaran, akhirnya Meda memutuskan untuk izin ke kamar mandi

"Bu, saya mau izin ke kamar mandi" kata Meda kepada Bu Nita, guru Bahasa Indonesianya

Setelah gurunya mengizinkannya, ia pun keluar kelas namun alih alih ke kamar mandi, ia malah berbelok ke tangga yang menuju rooftop

Sebelum ia menaiki tangga, ia sempat melewati kelas XI IPA-2, kelas dari Bayu

Ia sejenak menengok ke arah kelas Bayu dan mendapati Bayu juga sedang melihat ke arahnya yang otomatis membuat kedua mata mereka bertemu

Setelah sejenak bertemu tatap, Bayu kembali mengeluarkan senyum ramahnya, senyum yang membuat hati Meda terasa damai

Hampir sama seperti senyum ayahnya, namun tidak setenang senyum ayahnya. Ayahnya tetap yang terbaik pikirnya

Ketika Bayu tersenyum ke arahnya, tanpa disadari pipi Meda memanas dan merona

Karna malu, Meda memilih untuk cepat cepat berlari ke rooftop

'Gue kenapa sih?' Batin Meda sambil tersenyum senyum sendiri mengingat kejadian tadi

*****

Update setiap Hari Selasa dan Jumat. Happy reading:)

DARK SIDE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang